Jumat, 24 September 2010
Topan Fanapi Menerjang, 107 Orang Cedera
Badai Matahari Ancam Bumi 'Kiamat' di 2013
Seperti dilansir The Sun edisi 21 September 2010, potensi bencana yang terjadi sekali dalam seabad ini bisa membawa ancaman serius pada sejumlah fasilitas vital: kerusakan jaringan listrik, hancurnya sistem komunikasi, pesawat jatuh, dropnya stok pangan dunia, dan porak-porandanya jaringan Internet.
Bencana sejenis disebutkan pernah terjadi pada tahun 1859 dan mendatangkan kerusakan dahsyat di Eropa dan Amerika. Saat itu dilaporkan kawat telegraf terbakar habis. Bahkan, saat itu diberitakan dua pertiga langit di Bumi diselimuti cahaya aurora berwarna merah darah.
Peringatan malapetaka ini--yang mengingatkan pada gambaran kiamat di film '2012' ala Hollywood--tak kurang membuat was-was Menteri Pertahanan Inggris, Liam Fox. Dia lalu menggelar konperensi darurat di London pada 20 September lalu. Fox yang bergelar doktor mengatakan bencana yang dampaknya sulit diukur dan diprediksi ini bisa mengakibatkan kerusakan berskala hebat. Dan jika benar terjadi, maka badai matahari itu bisa menciptakan kerusakan yang jauh lebih berbahaya ketimbang ledakan serupa pada tahun 1859.
Da lalu meminta para ilmuwan untuk menyusun strategi guna mengantisipasinya. Konperensi yang diselenggarakan oleh Dewan Keamanan Infrastruktur Listrik Inggris itu mendengar paparan dari para ahli bahwa Matahari akan mencapai tahap kritis dari siklusnya di tahun 2013 mendatang.
Ketika itu, gelombang energi magnetik yang tercipta di atmosfer diperkirakan akan memicu badai radiasi yang menyebabkan lonjakan energi berkekuatan besar. Akibatnya, akan tercipta badai awan di kota-kota besar dunia seperti London, Paris, dan New York. Pada tahun 1989, bencana serupa yang berskala kecil sempat mengganggu pembangkit listrik di Quebec, Kanada.
Mantan penasihat pertahanan pemerintah AS, Dr. Avi Schnurr, juga memperingatkan, "Badai geomagnetik bisa menghancurkan negara-negara di muka bumi. Kita tidak bisa berpangku tangan menunggu bencana itu datang." (kd)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Minibus Terbalik di Tol Jakarta-Merak
Berdasarkan informasi dari Briptu Widia, petugas TMC Polda Metro Jaya, kecelakaan tersebut terjadi di lajur dua sehingga mengakibatkan kemacetan karena hanya satu lajur yang bisa dilintasi kendaraan, sedangkan dua lajur lainnya tertutup oleh Suzuki Carry.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui penyebab maupun korban jiwa dalam insiden tersebut, saat ini petugas PJR sudah berada di lokasi kecelakaan untuk mengamankan TKP dan melakukan pengaturan arus lalu lintas. (Tr)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Pesawat Cessna Jatuh di Bandung
JAKARTA, KOMPAS.com — Pesawat Cessna yang sedang melakukan atraksi akrobat di acara Bandung Air Show, Jumat (24/9/2010) pagi, jatuh dan meledak. Demikian informasi yang diperoleh Kompas.com.
Bandung Air Show sendiri berlangsung di Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung, dan baru dibuka Kamis.
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Ancaman Kerusakan Alam Semakin Nyata
Dilihat dari faktor utama pemicu terjadinya dua fenomena alam ini adalah karena semakin meningkatnya suhu bumi atau yang akrab disebut pemanasan global. Dan jika dibiarkan, tentu akibat yang lebih serius bisa saja terjadi dari yang diprediksikan semula. Karena itu, satu langkah penting yang mesti dilakukan adalah meningkatkan kewaspadaan dan bertindak untuk penyelamatan lingkungan.
Ancaman abrasi air laut dan bahaya banjir harusnya menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan. Barangkali baru setelah ada fenomena yang menakutkan akan muncul kesadaran kritis, bahwa penanggulangan bahaya banjir tidak bisa dilakukan dalam tempo sekejap. Pemanasan global adalah fenomena yang bertali temali dengan banyak dimensi kehidupan. Katakanlah soal penataan ruang yang tidak menghargai aspek kelestarian lingkungan, penebangan pohon secara massif, pemakaian CFC yang berlebihan dan lain-lain turut serta memberi kontribusi bagi terjadinya pemanasan global.
