Jumat, 30 Juli 2010

Teror Elpiji Belum Berakhir


Liputan6.com, Sumedang: Korban ledakan elpiji terus berjatuhan. Kali ini terjadi di sebuah warung di Sumedang, Jawa Barat. Peristiwa mengenaskan yang terjadi Kamis (29/7) malam ini memang tidak menimbulkan korban jiwa. Namun warung yang merupakan usaha satu-satunya milik Uun dan Enung ini ludes.

Ketika teror ledakan gas makin menghantui, masyarakat miskin pengguna elpiji tiga kilogram kembali ke kayu bakar. Seperti yang dilakukan beberarapa warga di Cilegon, Banten.(IAN)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Teror Elpiji Belum Berakhir

Pipa Meledak, 12 Orang Tewas

BEIJING - Rangkaian bencana di Tiongkok belum mandek. Sebuah ledakan hebat dari pipa kimia mengguncang kawasan sebelah timur Tiongkok kemarin pagi (28/7). Tidak kurang dari 12 orang tewas dan lebih dari 300 lainnya terluka dalam ledakan yang membuat Kota Nanjing, ibu kota Provinsi Jiangsu, tersebut berselimut asap hitam.

Menurut kantor berita Tiongkok Xinhua, ledakan hebat itu terjadi sekitar pukul 10.00 waktu setempat atau sekitar pukul 09.00 WIB. ''Akibat ledakan pipa kimia itu, kawasan di sekitar rusak parah,'' terang salah seorang petugas yang diwawancarai Xinhua seperti dilansir Agence France-Presse. Sampai beberapa jam setelah ledakan terjadi, Nanjing masih tertutup asap tebal.

Banyaknya korban yang terluka membuat bank darah di Jiangsu kewalahan. Sebagian besar rumah sakit di provinsi tersebut juga mulai kehabisan stok darah. ''Sejumlah besar warga terluka dan harus dirawat di rumah sakit. Kami membutuhkan banyak darah,'' tulis bank darah Jiangsu dalam situs resminya. Menanggapi seruan itu, warga di sekitar lokasi ledakan pun berbondong-bondong mendonorkan darah.

Stasiun televisi nasional melaporkan, ledakan hebat tersebut merenggut nyawa 12 orang. Sebelumnya, Xinhua menyebut jumlah korban tewas enam orang. Namun, bersamaan dengan itu, media Tiongkok lainnya melaporkan, enam korban selain yang disebut Xinhua sudah disemayamkan di kamar mayat. Jumlah korban tewas masih mungkin bertambah. Sebab, evakuasi terus berlangsung.

Berdasar investigasi awal oleh kepolisian provinsi, diketahui bahwa pipa kimia yang meledak itu milik sebuah pabrik plastik. Saat ledakan terjadi, pabrik plastik yang sudah tidak beroperasi tersebut sedang dibongkar. Diduga kuat, masih ada sisa ethyl (etil) dalam saluran yang memang biasa digunakan untuk mengalirkan zat kimia tersebut. Ledakan lantas dipicu mesin sepeda motor yang kebetulan dinyalakan di dekat pipa. (hep/c5/dos)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Pipa Meledak, 12 Orang Tewas

Korban Tewas Banjir Pakistan Bertambah Jadi 267


Liputan6.com, Peshawar: Tim penyelamat dan pemerintah Pakistan mengatakan, banjir yang menimpa barat laut Pakistan selama tiga hari terakhir telah merenggut sedikitnya 267 nyawa [baca: Banjir Tewaskan 80 Warga Pakistan]. Sementara, masih banyak orang lainnya yang hilang hingga hari ini.

Mujahid Khan dari Yayasan Edhi--sebuah layanan darurat milik swasta--mengatakan, setidaknya 245 orang tewas di sepanjang barat laut Pakistan, yang merupakan wilayah dengan korban terbanyak. Sedangkan, Sardar Attique Khan Perdana Menteri Pakistan di Kashmir mengatakan, banjir di wilayahnya menyebabkan 22 orang tewas.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, negara bagian Pakistan lainnya juga dilanda air bah itu. Cuaca buruk, juga menjadi salah satu faktor kecelakaan pesawat yang menewaskan 152 orang di Islamabad pada Rabu silam [baca: Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Pakistan 152 Orang].(AP/AYB)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Korban Tewas Banjir Pakistan Bertambah Jadi 267

Banjir Tewaskan 80 Warga Pakistan


Liputan6.com, Charsadda: Hujan lebat yang memicu banjir dan longsor di barat laut Pakistan, mengakibatkan jumlah korban tewas bertambah menjadi 80 orang [baca: Banjir Tewaskan Puluhan Warga Pakistan]. Demikian dilaporkan pemerintah setempat.

Pasukan militer dan tim penyelamat hingga kini masih terus berusaha menyelamatkan ribuan orang yang terjebak di rumah mereka. Namun karena cuaca buruk, upaya penyelamatan terhambat dan helikopter pun tidak dapat menembus masuk.

Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat, seperti yang diperingatkan pejabat Pakistan bahwa hujan lebat akan terus mengguyur wilayah barat laut Pakistan. Curah hujan sebanyak 250-300 milimeter mengguyur berbagai wilayah di barat laut Pakistan selama 36 jam. Ini merupakan curah hujan terbesar sepanjang 35 tahun terakhir.(NHK/AYB)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Banjir Tewaskan 80 Warga Pakistan

KM Wetar Dilalap Api Saat Berlabuh di Pelabuhan Gudang Arang Ambon


AMBON - Kapal Motor (KM) Wetar dilalap api saat berlabuh di Pelabuhan Gudang Arang, Kelurahan Benteng, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, kemarin (29/7). Api besar dan asap hitam tebal yang menyelimuti badan kapal membuat warga Gudang Arang berhamburan ke luar.

Menurut warga yang bermukim di dekat Pelabuhan Gudang Arang, kebakaran mulai terlihat sekitar pukul 11.00 WIT. Saat itu, kapal perintis milik Pemprov Maluku yang melayari rute Ambon-Suamlaki, Tepa-Selwaru, dan Kisar-Wetar tersebut sedang bersandar di jembatan.

''Kami berhamburan ke luar saat mendengar seseorang berteriak ada kapal terbakar. Kami lihat api besar melalap KM Wetar. Kami sempat khawatir juga. Sebab, kapal itu terbakar saat sandar di jembatan. Untung, KM Banda Naira cepat mendorongnya ke tengah laut,'' tutur seorang warga.

Sebagian warga langsung menghubungi petugas pemadam kebakaran Pemkot Ambon. Dua mobil pasukan pemadam kebakaran memang tiba di lokasi tak lama kemudian. Namun, mereka tidak bisa berbuat banyak.

Sebab, kapal perintis itu berada di tengah laut. Petugas pemadam kebakaran hanya bersiaga untuk mengantisipasi bila kapal tersebut terbawa arus ke pelabuhan atau rumah penduduk di sekitar Pantai Gudang Arang.

Tak lama kemudian, datang kapal pemadam milik Badan SAR Nasional (Basarnas), kapal milik Kesatuan Pengamanan Laut dan Perairan (KPLP), perahu karet milik Amerika Serikat, serta kapal tongkang milik administrator pelabuhan (adpel). Kapal-kapal pemadam itu langsung mengepung KM Wetar dari berbagai arah dan menyemprotkan air.

Api akhirnya padam setelah petugas kapal pemadam bekerja keras sekitar tiga jam. Saat itu juga KM Wetar didorong kapal tongkang milik adpel ke jembatan Gudang Arang.

Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP Didik Agung Widjanarko menyatakan, penyebab kebakaran belum diketahui pasti. Diduga, api berasal dari dek II kapal perintis tersebut. ''Kita tunggu saja hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) besok (30/7),'' ujarnya.
Rata Penuh
Saat ini, lanjut dia, seluruh awak dan kapten kapal dimintai keterangan di Polsek Kawasan Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. ''Mereka dimintai keterangan sebagai saksi,'' ujarnya.

Dua Hangus di Batam

Sementara itu, di Batam, dua kapal yang sedang berlabuh di perairan Kolong, Kecamatan Karimun, juga dilalap api pukul 10.30 kemarin (29/7). Dua kapal itu adalah tugboat TB Venture 22 dan Kapal Motor Feni 22. Saat itu, KM Feni 22 sedang membongkar muatan minyak untuk disalurkan ke PT Karimun Sukses.

Belum diketahui pasti penyebab kebakaran tersebut. Diduga, api berasal dari TB Venture 22, lalu meluas ke KM Feni 22. Kerugian karena kebakaran tersebut ditaksir mencapai miliaran rupiah.

''Begitu mendengar laporan, saya langsung ke Pos Polair untuk mengupayakan pemadaman,'' ujar Kasatpolair Polres Karimun AKP Gompar Hasibuan.

Menurut Amir, salah seorang saksi, tidak terdengar suara ledakan dari kapal yang membawa minyak, kecuali saat kapal itu ditarik ke tengah laut untuk mencegah api merembet ke permukiman warga. ''Saya lihat ada awak kapal yang terbakar. Dia langsung terjun ke laut dan berenang menyelamatkan diri. Tampaknya, dia tidak sampai terluka parah,'' ungkapnya.

Pemilik KM Feni 22 Wiyono saat dikonfirmasi mengungkapkan, saat itu kapalnya sedang membongkar muatan solar yang akan distribusikan ke gudang miliknya di PT Karimun Sukses. ''Api mungkin memang berasal dari kapal tugboat yang sandar di samping KM Feni 22. Sebab, di kapal kami tidak ada kompor atau dapur,'' tegasnya. (m1/san/jpnn/c5/soe)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - KM Wetar Dilalap Api Saat Berlabuh di Pelabuhan Gudang Arang Ambon

Ratusan Rumah Adat Terancam Longsor

Liputan6.com, Bulukumba: Sedikitnya 300 rumah di Dusun Pangi dan Dusun Bongki, Desa Tanatoa Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan terancam ambruk akibat longsor. Pantauan SCTV, Kamis (29/7), tanah di sekitar rumah adat tradisional Kajang itu sudah retak dengan kedalaman empat meter. Rumah-rumah warga yang saat ini terancam longsor adalah salah satu warisan budaya yang patut di pertahankan di Indonesia.

Kondisi wilyah di dua dusun tersebut memang sudah sangat memprihatinkan. Pepohonan dan bebatuan yang berada di atas bukit juga banyak yang tumbang dan menimpa rumah. Penyebab retaknya tanah di pemukiman warga adat Kajang ini adalah akibat curah hujan yang tinggi dalam sebulan terakhir ini.

Sekitar 100 kepala keluarga kini telah meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke kediaman sanak keluarganya. Warga berharap pemerintah setempat segera turun meninjau lokasi dan memberikan bantuan kepada masyarakat.(IAN)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Ratusan Rumah Adat Terancam Longsor

Kamis, 29 Juli 2010

Pesawat Airblue Pakistan Jatuh di Hutan, 152 Tewas

ISLAMABAD - Sebuah pesawat milik Airblue, maskapai penerbangan swasta Pakistan, jatuh saat hujan lebat dan cuaca buruk kemarin (28/7). Sebanyak 146 penumpang dan enam awak pesawat tewas dalam musibah tersebut. Insiden itu merupakan kecelakaan penerbangan terburuk di Pakistan.

Bola api cukup besar dan asap tebal muncul di udara setelah pesawat jatuh di kawasan hutan lebat tidak jauh dari Islamabad. Hal itu terlihat hingga beberapa distrik dari lokasi.

''Saya melihat bola api dan asap yang amat besar saat kecelakaan itu. Lalu, potongan besar pesawat jatuh menghantam bukit dan berceceran di hutan,'' ungkap Haji Taj Gul, polisi yang menjadi saksi tragedi tersebut.

''Saat itu, pesawat terbang sangat rendah. Lantas, kami tiba-tiba mendengar suara yang sangat keras,'' ujar Wajih-ur Rehman, warga permukiman eksklusif di perbukitan Margalla, tempat tinggal para ekspatriat dan kalangan elite Pakistan di luar Kota Islamabad.

Petugas penyelamat menemukan banyak potongan mayat dan puing-puing pesawat di lokasi yang berada di perbukitan. Stasiun televisi menayangkan gambar puing-puing pesawat berceceran di hutan. Sebagian puing dari logam tersangkut di pepohonan. Api dan asap tebal terlihat mengepul di antara reruntuhan tersebut saat helikopter petugas penyelamat melintas.

Petugas agak sulit menggali reruntuhan karena kobaran api dan asap tebal. Meski api akhirnya bisa dipadamkan, evakuasi tidak bisa berjalan lancar karena medan yang sulit di tengah hutan lebat dan perbukitan. Tentara Pakistan telah dikerahkan untuk membantu pencarian dan evakuasi korban.

''Saya hanya menemukan potongan mayat,'' kata Dawar Adnan, petugas penyelamat dari Bulan Sabit Merah Pakistan. ''Kondisi di lokasi kecelakaan amat mengerikan. Kami sudah meneliti hampir seluruh lokasi, tapi tidak menemukan korban selamat,'' lanjutnya.

Petugas penyelamat lain, Arshad Javed, bertutur senada. ''Yang kami lihat hanya potongan tangan, kaki, dan bagian tubuh lain. Saya mengumpulkan dua kepala, dua kaki, dan dua tangan, lalu memasukkannya ke dalam sebuah kantong mayat,'' ungkapnya. ''Kami juga berteriak untuk mencari korban selamat. Tapi, tidak ada suara balasan,'' tuturnya.

Polisi mengungkapkan, reruntuhan pesawat tercecer di tiga arah. ''Selain mayat, kami menemukan peralatan yang diduga sebagai black box (kotak hitam berisi rekaman penerbangan, Red). Saat ini, sejumlah pakar sedang memeriksa,'' ucap Bani Amin, kepala kepolisian Islamabad.

Petugas penyelamat sedikitnya telah mengevakuasi potongan tubuh 90 orang. Evakuasi dan pencarian korban akhirnya dihentikan kemarin sore karena hujan lebat tak kunjung reda. Apalagi, lokasi kecelakaan hanya bisa dicapai dengan helikopter.

Sejauh ini, belum diketahui penyebab kecelakaan. Raheel Ahmed, juru bicara Airblue, menduga cuaca buruk menjadi pemicu kecelakaan itu. ''Tidak ada kerusakan teknis sebelum dan ketika pesawat lepas landas,'' tuturnya.

Pesawat dengan nomor penerbangan ED 202 tersebut meninggalkan Bandara Karachi, selatan Pakistan, pukul 07.45 waktu setempat (pukul 09.45 WIB), dengan tujuan Islamabad. Penerbangan diperkirakan memakan waktu sekitar dua jam.

Musibah terjadi saat pesawat jenis Airbus 321 itu mendekati dan hendak mendarat di Bandara Internasional Benazir Bhutto, Islamabad. Pesawat kehilangan kontak dengan menara kontrol bandara pukul 09.43 waktu setempat (pukul 11.43 WIB).

''Pilot sudah diberi instruksi dan petunjuk supaya mendarat di runway (landasan) I atau II,'' jelas Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik. ''Sebelum mendarat, pesawat terbang di ketinggian 2.600 kaki (sekitar 792 meter). Tanpa ada penjelasan, pesawat tiba-tiba bergerak di ketinggian 3.000 kaki. Mungkin pandangan pilot ke landasan terhalang,'' lanjutnya.

Pakistan mengabaikan kemungkinan kecelakaan itu karena aksi terorisme. Pemerintah memberlakukan hari libur dan berkabung nasional kemarin. Airbus juga mengirimkan tim untuk membantu penyelidikan kecelakaan tersebut.

Dalam manifes penerbangan, penumpang pesawat itu termasuk tujuh anak dan dua bayi. Dua warga negara Amerika Serikat (AS) termasuk korban tewas. Airblue memastikan bahwa warga Pakistan mengisi sebagian besar penumpang pesawat.

Airblue merupakan salah satu maskapai penerbangan terpopuler di Pakistan. Perusahaan swasta tersebut beroperasi sejak 2004 dengan menggunakan pesawat baru Airbus A320 dan A321 untuk rute domestik serta internasional. Rute internasional yang diterbangi adalah Dubai, Sharjah, Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), Muscat (Oman), dan Manchester (Inggris).

Sebelumnya, maskapai itu hanya mengalami sekali kecelakaan pada bagian ekor pesawat di Bandara Quetta pada 2008. Tidak ada korban jiwa saat itu.

Kali terakhir kecelakaan pesawat di Pakistan terjadi pada Juli 2006. Ketika itu, sebuah pesawat Fokker F-27 milik Pakistan International Airlines (PIA) jatuh di ladang gandum di pinggiran Kota Multan, Pakistan bagian tengah. Sebanyak 45 orang tewas.

Sebelumnya, kecelakaan terburuk pesawat terbang Pakistan terjadi pada 1979 dan 1992. Sebuah pesawat jet milik PIA jatuh di Jeddah, Arab Saudi, pada 1979 dan menewaskan 156 penumpang dan awaknya. Sedangkan kecelakaan pada 1992 terjadi Kathmandu, Nepal, dan menewaskan 167 orang. (AFP/Rtr/AP/c5/dwi)


------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Pesawat Airblue Pakistan Jatuh di Hutan, 152 Tewas

Banjir Hanyutkan 1.000 Barel Bahan Kimia


BEIJING, KOMPAS.com - Banjir di China timur laut telah menghanyutkan lebih dari 1.000 barel bahan kimia yang bisa meledak ke dalam satu sungai besar.

Peristiwa itu terjadi di sepanjang Sungai Songhua, yang airnya meluap, di Kota Jili, Provinsi Jilin, Rabu (28/7) pagi, demikian laporan kantor berita resmi China, Xinhua. Penduduk yang dihubungi melalui telepon mengatakan, pasokan air bersih telah terputus untuk sementara di beberapa bagian kota tersebut, tapi akan kembali normal.

Semua drum itu berasal dari satu pabrik kimia berisi 160.000 kilogram cairan kimia yang bisa meledak, kata beberapa pejabat setempat. "Para pekerja darurat telah berusaha menemukan drum tersebut dan dinas perlindungan pemerintah lokal memantau secara seksama kualitas air di sungai itu," demikian antara lain isi laporan Xinhua.

China seringkali menghadapi tumpahan bahan kimia di sungainya yang mengakibatkan dihentikannya pasokan air bersih. Peristiwa paling serius terjadi tahun 2005, ketika ledakan di satu pabrik industri mengalirkan bahan kimia beracun ke dalam Sungai Songhua agak lebih ke hulu, di Harbin. Peristiwa tersebut memaksa dihentikannya pasokan air bersih buat hampir 4 juta warga.

Menurut laporan Xinhua, hujan lebat sepanjang tahun ini di seluruh daerah luas China tengah dan selatan telah menewaskan 928 orang dan membuat 477 orang lagi hilang, dan menimbulkan kerugian sebesar 176,5 miliar yuan (26,04 miliar dolar AS). Sebanyak 875.000 rumah telah ambruk, 9,61 juta orang diungsikan dan 8,76 juta hektare tanaman rusak, katanya. China timurlaut juga telah diguyur hujan lebat selama beberapa hari belakangan.


------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - Banjir Hanyutkan 1.000 Barel Bahan Kimia

Macet di Jakarta Seharusnya Dipikirkan Sejak 30 Tahun Lalu


Jakarta - Kemacetan lalu lintas di Ibukota bukan hal baru. Kemacetan lantas sering kali dimahfumkan. Ketika kemacetan sudah semakin menggila dan semakin disadari banyak kerugian yang ditimbulkan, barulah lebih sering dibahas pembuat kebijakan.

"Seharusnya seperti Nabi Nuh, siap-siap perahu sebelum banjir. Sekarang ini kita sedang membuat perahu di tengah banjir," ujar koordinator Railway & Transportation Resource Center LAPI -ITB Harun Al Rasyid dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (29/7/2010).

Menurut Harun, masalah transportasi seharusnya sudah dibahas sejak 30 tahun lalu. Ketika suatu wilayah direncanakan untuk berkembang, maka sudah harus dipikirkan pula sejak awal adanya kemungkinan kemacetan yang luar biasa.

Disampaikan dia, masalah pertransportasian di Indonesia sangatlah kompleks. Sebab banyak sekali armada maupun prasarana yang sudah usang. "Kalau boleh saya katakan, semua dalam critical," imbuhnya.

Menurut Harun, banyak kegiatan terkait pembenahan transportasi seperti infrastruktur dan layanannya yang mandek. Banyak bangunan akhirnya tidak selesai-selesai dibangun. "Tiang-tiang monorel jadi ditumbuhi jamur," keluhnya.

Terkait wacana kebijakan Electronic Road Pricing (ERP) atau sistem jalan berbayar untuk mengurai kemacetan, menurut Harun, hal itu adalah permainan madu dan racun. ERP adalah racun karena menjadi sesuatu yang tidak enak yang harus diberikan. Namun sebagai imbalannya, harus diberikan pula madu kepada masyarakat.

"Madu ini adalah armada dan infrastruktur yang memadai. Jadi jangan hanya komitmen tanpa diikuti realisasi," kata Harun. (nrl/nrl)
------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Macet di Jakarta Seharusnya Dipikirkan Sejak 30 Tahun Lalu

Selasa, 27 Juli 2010

Cuaca Buruk, Ratusan Tewas Selama Juni 2010


Liputan6.com, Jakarta: Cuaca buruk menghantui Indonesia dan beberapa negara lain selama beberapa bulan terakhir. Ini terjadi akibat penyimpangan musim kemarau yang terjadi baru-baru ini.

Berdasarkan catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, penyimpangan musim kemarau membuat hujan lebat terjadi di sejumlah negara selama Juni 2010. Tak hanya mendatangkan hujan, cuaca buruk juga menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Di Prancis bagian selatan misalnya. Di sana, selama Juni ada 15 orang yang tewas dan 12 hilang akibat cuaca buruk. Dua hari kemudian, 46 orang tewas dan 600 rumah terendam di Mumbai, India.

Masih di tanggal 17 Juni, 25 tewas di Yangoon, Myanmar. Sedangkan di Victoria, Australia, sedikitnya 100 rumah rusak akibat cuaca buruk. Bahkan, Singapura yang tak pernah mengalami banjir, juga terendam akibat dampak dari cuaca yang tak menentu [baca: Dampak Badai, Singapura Banjir]

Paling banyak tewas di Bangladesh bagian selatan pada 17 Juni. Di sana, sedikitnya ada 17 orang yang meninggal dunia. Di saat yang sama, 28 kota di Cina terendam banjir dengan kerugian yang tidak sedikit [baca: Banjir dan Longsor Masih Ancam Cina]

Sementara di Indonesia, potensi hujan diprediksi dengan intensitas sedang sampai lebat masih akan terjadi hingga pertengahan Juli 2010. Soalnya, kecenderungan musim kemarau 2010 lebih pendek dibanding normalnya. Untuk itu, masyarakat diimbau berhati-hati dalam menyikapi perubahan cuaca tersebut.(ULF)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Cuaca Buruk, Ratusan Tewas Selama Juni 2010

Terhempas Gelombang, Tongkang Batu Bara Terdampar

Liputan6.com, Pandeglang: Cuaca buruk dan gelombang laut yang besar di perairan Labuan, Banten, Selasa (27/7) telah menghantam tiga tongkang yang memuat ribuan ton batubara hingga terdampar.

Evakuasi kapal dengan mengerahkan dua kapal tugboat gagal dilakukan karena gelombang laut yang masih tinggi. Proses evakuasi ketiga tongkang maupun pasokan batubara asal Kalimantan pun untuk sementara dihentikan karena cuaca buruk.

Cuaca buruk yang melanda pesisir Pandeglang sejak Selasa malam lalu juga membuat ratusan nelayan di perairan Labuan tidak berani melaut. Sejumlah nelayan yang nekat melaut di tengah cuaca buruk, akhirnya kembali pulang tanpa hasil tangkapan ikan. Sejumlah nelayan bahkan sempat kesulitan ketika akan memasuki bagian muara dan pesisir pantai untuk berlindung dari hempasan gelombang.(AYB)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Terhempas Gelombang, Tongkang Batu Bara Terdampar

Garuda Terhadang Cuaca Buruk


MAKASSAR, KOMPAS.com — Humas PT Garuda Indonesia, Pujobroto, mengatakan, pesawat GA 655 yang semestinya berangkat pukul 12.00 Wita, Selasa (27/7/2010), dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, menuju Jakarta terhadang cuaca buruk di Timika, Papua.

Saat tiba di Bandara Sultan Hasanuddin pada pukul 14.00 Wita, starter engine pesawat terganggu sehingga gagal berangkat menuju Jakarta. Sementara itu, penerbangan lainnya, yakni GA 605, yang sedianya berangkat ke Jakarta pukul 15.00 Wita, mengalami gangguan pada sistem hidrolik.

Menurut Pujobroto, untuk mengatasi hal itu, 40 penumpang telah diberangkatkan ke Jakarta dengan pesawat GA 333 tujuan Surabaya pada pukul 20.00 Wita. Adapun para penumpang GA 655 dan GA 605 lainnya akan diberangkatkan ke Jakarta menggunakan pesawat Boeing 737-800 NG yang rencananya tiba di Makassar pukul 22.50 Wita.

"PT Garuda Indonesia minta maaf atas ketidaknyamanan ini. Pergantian pesawat dilakukan atas pertimbangan mengutamakan aspek keselamatan penumpang," tutur Pujobroto.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Garuda Terhadang Cuaca Buruk

Permukiman Padat di Kemayoran Terbakar


Liputan6.com, Jakarta: Kebakaran kembali terjadi di kawasan permukiman padat penduduk di Ibu Kota, tepatnya di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (26/7) siang. Kobaran api dengan cepat membesar dan merembet dari rumah ke rumah yang lainnya. Kepanikan warga pun terlihat saat api mulai menghanguskan belasan rumah. Satu orang warga dikabarkan hilang dalam kebakaran ini dan sampai saat ini belum diketahui nasibnya.

Sementara api yang berkobar baru dapat dikuasai sekitar satu jam kemudian setelah petugas mengerahkan 26 unit mobil pemadam kebakaran. Polisi yang berada di lokasi juga langsung melakukan penyelidikan. Dari keterangan warga, kebakaran diduga berasal dari ledakan tabung gas dari rumah salah satu warga. Tetapi keterangan itu belum dapat dibuktikan.(ADO)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Permukiman Padat di Kemayoran Terbakar

Asrama Polisi Kemayoran Terbakar


Liputan6.com, Jakarta: Kebakaran hebat melanda Asrama Polisi Kemayoran, Jalan Raya Kran V, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (26/7) sekitar pukul 13.00 WIB. Menurut Sulasto, petugas piket pemadam kebakaran Jakpus.

"Belum diketahui (api) dari mana asalnya, namun sementara diduga karena hubungan pendek arus listrik," kata Sulastro. "Tim pemadam sedang berusaha melokalisir kobaran api." Sulasto menambahkan, kobaran api sulit dipadamkan akibat kencangnya tiupan angin. "Sampai saat ini, belum ada kepastian kalau api sudah padam," ucap Sulasto.

Seorang saksi mata mengatakan, sedikitnya 20 rumah di kompleks asrama itu sudah terbakar. "Semua penghuni asrama berusaha memindahkan barang berharga dari rumah yang berada dekat dengan lokasi kebakaran," katanya.(BOG/Ant)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Asrama Polisi Kemayoran Terbakar

Gudang Distributor Kosmetik Terbakar


Liputan6.com, Surabaya: Gudang dan perkantoran milik PT Cempaka Indah Murni, distributor produk kosmetik, di kawasan Bibis, Surabaya, Jawa Timur, ludes dilalap si jago merah, Senin (26/7).
Menurut saksi mata, api mulai terlihat dari lantai dua dan langsung membesar.

Petugas pemadam kebakaran mengerahkan delapan unit mobil kebakaran, untuk menjinakan si jago merah. Para penghuni kantor berusaha mengevakuasi barang-barang dari dalam gudang, untuk meminimalisir jumlah kerugian.

Diperkirakan, jumlah kerugian akibat kebakaran itu mencapai ratusan juta Rupiah. Diduga, kebakaran akibat hubungan arus pendek.(MRQ/SHA)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Gudang Distributor Kosmetik Terbakar

Seminggu, Tiga Kali Tabung Meledak


CILACAP, KOMPAS.com — Seorang warga Desa Mulyadadi RT 01 RW 01, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Sodikin, mengalami luka bakar di kedua kakinya akibat ledakan gas tabung 3 kilogram. Sodikin bercerita, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (25/7/2010) siang. "Waktu itu tercium bau gas sehingga saya berusaha melepas regulator dari tabung," katanya, Senin ini.

Akan tetapi, saat melepas regulator, tiba-tiba api menyala dari tabung tersebut dan langsung menyambar dan membakar kedua kakinya hingga melepuh. Dia mengaku tidak mengetahui asal api karena saat itu kompor dalam keadaan mati.

"Saya pun segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Majenang untuk mendapat perawatan. Namun, saya memilih rawat jalan saja," katanya. Ledakan gas Pertamina itu diduga akibat buruknya kualitas selang regulator yang digunakan Sodikin sehingga tidak mampu menahan tekanan gas yang keluar dari tabung.

Selang regulator yang tidak berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI) itu sobek sekitar lima sentimeter pascaledakan tersebut. Peristiwa ledakan gas Pertamina tabung 3 kilogram itu merupakan ledakan kali ketiga di Kabupaten Cilacap dalam kurun waktu kurang dari satu minggu.

Ledakan pertama pada Rabu (21/7/2010) di RT 04 RW 10 Kelurahan Sidakaya, Kecamatan Cilacap Selatan, dengan korban seorang penjual jamu keliling berasal dari Solo bernama Sri Winih (24). Ia mengalami luka bakar. Sementara itu, atap dapur rumah kontrakannya jebol. Ledakan kedua pada Jumat (23/7/2010) di rumah Laman Martowigeno (71), warga RT 03 RW 03 Desa Glempang, Kecamatan Maos. Ledakan ini juga mengakibatkan atap dapurnya jebol.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Seminggu, Tiga Kali Tabung Meledak

Senin, 26 Juli 2010

13.625 Tabung Gas Pertamina Rusak


SUKOHARJO, KOMPAS.com — Sebanyak 13.625 tabung elpiji dari program konversi minyak tanah di Sukoharjo, Jateng, ditemukan rusak.

"Dari hasil sidak beberapa waktu lalu, kami menemukan sekitar 13.625 tabung gas rusak di dua SPBE daerah ini," kata Supangat, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sukoharjo, Senin (26/7/2010).

Dia mengatakan, dua SPBE tersebut adalah Anugerah Terang Abadi Gasindo sebanyak 10.321 tabung elpiji dan Sarana Investama Utama sejumlah 3.305 tabung.

"Kami juga menemukan 167 tabung yang tidak ber-Standar Nasional Indonesia (SNI) dan 39 tabung yang tidak sesuai bobot standar, yakni hanya 4,9 kilogram padahal seharusnya lima kilogram," katanya.

Terkait dengan banyaknya tabung elpiji yang rusak tersebut, pihaknya mengimbau SPBE untuk meneruskan imbauan kepada Pertamina agar segera mengganti tabung yang rusak.

Ia mengakui, selama ini tidak ada keluhan dari masyarakat. Namun, ia tetap berharap, Pertamina segera mengganti tabung-tabung yang rusak tersebut agar tidak mengganggu distribusi ke masyarakat.

Manajer Operasional Sarana Investama Utama yang membawahi 12 agen elpiji di Sukoharjo, Agus Dwi Prasetyo, mengatakan, sampai kini pihaknya sudah menerima pengembalian tabung rusak dari masyarakat yang disampaikan lewat agen-agen dengan jumlah sekitar 3.344 tabung.

Menurut dia, kebanyakan kerusakan terjadi karena korosi, bocor, serta rusak pada pegangan atas dan penahan bagian bawah.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - 13.625 Tabung Gas Pertamina Rusak

Henan Hujan Deras, 53 Tewas, 20 Hilang


ZHENGZHOU, KOMPAS.com — Sedikitnya 52 orang tewas dan 20 orang lagi hilang akibat banjir yang disebabkan oleh hujan deras di Provinsi Henan, China tengah.

Hujan lebat mengguyur kawasan pegunungan di bagian barat dan selatan provinsi tersebut dari 23-25 Juli. Hal ini menyebabkan kerusakan hebat di tiga kota, yaitu Luoyang, Nanyang, dan Sanmenxia.

Di antara korban tewas, 37 orang dari Kota Luoyang, ibu kota China kuno, tempat warisan dunia, Longmen Grottoes. Curah hujan tinggi itu berdampak terhadap 18,3 juta orang di kawasan sepanjang Sungai Yangtze.

Data mengenai jumlah korban tewas yang dikeluarkan Dinas Penanggulangan Banjir itu termasuk di antaranya adalah korban akibat sambaran petir.

"Banjir juga merusak 39.000 rumah, 755.000 orang dievakuasi, 974.000 hektar sawah siap panen hancur, dan kerugian harta benda mencapai 10,6 miliar yuan (1,57 miliar dollar AS)," kata juru bicara pengendali banjir nasional, Senin (26/7/2010).

Menurut dinas pengendali banjir, pada akhir pekan, volume air di beberapa danau dan bendungan di lembah Sungai Yangtzi mulai beranjak naik lagi.
"Level air di Danau Poyang, Provinsi Jiangxi, masih satu sentimeter di bawah level bahaya, sedangkan Danau Dongting, Provinsi Hunan, tercatat 1,01 meter di bawah level bahaya," katanya.

Wakil Direktur Dinas Pengendalian Banjir Chen Lei mengatakan, pihaknya terus memantau situasi air di danau-danau tersebut, termasuk fasilitas-fasilitas instalasi listrik tenaga air, untuk mencegah kerusakan yang lebih besar.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Henan Hujan Deras, 53 Tewas, 20 Hilang

Minggu, 25 Juli 2010

Prihatin Perubahan Iklim dengan Kartu Pos


20 Persen dari total emisi gas yang terbuang ke atmosfir bumi berasal dari negara maju.

VIVAnews - Cuaca di Indonesia, khususnya di Jakarta, yang semakin panas dan terkadang tidak menentu seringkali membuat sebagain orang kesal. Tidak ada salahnya anda mencoba membuat pemimpin negara-negara maju untuk ikut tahu mengenai perubahan iklim yang sudah mengglobal ini.

Tiga organisasi pemerhatin lingkungan yaitu Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Institur for Essential Service Reform (IESR), dan CSF memberikan wahana bagi masyarakat Indonesia yang ingin menyuarakan aspirasi mengenai keprihatinan atas kondisi cuaca yang semakin panas melalui kampanye Dukung Suara Keadilan Iklim kepada Pemimpin Dunia.

"Hari ini kami luncurkan kartu pos berisi seruan keadilan iklim dan akan kami sampaikan pada pemimpin dunia yang berasal dari negara-negara maju itu," kata Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa dalam Konperensi Pers di Jakarta, Minggu 25 Juli 2010.

Menurut Fabby, masyarakat dari negara-negara berkembang selama ini diperlakukan secara tidak adil oleh negara-negara maju yang umumnya merupakan penghasil emisi karbon terbesar di dunia.

IESR mencatat, sekitar 20 persen dari total emisi gas yang terbuang ke atmosfir bumi berasal dari negara maju. Amerika Serikat dan China sampai saat ini masih menjadi negara dengan produksi emisi terbesar di dunia.

Pada bagian lain, negara-negara berkembang yang terus berupaya mengurangi produksi emisi gas rumah kaca (GRK) tidak bisa mengimplementasikan aksinya tersebut karena terbentur pada masalah pendanaan.

"Apalagi Indonesia yang harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk menanggulangi kebakaran hutan," kata Fabby seraya mengatakan 12 dari 15 tahun terakhir, warga bumi harus merasakan cuaca panas dari biasanya.

Ketiga lembaga pemerhati lingkungan tersebut berharap dengan banyaknya kartu pos berisi tuntutan keadilan iklim tersebut akan menggugah pemimpin negara maju untuk melaksanakan komitmennya mengurangi efek GRK.

"Kami berharap kalau masyarakat mengirimkan kartu pos ini dengan pesan yang jelas, akan kami kirimkan ke kedutaan besar negara asing yang ada di Indonesia," kata Fabby.

Aksi kartu pos kampanye keadilan iklim tersebut diharapkan bisa menjadi aksi global yang juga dilakukan oleh masyarakat di negara-negara penghuni planet bumi ini.

IESR, CSF, dan walhi menargetkan jumlah kartu pos yang masuk bakal bisa menembus angka 5000 surat. Aksi ini sendiri akan dilakukan terhitung hari ini sampai pelaksanaan konvensi perubahan iklim dunia di Mexico.

Dia menambahkan, sampai saat ini pihaknya tidak melihat adanya komitmen yang tegas dari pemimpin negara di dunia untuk menurunkan emisi GRK.

"Kami akan menuntut negara-negara maju menurunkan minimal 40 persen emisi GRK pada tahun 2020 dan 80 persen pada tahun 2050," ujar Fabby.

Selain itu negara maju juga dituntut menyediakan dana dan teknologi untuk membantu negara-negara berkembang melakukan upaya mengurangi emisi GRK.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Prihatin Perubahan Iklim dengan Kartu Pos

Gas Meledak di Tanjung Duren, 10 Orang Luka


Jakarta - Ledakan gas kembali terjadi. Kali ini, 10 orang menjadi korban ledakan dan harus dirawat di RS Sumber Waras.

Menurut Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, Iptu Johari Bule, peristiwa ini terjadi Minggu dini hari pukul 03.40 WIB di Mandalika 1, Tanjung Duren, Rt 06/06, Tanjung Duren Selatan. "Iya benar, tadi pagi pukul 03.40 WIB," ujar Johari kepada detikcom.

Dokter jaga di RS Sumber Waras, Diah, juga mengkonfirmasi hal serupa. Menurut Diah, ada 10 orang yang sedang dirawat intensif karena mengalami luka bakar. "Mereka ada 10. Tiga perempuan, tujuh laki-laki, sedang dirawat di emergency. Mereka kena luka bakar," tambahnya. (mad/fay)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Gas Meledak di Tanjung Duren, 10 Orang Luka

Toko Plastik di Kosambi Terbakar; 4 Lantai Habis Dilalap Api


Kebakaran yang melanda Toko Yungkui di kawasan Kosambi, Sabtu (24/7/2010), keseluruhan melalap 4 dari 5 lantai bangunan yakni dari lantai 2 hingga 5. Sementara lantai 1 selamat dari kejadian kebakaran.



------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Toko Plastik di Kosambi Terbakar; 4 Lantai Habis Dilalap Api

Penampungan Bensin Terbakar


Liputan6.com, Ambon: Pangkalan bensin sekaligus tempat penampungan bensin di sebuah kios di kawasan OSM, Kota Ambon, Maluku, Sabtu (24/7) sekitar pukul 23.00 WIT, meledak serta terbakar. Sedikitnya tiga unit mobil pemadam kebakaran di kerahkan untuk memadamkan api.

Petugas pemadam kebakaran maupun warga yang berusaha memadamkan api sempat berlarian saat tong berisi bensin meledak sehingga membuat api kian membesar dan merembet ke penampungan bensin lainnya. Tiga jam kemudian si jago merah bisa dipadamkan setelah warga menggunakan pasir basah untuk memadamkan api.

Diduga, kebakaran dipicu dari puntung api rokok karena lokasi kios dan penampungan bensin ini berada tepat di pinggir jalan. Saat ini, polisi masih meminta keterangan warga terkait kebakaran itu.(BOG)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Penampungan Bensin Terbakar

Tabung Gas Meledak di Tambora


Liputan6.com, Jakarta: Ledakan tabung gas elpiji kembali terjadi. Kali ini di pemukiman padat Jalan Janis RT 08/RW 09 di Kelurahan Kojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Ahad (25/7). Akibatnya, kebakaran melanda kawasan tersebut.

Informasi dari TMC Polda Metro Jaya menyebutkan, api berkobar sejak pagi hari. Sedikitnya 20 unit mobil pemadam kebakaran dari Jakbar dikerahkan. Belum diketahui penyebab maupun korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Polisi hingga saat ini masih menyelidiki di lokasi kejadian.

Kawasan padat penduduk kerap terbakar. Awal Juli, sejumlah rumah dan toko juga terbakar. Sedikitnya, 35 mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kebakaran [baca: Si Jago Merah Mengamuk di Tambora](ULF)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Tabung Gas Meledak di Tambora

Gempa 5,3 SR Landa Poso


Liputan6.com, Poso: Gempa bumi berkekuatan 5,3 skala Richter terjadi di Poso, Sulawesi Tengah, Ahad (25/7). Gempa yang terjadi pukul 06.51 WIB itu memiliki kedalaman 25 kilometer.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, pusat gempa terjadi di 23 kilometer barat laut Poso atau 90 kilometer tenggara Palu. Namun, gempa tidak berpotensi tsunami. Belum ada laporan korban dalam musibah tersebut.

Sehari sebelumnya, gempa 6,0 SR terjadi di Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatra Utara. Gempa tersebut merusak sejumlah rumah dan bangunan [baca: Gempa 6,0 SR Landa Panyabungan Sumut].(ULF)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Gempa 5,3 SR Landa Poso

Hujan Lebat, Enam Orang Tewas


Liputan.com, New Delhi: Musim monsoon barat daya mulai aktif di Bihar, India utara yang menewaskan tiga anak-anak karena tenggelam dalam banjir bandang. Hujan lebat ini juga terjadi di Gujarat, Orissa, Haryana, Konkan, Goa dan Pusat Kota Maharashtra, Sabtu (24/7).

Jalan tol antara Bijnor, Delhi dan Meerut tenggelam dengan kedalaman air dua-setengah meter dan membuat arus lalu lintas mati. Ketinggian air di beberapa sungai juga melebihi batas normal, termasuk Sungai Malan yang membanjiri jalan raya. Hujan tak henti-henti ini juga menewaskan tiga orang di Uttar Pradesh.

Di Kota Rajasthan juga terjadi kemacetan lalu-lintas dan jalur kereta api, tepatnya di Distrik Barmer, sehingga Thar Express mingguan ditunda, sementara dua kereta lokal dibatalkan. Thar Express hanya beroperasi antara India dan Pakistan. Hujan lebat ini juga menghancurkan beberapa hektare lahan pertanian yang disebabkan banjir di Bengal Barat.

Menurut sumber di pemerintah negara bagian, makanan dan bantuan sedang didistribusikan untuk penduduk di Bengal Barat. Mereka yang di bawah garis kemiskinan telah dijanjikan bantuan tambahan keuangan oleh pemerintah negara bagian. (Xinhua/ADO)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Hujan Lebat, Enam Orang Tewas

Sabtu, 24 Juli 2010

Dihempas Ombak Tinggi, Kapal Pesiar Terdampar di Pacitan


Pacitan - Gara-gara terhempas gelombang pasang, sebuah kapal pesiar terdampar di Teluk Teleng Ria, Pacitan. Kapal jenis motor yacht bernama Seavani 1 itu awalnya sengaja berlindung karena mengalami kerusakan mesin.

Usai kejadian, seorang ABK bernama Jimmy Cyril Visser (49) warga Afrika Selatan berusaha mengurus klaim asuransi ke Jakarta. Sementara dua awak lain, masing-masing nakhoda berkebangsaan Afrika Selatan Brent Connan Harper (32) dan Ricard Collin Perot (32) warga Inggris pergi ke Bali dengan jalan darat.

Saat ditinggal itulah, datang gelombang pasang yang menyeret kapal ke pinggir. Kuatnya hempasan membuat jangkar tak kuat menahan kapal. Bahkan kapal berukuran 16.40 meter tersebut mengalami pecah pada bagian buritan kanan dan kiri.

"Kita sudah membantu evakuasi. Semua isi kapal sudah diturunkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Di dalamnya ada 3 jet ski, tabung oksigen dan peralatan lain," ujar Kasatpolair Pacitan Aipda Yahudi dihubungi detiksurabaya.com, Sabtu (23/7/2010).

Informasi yang dihimpun, kapal pesisir milik warga Inggris tersebut berangkat dari Bali tujuan Mantawai, Sumatra Barat melalui jalur Laut Jawa. Namun ternyata, kapal melewati Samudera Indonesia. Pantauan detiksurabaya.com, sampai pukul 07.30 WIB pagi ini kapal masih berada di pinggiran pantai dengan posisi miring ke kiri. "Penangannnya akan dilakukan langsung pihak asuransi," terang Yahudi. (fat/fat)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Dihempas Ombak Tinggi, Kapal Pesiar Terdampar di Pacitan

Elpiji Meledak di Pusat Perbelanjaan


Liputan6.com, Pontianak: Ledakan elpiji kembali terulang. Kali ini gas berukuran 12 kilogram meledak di Food Bazzar Ayani Mega Mall di Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (24/7). Ledakan terjadi saat di tempat pusat makanan ini ramai pengunjung sehingga sempat menimbulkan kepanikan.

Ledakan elpiji di counter makanan itu menimbulkan api. Namun kejadian ini tidak sempat menimbulkan kebakaran besar. Saat ditemui SCTV, pengelola Ayani Mega Mall membantah telah terjadi ledakan. Namun di lokasi kejadian kompor gas dan gas elpiji sisa ledakan masih terlihat.

Sementara di Tangerang, Banten, penukaran selang dan regulator tabung elpiji berlogo Standar Nasional Indonesia (SNI) mulai dilakukan. Sejumlah warga antusias mendatangi tempat penukaran aksesori tabung gas yang ditunjuk.

Warga Kampung Kelapa, Cikokol, Kota Tangerang, sejak pagi hilir mudik ke kediaman Ketua RT di kawasan itu yang ditunjuk sebagai salah satu tempat untuk menukar selang dan regulator. Untuk mendapatkan selang baru warga cukup menukar selang lama plus uang Rp 15 ribu. Sedangkan untuk regulator baru cukup ditukar dengan regulator lama dan uang Rp 20 ribu.(IAN)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Elpiji Meledak di Pusat Perbelanjaan

Malaysia; Suku Asli Semenanjung Malaya Terlunta


KOMPAS.com - Hanya beberapa jam perjalanan darat dari Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia yang megah, puluhan ribu warga suku asli Semenanjung Malaya yang dikenal sebagai orang Semai hidup terlunta-lunta dibelit kemiskinan. Itulah ironi pembangunan Malaysia yang konon sejak tahun 1970 menerapkan New Economic Policy yang berpihak pada golongan Bumiputera.

New Economic Policy (NEP) memang berhasil memajukan perekonomian golongan Bumiputera, terutama yang berafiliasi politik kepada UMNO dan Barisan Nasional. Namun, pemandangan kontras terlihat di kampung-kampung Orang Asli, termasuk di dalamnya suku Semai yang dijuluki forgotten Malaysian atau orang Malaysia yang terlupakan.

Bocah-bocah cilik setengah telanjang terlihat di gubuk-gubuk di permukiman Semai di Kampung Bertang Lama. Perut mereka membuncit, rambut kemerahan, pertanda kekurangan gizi. Kampung yang dihuni sekitar 300 jiwa itu terletak di dekat Cheroh, sebuah kota kecil di tengah Negara Bagian Pahang di pegunungan Titiwangsa, dataran tinggi di Semenanjung Malaya.

Suku Semai dikenal hidup nomaden (berpindah), tetapi kini sebagian besar hidup menetap di sejumlah perkampungan. Perkampungan Semai tidak memiliki fasilitas dasar yang disediakan pemerintah terhadap perkampungan Melayu, seperti sarana air leding, listrik, kesehatan, dan jalan aspal.

Pasokan pangan juga minim di perkampungan Semai. Warga masih hidup secara subsisten dengan berburu dan mencari bahan mentah di alam bebas, seperti rotan dan kayu agar. Namun, tidak banyak uang yang didapat dari mengumpulkan hasil hutan. Hutan Malaya yang menjadi sumber penghidupan orang Semai semakin menyusut karena industri kayu dan perkebunan sawit yang berkembang pesat.

Saat ini diperkirakan ada 45.000 orang Semai di Semenanjung Malaya. Mereka adalah bagian dari 150.000 suku asli yang terbagi dalam 19 kelompok bahasa yang hidup di Semenanjung Malaya atau yang dikenal sebagai Malaysia Barat.

Koordinator Pusat Orang Asli Colin Nicholas yang ditemui rombongan wartawan, Selasa, (20/7) mengatakan, suku Semai dan suku asli lainnya menjadi warga Malaysia yang terlupakan dan tidak terlihat oleh pemerintah. ”Semai semasa operasi militer Inggris terhadap gerilyawan komunis pada tahun 1950-an semasa Malaya Emergency merupakan ujung tombak dalam pertempuran rimba. Jasa-jasa mereka kini dilupakan begitu saja,” ujar Nicholas. ara politisi Malaysia menjual janji kepada Orang Asli untuk memilih mereka. Setelah itu, Orang Asli kembali dilupakan karena jumlah mereka memang sedikit. Saat ini penduduk Malaysia tercatat sekitar 28 juta jiwa.

”Mereka diabaikan pemerintah karena jumlahnya tidak signifikan dan tidak bisa memberikan tekanan politik. Mereka sudah di ambang kehancuran secara sosial, budaya, ekonomi, dan politik,” kata Nicholas. Meski demikian, diakui, beberapa perkampungan Orang Asli yang berada tidak jauh dari pusat-pusat perekonomian memiliki kesempatan hidup yang lebih baik.

Penderitaan warga Bertang Lama muncul ke permukaan setelah Lim Ka Ea, anggota persatuan advokat Malaysia, mengunjungi kampung tersebut. Dia terkejut melihat penderitaan hidup yang dialami warga Semai di Kampung Bertang Lama. ”Banyak orang Malaysia melihat mereka sebagai orang primitif dan tidak diperlukan dalam pembangunan Malaysia, kecuali dijadikan obyek turis karena terlihat eksotis,” ujar Lim.

Tak lama setelah Lim berbicara kepada wartawan, Jolisa (11), gadis Semai, bertemu dengan rombongan Lim saat baru kembali dari hutan. Jolisa membawa golok dan keranjang bambu bersama tiga temannya. ”Kami mencari sayuran hutan. Saya sebetulnya ingin bersekolah jika ada sekolah yang dibangun di kampung,” ujar Jolisa yang menyambut para pendatang dari kota dengan ramah.

Sebagian besar anak-anak suku Semai di Bertang Lama buta huruf. Setiap hari mereka kelaparan karena keluarga mereka hanya mampu menyediakan sayuran dan singkong dari hutan. Kampung Bertang terletak sekitar 11 kilometer dari jalan raya. Jalan tanah milik perusahaan logging (penebangan kayu) menjadi akses untuk mencapai Kampung Bertang.

”Kami menjual rotan, bambu, dan kayu agar dari hutan. Sekarang hasil hutan tersebut sudah susah didapat,” ujar Yoke Ham (47), warga Kampung Bertang yang memiliki 12 anak.
Yoke Ham mengaku, nenek moyangnya menghuni Bertang Lama sejak ratusan tahun silam. Pendapatan yang diperolehnya setiap bulan hanya sekitar 300 ringgit Malaysia (Rp 900.000).

Perdana Menteri Najib Razak, yang berambisi menjadikan Malaysia sebagai negara maju pada tahun 2020, menjanjikan tidak seorang pun warga Malaysia ditinggalkan oleh proses pembangunan. ”Saya berjanji sebagai perdana menteri akan memberikan perlakuan adil kepada semua warga negara Malaysia. Semua kelompok masyarakat harus maju. Malaysia akan menjadi negara dengan pendapatan tinggi,” kata Najib.

Janji tersebut, bagi Robina, warga Kampung Bertang Lama, sepertinya tinggal janji. ”Anakku Sinar kena demam. Aku tidak punya uang untuk beli obat dan nasi untuk anakku,” ujar Robina sambil memeluk Sinar. Dia mengaku belum sarapan sejak pagi. Hidup sungguh kejam bagi warga suku asli Malaysia (AFP/Iwan Santosa)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Malaysia; Suku Asli Semenanjung Malaya Terlunta

Gempa 6 SR Guncang Sumatera Utara


DUMAI, KOMPAS.om - Kabupaten Panyabungan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (24/7/2010), sekitar pukul 09.11 WIB diguncang gempa berkekuatan 6 skala Richter.

Badan Metorologi, Klimatologi Geofisika (BMKG) Kota Pekanbaru, saat dihubungi ANTARA dari Kota Dumai, Sabtu, menyebutkan titik lokasi gempa tepatnya berada pada 1.02 Lintang Utara dan 99.50 Bujur Timur atau sekitar 18 kilometer Barat Laut Kabupaten Panyabungan.

Analis BMKG Pekanbaru, Warih, menjelaskan, pusat gempa juga berada pada 10 kilometer kedalaman laut Panyabungan.

"Kemungkinan akan terjadi beberapa kali gempa susulan dengan kekuatan yang relatif lebih rendah," ringkasnya.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Gempa 6 SR Guncang Sumatera Utara

Atap Rumah Jebol; Aneh, Tak Ada Api Elpiji Kok Meledak


CILACAP, KOMPAS.om - Ledakan tabung elpiji tiga kilogram kembali terjadi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Jumat (23/7/2010) malam, mengakibatkan atap dapur rumah Laman Martowigeno (71) jebol, padahal tidak ada kegiatan memasak di dapur rumah itu .

"Tabung itu tadi malam, sekitar pukul 22.00 WIB, tiba-tiba meledak tapi tidak menimbulkan korban," kata Laman Martowigeno saat ditemui di rumahnya di RT 03/03, Desa Glempang, Kecamatan Maos, Sabtu (24/7/2010).

Laman Martowigeno mengaku heran karena saat ledakan itu terjadi, tidak ada aktivitas di dapur. Bahkan sebelumnya, kata dia, tak ada api yang menyala di dapurnya.

Menurut dia, aktivitas memasak di dapur terakhir dilakukannya pada Jumat pagi, sekitar pukul 09.00 WIB.

"Tabung elpiji baru diganti pada Kamis (22/7/2010) sore, tapi baru digunakan Jumat (23/7/2010) pagi. Itu juga hanya sampai pukul 09.00 WIB karena setelah selesai hingga terjadinya ledakan, kami tidak memasak lagi," katanya.
Mengenai penggantian tabung tersebut, dia mengatakan, hal itu dilakukan oleh pemilik warung langganannya.

"Seperti biasanya, setiap tabung elpiji habis, saya pun membeli dari warung (pangkalan,) dan dipasangkan oleh pemilik warung itu," katanya. Menurut dia, tabung elpiji berikut kompornya telah dibawa polisi untuk diperiksa di Markas Kepolisian Sektor Maos.

Selain itu, kata dia, petugas dari Pertamina juga telah datang pascakejadian tersebut. Pascakejadian ini, dia mengaku takut untuk kembali menggunakan elpiji tiga kilogram sehingga akan memakai tungku kayu bakar.

Anak Martowigeno, Retno Darmatun (30) mengatakan, pascaledakan ini terpaksa kembali menggunakan tungku kayu bakar untuk memasak.

"Saat kejadian, bapak sedang di luar rumah sedangkan saya bersama ibu sedang menonton televisi, ledakan tersebut sangat keras dan mengguncang rumah. Bahkan menurut tetangga, ledakan yang disertai guncangan tersebut akibat robohnya menara telepon seluler yang ada di belakang rumah ini," katanya.

Dia juga mengaku heran karena posisi tabung elpiji beserta kompornya tidak bergeser pascaledakan, sedangkan atap dapur yang jebol bukan di atas tabung atau kompor melainkan di atas tungku yang berjarak sekitar tiga meter dari tabung.
"Padahal tungkunya tidak menyala karena baru dibersihkan oleh bapak pada hari Kamis," katanya.

Sementara warga yang rumahnya sekitar 500 meter dari lokasi kejadian, Teguh (32) mengatakan, ledakan tersebut terdengar keras di rumahnya.

"Semula saya mengira ada kecelakaan lalu lintas sehingga terjadi benturan keras," katanya.

Warga lainnya, Sartam Kiyamto (58) mengaku semakin takut menggunakan elpiji tiga kilogram pascakejadian yang menimpa tetangganya ini. "Saya memang telah beralih ke elpiji 12 kilogram sejak awal bulan lalu karena pernah mengalami kebocoran saat masih gunakan yang tiga kilogram. Tapi sejak kejadian ini, saya semakin takut," katanya.

Seperti yang diwartakan sebelumnya, sebuah ledakan elpiji tiga kilogram terjadi di RT 04 RW 10 Kelurahan Sidakaya, Kecamatan Cilacap Selatan, pada Rabu (21/7) dengan korban seorang penjual jamu keliling asal Solo bernama Sri Winih (24) yang mengalami luka bakar.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Atap Rumah Jebol; Aneh, Tak Ada Api Elpiji Kok Meledak

Jumat, 23 Juli 2010

Operasi Trisila Terhalang Cuaca Buruk

KENDARI, KOMPAS.com - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sutanto yang tengah melaksanakan operasi Trisila di perairan timur Indonesia, terpaksa berlabuh di Pelabuhan Kendari karena terhalang cuaca buruk di Laut Banda.

Kami sebenarnya tidak berencana berlabuh di Kendari karena tugas utama kami melakukan patroli selama tiga bulan di perairan Laut Banda.
-- Mayor Laut Daymond Iwan

Komandan KRI Sutanto, Mayor Laut Daymond Iwan, di Kendari, Jumat (23/7/2010) mengatakan, gelombang di perairan Laut Banda saat ini mencapai ketinggian sekitar lima meter, sehingga sangat berisiko terhadap keselamatan pelayaran kapal mereka.

Menurut Daymond, kondisi gelombang yang mencapai sekitar lima meter itu sebenarnya bisa diarungi KRI Sutanto karena kapal TNI AL itu memiliki kemampuan arung perairan sampai ketinggian gelombang enam meter, namun mereka tidak ingin mengambil risiko. "Kami sebenarnya tidak berencana berlabuh di Kendari karena tugas utama kami adalah melakukan patroli selama tiga bulan di perairan Laut Banda, tapi kondisi cuaca yang sangat buruk, sehingga kami harus menghindar dari risiko itu.

Daymond mengatakan, jika cuaca membaik, pelayaran KRI Sutanto akan dilanjutkan menuju Maluku, sebab operasi mereka juga berkaitan dengan pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) tiga, yang menjadi salat satu tempat penyelenggaraan Sail Banda 2010."Selama tiga bulan masa operasi, diantaranya satu bulan kami akan mengamankan kegiatan Sail Banda pada Agustus 2010. Mudah-mudahan cuaca membaik sehingga kami bisa melakukan patroli di wilayah ALKI tiga itu," ujarnya.

KRI Sutanto dijadwalkan melakukan operasi Trisila di wilayah timur Indonesia selama tiga bulan mulai Juli hingga Oktober 2010. Kapal TNI AL itu berangkat dari pangkalan laut Surabaya sejak 7 Juli lalu.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Operasi Trisila Terhalang Cuaca Buruk

Puting Beliung Hancurkan Puluhan Ruma


Liputan6.com, Deli Serdang: Angin puting beliung memorakporandakan puluhan rumah di Desa Sei Rotan, Deli Serdang, Sumatra Utara. Hingga Jumat (23/7), puluhan warga di Kecamatan Percut Sei Tuan itu mengungsi karena rumah tak bisa ditempati lagi. Tak ada korban jiwa dalam musibah itu. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Selain merusak rumah, angin puting beliung juga menumbangkan sejumlah pohon dan mengenai kabel jaringan listrik. Akibatnya listrik padam.(AIS)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Puting Beliung Hancurkan Puluhan Ruma

Tabung Gas Elpiji 3 Kg Meledak di Peternakan, Ratusan Ayam Gosong


Magelang - Insiden ledakan tabung gas elpiji ukuran 3 kg kembali terjadi. Kali ini di sebuah tempat pembesaran anak ayam di Magelang, Jawa Tengah. Tidak ada korban jiwa manunusia, tapi ratusan ekor anak ayam gosong.

Ledakan itu terjadi di lokasi pembesaran anak ayam milik Faisal Murtado (35), warga Dusun Karang Sanggrahan, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (23/07/2010).

Dijelaskan Faisal, dirinya menggunakan gas elpiji untuk mengoperasionalkan alat penghangat suhu kandang. Biasanya dia menggunakan tabung gas elpiji ukuran 12 Kg. Namun untuk menghemat biaya, dia akhirnya menggunakan elpiji ukuran 3 Kg.

Menurut Faisal, tabung pertama dipasang sekitar pukul 13.00 WIB, Kamis (22/7/2010). Setelah tabung pertama habis, dia memasang tabung kedua pukul 23.00 WIB. Setelah yakin semuanya beres, Faisal kemudian pergi tidur.

"Tapi belum lama saya tidur, tiba-tiba terdengar ledakan dan tahu-tahu kandang ayam saya sudah terbakar," ungkap Faisal.

Menurut Faisal, akibat kejadian ini dirinya mengalami kerugian sekitar Rp 15 juta. Anak-anak ayam yang terpanggang itu sedianya akan dijual ke Muntilan setelah mencapai berat yang ideal.

Kapolsek Ngluwar, AKP Parmanto, mengaku belum bisa menyimpulkan sebab-sebab ledakan. Sampai saat ini pihaknya masih mengumpulkan barang bukti untuk penyelidikan lebih lanjut.

"Kami sudah amankan barang bukti berupa tabung gas isi 3 kg sebanyak 3 buah, regulator, serta kompor pemanas. Kami akan segera koordinasi dengan Pertamina untuk mengetahui penyebab ledakan," ujar Parmanto. (djo/djo)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Tabung Gas Elpiji 3 Kg Meledak di Peternakan, Ratusan Ayam Gosong

Badai, Lokasi Minyak BP Tumpah Disterilkan

Badai Tropis Bonnie yang sedang mengumpulkan kekuatan akan membahayakan kapal.

VIVAnews - Puluhan kapal di Teluk Meksiko diperintahkan meninggalkan lokasi tumpahan minyak BP, Jumat, 23 Juli 2010. Pemerintah Amerika Serikat (AS) khawatir Badai Tropis Bonnie yang sedang mengumpulkan kekuatan akan membahayakan kapal-kapal tersebut.

Laksamana Angkatan Laut Thad Allen, seperti dikutip dari laman BBC, mengatakan bahwa sumur-sumur minyak akan tetap ditutup sementara kapal-kapal dievakuasi. Pengeboran telah dihentikan selama dua pekan.

Bonnie adalah badai kedua dalam musim topan 2010 di Atlantik. Menurut Pusat Bencana Badai AS, kecepatan angin Bonnie mencapai 40 mph. Badai tropis tersebut diperkirakan akan mencapai lokasi tumpahan minyak paling cepat Sabtu besok.

Badai Bonnie telah menimbulkan banjir di Haiti, Puerto Rico, dan Republik Dominika. Sekarang, Bonnie sedang bergerak ke barat laut kepulauan Bahama. Kapal dan staf pengeboran yang bertujuan menghentikan tumpahan minyak mulai bersiap meninggalkan lokasi pada Kamis malam.

"Tugas untuk menutup kebocoran minyak secara permanen akan tertunda, tetapi keselamatan pekerja menjadi kepedulian utama kami," kata Allen.

Kebocoran minyak berawal dari ledakan kilang milik BP pada 20 April lalu, yang menewaskan sebelas pekerja.

Jutaan barel minyak mentah dari sumur yang bocor di bawah laut itu terus menyebar ke seluruh perairan selatan AS. Banyak penghuni laut yang mati dan ini juga mematikan mata pencaharian para nelayan Amerika dan warga setempat. (hs) VIVAnews.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Badai, Lokasi Minyak BP Tumpah Disterilkan

Truk Masuk Jurang, 1 Tewas dan 2 Orang Tergencet


Jember - Sebuah truk pengangkut kayu masuk ke jurang sedalam 6 meter di Desa Seputih Kecamatan Mayang, Jember, Jumat (23/7/2010). Akibatnya, Rohim (35) warga Kediri yang berada di dalam truk tewas seketika di lokasi kejadian.

Sementara sopir Gunawan (25) warga Kediri dan seorang lagi M Nanang (31) warga Kecamatan Rambipuji-Jember mengalami patah tulang dan dirawat di RSD dr Soebandi Jember.

Menurut Kanit Laka Satlantas Polres Jember Iptu Gatot S, peristiwa itu terjadi di sekitar Jembatan Rahim di kawasan perkebunan jati di Desa Seputih.

"Truk mengangkut karet sebanyak 14 meter kubik, melaju dari arah timur, arah perkebunan menuju arah barat. Tujuannya ke Surabaya. Saat tiba di jembatan itu, memang menikung dan dimungkinkan sopir mengantuk sehingga tidak hati-hati,
truk oleng ke kiri dan masuk jurang," kata Gatot.

Akibatnya kepala truk yang dinaiki tiga orang itu remuk tak berbentuk. Rohim tewas seketika sedangkan dua orang tergencet. "Warga yang mengetahui segera melapor dan mencoba mengevakuasi. Satu orang meninggal seketika di lokasi kecelakaan. Saat ini, sopir menjadi tersangka karena tidak berhati-hati," tukas Gatot. (fat/fat)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Truk Masuk Jurang, 1 Tewas dan 2 Orang Tergencet

Kecelakaan Helikopter Medis di AS, Dua Tewas


Liputan6.com, Oklahoma: Sebuah helikopter medis yang sedang dalam perjalanan untuk menjemput pasien jatuh di lapangan terpencil di Pusat Kota Oklahoma Kamis malam (22/7) dan menewaskan dua dari tiga orang yang berada di helikopter.

Helikopter naas itu sedang dalam perjalanan dari Integris Baptist Medical Center di Oklahoma City menuju rumah sakit yang jaraknya sekitar 90 mil di Okeene ketika jatuh sekitar pukul 20:00 waktu setempat dekat Kingfisher, demikian yang dikatakan juru bicara Federal Aviation Administration Lunsford Lynn. Kingfisher adalah kota yang jaraknya sekitar 50 mil dari Oklahoma City.

Walikota Kingfisher Jack Stuteville yang tinggal didekat lokasi kecelakaan orang pertama melihat ke tempat kejadian. Dia juga mengatakan ada seseorang yang menelponnya dan mengatakan melihat sebuah helikopter berputar lalu terjatuh. Sesaat ia tiba di lokasi melihat helikopter tersebut sudah hancur berkeping-keping dan mayat-mayat korban tewas sudah tak bisa dikenali.

Helikopter Eurocopter AS350 yang jatuh menurut catatan FAA terdaftar ke Eagle Med LLC di Wichita, Kansas. Seorang juru bicara Eagle Med sampai sekarang belum mengkonfirmasi berita ini, begitu pula pihak rumah sakit kota Okeene belum memastikan ada kecelakaan helikopter ini. Nama-nama dua korban tewas dan seorang yang selamat dari insiden itu belum diumukan, karena pihak peneliti dan FAA serta National Transportation Safety Board masih menyelidikinya.(AP/AYB)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Kecelakaan Helikopter Medis di AS, Dua Tewas

Polandia Perangi Nyamuk dengan Kelelawar


WARSAWA, KOMPAS.com - Sebuah desa di Polandia memberantas nyamuk bukan dengan pestisida tetapi dengan kelawar. Populasi nyamuk yang sedemikian banyak membuat pusing warga desa itu.

Maka, pihak berwenang desa Lelow di Polandia selatan lalu membagikan 50 "kotak kelelawar" yang terbuat dari kayu kepada penduduk. Kotak kelelawar itu berfungsi untuk menarik hewan pemangsa serangga tersebut.

Kepala Desa Lelow, Jerzy Szydlowski, mengatakan, "Spesies kelelawar kecil dapat tidur di dalam kotak itu dan pada saat yang sama memakan nyamuk. Satu kelelawar kecil mampu melahap sebanyak 2.000 nyamuk per hari."

Populasi nyamuk di banyak daerah Polandia membengkak setelah banjir besar melanda negeri itu yang memporakporandakan Polandia Mei dan Juni lalu. Szydlowski, yang juga pencinta alam, berharap metode ekologis tersebut dapat mengendalikan serangga sehingga memungkinkan warga desa itu terhindar dari penggunaan produk kimia untuk memerangi nyamuk.

"Kotak kelelawar" yang terbuat dari kayu dibuat sesuai saran para ahli kelelawar, yang mengatakan diperlukan waktu sekitar satu tahun bagi penduduk untuk dapat merasakan manfaat kotak itu.

Szydlowski berharap proyek tersebut akan membantu melestarikan populasi kelelawar Polandia, yang merosot akibat menyusutnya habitat alamiah hewan malam itu.

Kelelawar, satu-satunya hewan mamalia yang dapat terbang, merupakan spesies yang dilindungi di Eropa. Kelelawar berasal dari ordo Chiroptera dengan kedua kaki depan yang berkembang menjadi sayap. Kelelawar merupakan makhluk yang sangat menarik. Yang paling hebat dari kemampuannya adalah kemampuannya yang luar biasa dalam penentuan arah.

Di dalam otak kelelawar, terdapat dua jenis neuron (sel saraf) yang mengendalikan sistem sonar. Satu di antaranya mengindera suara ultrasonik (suara di luar jangkauan pendengaran manusia) yang terpantul dan yang lain memerintahkan otot untuk menghasilkan jeritan yang membuat gema penentuan tempat.

Kedua neuron itu bekerja dalam suatu kesesuaian sempurna sehingga penyimpangan amat kecil sekalipun di dalam sinyal yang terpantul akan memperingatkan sinyal berikutnya dan menghasilkan frekuensi jeritan senada dengan frekuensi gema. Karena itu, nada suara ultrasonik kelelawar berubah menurut lingkungannya demi efisiensi sebesar-besarnya.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Polandia Perangi Nyamuk dengan Kelelawar

Berharap Alam Membela Nelayan Lewat Sedekah Laut


Jakarta - Sueb Mahbub menunjukkan selembar kartu identitas berwarna biru, kartu tanda pengenal sebagai nelayan. Sang pemberi kartu bukanlah orang sembarangan. Tidak lain, Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, yang memberikan kartu nelayan kepada Ketua Kelompok Nelayan Marunda Kepu itu.

"Saya, satu-satunya nelayan di Jakarta yang dikasih kartu nelayan secara simbolis oleh Pak Menteri. Jadi saya merasa bangga juga," ujar Sueb, dengan logat Betawinya yang kental ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (22/7/2010).

Meskipun bangga, Sueb juga sekaligus risau. Kartu berlogo Pemprov DKI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kemen KP) itu, tidak jelas benar apa fungsinya. Hal ini diamini Thorim, nelayan yang lain. Tidak ada penjelasan pemerintah, apakah manfaat kartu nelayan itu.

Tokoh nelayan Marunda ini mengatakan, betapa nasib nelayan di Indonesia berbeda jauh dengan negara lain bahkan di Asean. Pada saat Kongres Nelayan se-Asean, para nelayan tanah air sangat terkejut betapa nelayan Malaysia bisa membeli bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan kartu itu. Hanya Rp 2.000 untuk satu liter solar, separuh dari harga solar di Indonesia. Kartu itu pun bisa untuk meminta pinjaman dari bank atau koperasi. Nasib para nelayan pun sangat terbantu.

"Nelayan di Malaysia tinggal memikirkan pensiun. Sementara nelayan Indonesia tiap hari masih harus mikir apa hari ini punya modal untuk melaut dan kasih makan keluarganya," tukasnya.

Lantas bagaimana dengan kondisi nelayan di Indonesia, khususnya di pesisir Jakarta? Mereka bukan hanya terpinggirkan, bahkan terancam hilang dari pesisir teluk Jakarta. Alasannya, keberadaan mereka dinilai mengganggu, misalnya saja operasional Pelabuhan Internasional Tanjung Priok yang harus steril dari kapal nelayan. Namun Thoirom dan para nelayan lain emoh dibilang mengganggu jalur kapal. Menurut mereka, nelayan di pantai utara Jakarta adalah nelayan perairan dangkal yang mengandalkan jaring tancap dan budi daya kerang hijau.

"Para nelayan jaring tancap, bagan dan serok tidak mungkin berada di perairan yang dalam. Jadi keberadaan kami ini tidak mengganggu jalur kapal yang akan keluar masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok," tegasnya.

Selain pelarangan, ancaman lain yang menghantui ribuan nelayan yang ada di pesisir Teluk Jakarta adalah pencemaran dan reklamasi pantai. Menurut Riza Damanik dari Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), saat ini setidaknya 14.000 kubik sampah yang berasal dari limbah rumah tangga dan limbah industri telah mencemari Teluk Jakarta seluas 2,8 kilometer persegi. Seluruh limbah tersebut mengalir melalui 13 anak sungai yang bermuara di teluk tersebut.

Sampah tersebut selanjutnya terakumulasi di Teluk Jakarta sehingga mencemari lingkungan di wilayah perairan Jakarta hingga ke wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu. Hal ini kemudian berakibat pada penurunan jumlah produksi ikan dan budi daya laut lainnya hingga 38 persen dari biasanya.

Kondisi ini diperparah dengan niat Pemprov DKI Jakarta untuk melanjutkan reklamasi pantai utara Jakarta di akhir 2010. Reklamasi pantai utara Jakarta sepanjang 32 kilometer persegi dengan lebar 1,5 kilometer ini diperuntukan pusat bisnis modern, kawasan perumahan mewah, serta wisata.

Gagasan reklamasi ini, kata Riza, jelas akan menggusur nelayan dari habitatnya. Suku Dinas Perikanan Jakarta Utara pernah mencatat setidaknya 10.000 nelayan di Teluk Jakarta akan tergusur akibat proyek reklamasi pantai utara Jakarta tersebut. Mereka selama ini tinggal bersama keluarga di sekitar muara sungai, termasuk Muara Baru, Cilincing, Kali Baru dan Marunda, Jakarta Utara. Pada akhirnya nanti, dikhawatirkan nelayan di Teluk Jakarta akan musnah.

"Dalam 10 tahun terakhir jumlah nelayan kita berkurang 25 persen. Dan jumlahnya akan semakin menyusut bila reklamasi dan pencemaran terus terjadi," urai Riza.

Dengan segala himpitan dan ancaman ini, maka ritual tahunan Sedekah Laut dirasakan sangat penting bagi para nelayan. Sepanjang minggu ini, mereka membuat persiapan untuk sedekah laut yang akan digelar Minggu 25 Juli 2010. Kapal-kapal nelayan dihias, aneka sesajian disiapkan secara bertahap. Nanti, akan ada seekor kerbau yang akan disiapkan. Kepala dan jeroannya akan dilarung bersama sesajian. Sedangkan dagingnya dibagi-bagi di antara nelayan.

Sedekah laut bagi para nelayan Jakarta utara adalah momen meminta perlindungan dari Tuhan untuk para nelayan. Ketika kekuatan ekonomi menghimpit mereka, pemerintah pun mereka rasa tidak bisa membantu memperjuangkan nasib mereka. Maka, harapan mereka pun bertumpu kepada Tuhan. Sedekah laut, adalah cara yang sudah mereka lakukan secara turun temurun. Mereka berharap dengan sedekah laut ini Tuhan akan memberikan perlindungan kepada nelayan di kawasan itu.

"Sekalipun pemerintah tidak bisa melindungi dan menolong kami. Kami masih punya Yang Kuasa yang akan membantu kami dalam mencari penghidupan di pesisir Jakarta," pungkas Thoirom yang diangguki beberapa nelayan Marunda kepu yang malam itu tengah menyiapkan kebutuhan sedekah laut. (ddg/fay)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Berharap Alam Membela Nelayan Lewat Sedekah Laut

Kamis, 22 Juli 2010

300 Bagan Nelayan Kotabaru Hancur

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Sedikitnya 300 dari 674 bagan di Desa Sarang Tiung dan Gedambaan, Kecamatan Pulaulaut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan hancur. Musibah yang amat memukul para nelayan setempat itu terjadi akibat hantaman gelombang laut dan angin kencang yang berlangsung dalam sebulan terakhir.

Meski tidak ada korban jiwa, mereka menderita kerugian total lebih dari Rp 450 juta akibat hancurnya ratusan bagan tersebut. Ratusan nelayan itu kini menganggur. Bahkan, nelayan yang bagannya tidak hancur juga takut melaut karena cuaca buruk itu masih berlangsung.

Kepala Desa Sarang Tiung, Abdul Mulud yang dihubungi hari Kamis (22/7/2010) mengatakan, kehancuran ratusan bagan itu adalah yang terbesar selama ini. "Sebelumnya, bagan-bagan di dua desa ini rata-rata setiap tahun hancur akibat angin kencang hanya berkisar 50 hingga 100 buah. Ini pukulan paling berat yang dialami nelayan di daerah ini," katanya.

Menurut Abdul Mulud, pihaknya belum melaporkan hal ini kepada pemerintah. Namun, ia berharap pemerintah atau instansi terkait memberikan perhatian serius terhadap nasib mereka. Bagaimanapun, usaha bagan menjadi menghasilan utama nelayan di dua desa ini yang berpenduduk mencapai 674 keluarga atau 3.000 jiwa.

"Artinya, satu keluarga di duaa desa ini paling tidak memiliki satu bagan. Masalahnya, mereka tidak bisa cepat membangun bagan kembali karena memerlukan biaya Rp 15 juta untuk satu bagan," katanya.

Menurut Heri, warga Kotabaru, selama mereka tidak bisa melaut, sebagian nelayan itu terpaksa mencari pekerjaan lainnya untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, ada juga yang terpaksa menjual perhiasan atau harta benda lainnya untuk bertahan hidup. "Dalam kondisi seperti inilah mereka kerap terlilit hutang ketengkulak, khususnya untuk mendapatkan modal membangun bagan kembali," tuturnya.


------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - 300 Bagan Nelayan Kotabaru Hancur

Banjir dan Longsor Masih Ancam Cin


Liputan6.com, Ankang: Badan Meteorologi Cina memprediksi, Kamis (22/7), hujan deras masih akan turun. Sebab musim hujan berlangsung hingga Agustus. Sementara musim badai topan di Asia Timur baru saja mulai. Banjir dan longsor masih mengancam karena lebih dari 230 sungai di Cina menunjukkan gejala meluap.

Sepanjang tahun ini di Cina telah menewaskan lebih dari 700 orang. Ratusan orang juga tercatat hilang. Untuk menekan jumlah korban tewas, tim penyelamat yang didukung Tentara Pembebasan Rakyat Cina terus berupaya mengevakuasi dan mencari para korban. Mereka juga memperbaiki akses menuju wilayah bencana [baca: Korban Banjir Cina 701 Orang].(AIS)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Banjir dan Longsor Masih Ancam Cin

Mahluk Luar Angkasa Menggunakan 'Twitter'?


Dibantah, bahwa alien memancarkan sinyal ke segala arah untuk jalin kontak dengan manusia.

VIVAnews - Jejaring sosial jadi fenomena, ia berkembang tanpa batas. Bahkan, hingga luar angkasa. Maksudnya?

Para ilmuwan mengatakan bahkan mahluk luar angkasa atau alien mungkin menggunakan pola yang lebih sederhana ketika mencoba melakukan kontak dengan manusia. Seperti Twitter -- misalnya.

Para alien bisa jadi menggunakan 'tweets' kosmis untuk mengontak manusia Bumi selama beberapa dekade. Sayangnya, kata para peneliti, kita belum bisa menangkap pesan tersebut.

Namun, pesan yang dikirim ke Bumi tidak persis sama dengan pesan di Twitter yang dibatasi 140 karakter. Penelitian menunjukkan para alien mungkin mengirimkan pesan pendek -- pesan langsung berupa sinyal, bukan memancarkan sinyal ke segala arah untuk menarik perhatian manusia.

Alasannya, peradaban alien diperkirakan punya kecenderungan membuat teknologi sinyal yang lebih efisien.

"Pendekatannya lebih seperti Twitter dan tidak seperti 'War and Peace'," kata Dr James Benford, fisikawan dan ketua Microwave Sciences, seperti dimuat laman Daily Mail.

Sementara, kembarannya, Gregory -- astrofisikawan dari Universitas Kalifornia mengatakan apapun bentuk kehidupannya, proses evolusi adalah proses memilih sumber daya yang lebih ekonomis.

"Mengirimkan sinyal melintasi tahun cahaya membutuhkan sumber daya yang besar," tambah dia.

Baik James maupun Gregory menyimpulkan bahwa ilmuwan yang tergabung dalam organisasi pencarian kehidupan ekstraterrestrial, Search for Extra-Terrestrial Intelligence (SETI) telah melakukan pendekatan yang salah selama setidaknya lima dekade.

Seperti ditulis dalam jurnal Astobiology, dua bersaudara Benfords mengatakan sinyal dari alien tidak dipancarkan ke segala arah namun, lebih mirip peluru, ditujukan ke satu sampai 10 gigahertz jarak gelombang elektromagnetik.

Dalil SETI bahwa alien mencoba menjalin kontak dengan manusia dengan cara memancarkan sinyal seperti mercusuar yang menyapu galaksi, dibantah dua bersaudara itu. Kata mereka, pesan yang dikirim lebih mungkin mirip Twitter yang bisa bertahan beberapa hari.

Benfords bersaudara juga mengatakan ilmuwan SETI telah mencari di tempat yang salah -- dengan mengarahkan teleskop radio ke bintang terdekat, berharap mendapatkan sinyal atau suara dari kehidupan alien.

"Broadcasting itu mahal dan membutuhkan banyak energi -- apalagi untuk mengirimkan sinyal melintasi tahun cahaya."

Seharusnya, SETI mencari alien di pusat galaksi.

"Banyak bintang yang miliaran tahun lebih tua dari Matahari -- pusat tata surya. Itu menunjukkan ada kemungkinan besar untuk membuat kontak dengan peradaban yang lebih maju dan ramai yang ada di galaksi kita," kata Gregory Benford.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Mahluk Luar Angkasa Menggunakan 'Twitter'?

Satu Orang Tewas Terkena Ledakan Gas


Liputan6.com, Banjarmasin: Ledakan tabung gas kembali memakan korban. Kali ini terjadi di perusahaan galangan kapal di Jalan Pekauman, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kalimantan Selatan, Kamis (22/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Seorang tewas bernama Ogi, warga Jalan Antasan Bondan berusia 37 tahun. Sementara lima lainnya cedera sangat parah, tiga di antaranya Idar, Anang, dan Rusliansyah.

Diduga kecelakaan terjadi akibat kelalaian seorang pekerja tukang las. Saat mengelas, ia berada dekat dengan tabung yang diduga bocor. Peristiwa berawal ketika karyawan hendak memulai aktivitas. Semua peralatan disiapkan untuk melanjutkan pekerjaan las dan perbaikan kapal. Tiba-tiba sebua tabung yang biasa digunakan untuk mengelas pelat besi meledak.

Ledakan terdengar sangat dahsyat. Lokasi galangan kapal porak-poranda. Menurut seorang saksi, ledakan terdengar hingga radius beberapa kilometer. Awalnya warga bahkan mengira ada bom meledak.

Saat ini polisi masih menyelidiki penyebab ledakan. Sejumlah saksi dan pemilik perusahaan, Ishiang sudah dimintai keterangan.(AIS)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Satu Orang Tewas Terkena Ledakan Gas