Salah kalau kita menyebutkan bahwa gejala kerusakan alam adalah hanya sebuah tragedi apalagi misteri. Tanpa meminggirkan adanya tragedi (sesuatu yang terjadi di luar dugaan), bahaya kerusakan sesungguhnya dapat dipredikasi dan sekaligus diantisipasi. Ancaman kerusakan alam sudah sering muncul setiap tahunnya. Akan tetapi, kita sulit untuk berubah dan berbenah. Untuk itu, langkah-langkah sebagai tindakan antisipatif dapat dilakukan secepatnya. Hal inilah yang tidak kita pikirkan secara matang.
Pemerintah atau pejabat publik jangan lagi hanya terampil ber-slogan semata, melainkan harus membuat tindakan nyata. Pemerintah jangan pula hanya tampil dengan politik tebar pesona, seolah-olah menjadi malaikat yang menolong rakyat dalam kesusahannya, termasuk seperti akibat banjir. Pemerintah harusnya hadir dengan tindakan-tindakan antisipatif terhadap kemungkinan bencana yang menghampiri masyarakat banyak.
Dan itulah sepenuhnya fungsi pemerintah; hadir untuk melayani rakyat. Seperti terjadi di masa-masa silam, di setiap kali ada bencana, maka dengan cepat pejabat kita mendengar adanya statemen optimis bahwa kejadian serupa tidak terulang lagi. Nyatanya, bukan hanya terulang, tetapi menjadi langganan.
Ke depan, kita memerlukan hadirnya pemimpin yang cerdas dan tegas. Pemimpin yang tidak hanya pintar beretorika, tetapi pemimpin yang berkinerja baik. Pemimpin yang mengerti dan mau mengabdi untuk kepentingan rakyat. Bila perlu tak pandang bulu dalam melakukan hal apapun yang tujuannya untuk menyelamatkan lingkungan, termasuk mengantisipasi terjadinya masalah banjir. Banjir tidak bisa diatasi dengan kata, tetapi dengan perbuatan dan tindakan nyata.
Bahaya banjir sudah terpampang di hadapan kita. Tidak ada pilihan lain, selain bekerja keras untuk mengatasinya. Dalam konteks itu, kita tidak hanya membutuhkan tekad yang membara, tetapi juga tindakan nyata. Misalnya, tekad pemerintah daerah untuk saling koordinasi antar daerah untuk mengantisipasi banjir. Kita tidak pula memerlukan adanya slogan-slogan yang positif, tetapi juga langkah-langkah nyata untuk mewujudkannya.
Kerusakan lingkungan memang semakin menegaskan akan pentingnya mewujudnyatakan kepedulian terhadap keselamatan bumi. Kenyataan yang ada, terjadi dekadensi atas kualitas lingkungan, tidak bisa lagi dilawan dengan bermain wacana. Harus dengan langkah konkrit. Semua komponen bangsa dan masyarakat internasional harus terlibat di dalamnya.
Komitmen untuk peduli pada lingkungan harus menjadi kewajiban kita semua. Lingkungan adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang harus ditata dan dan dikendalikan secara bertanggung jawab. (*)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
New York Diterjang Badai, 1 Tewas
Satu orang warga dikabarkan tewas dalam badai yang dikatakan tidak terlalu memiliki kekuatan besar.
Badai berkekuatan kecil dan disertai awan hitam, bergerak pelan menuju pusat Kota New York. Badai tersebut merusak atap rumah dan menyebabkan beberapa pohon besar di Brooklyn tumbang.
Korban tewas dalam badai ini, terjadi setelah seorang pria menabrak sebuah pohon saat sedang mengendarai mobil.
Seperti dilansir AFP, Jumat (17/9/2010), lebih dari 26 ribu warga di wilayah Queens tidak dapat menikmati aliran listrik karena alirannya terputus. Kondisi serupa juga dialami sekira lima ribu warga di Staten Island.
Badai ini memang cukup kecil kekuatannya, tetapi hujan deras yang disertai petir amat menganggu aktifitas warga. Diperkirakan cuaca akan bertambah buruk di wilayah yang terkena badai ini. (faj)
--------------------------" Alam dan Adat Bicara "
Laut Terbelah Jadi Fenomena Menarik di Korea Selatan
Seperti dilansir dari AsiaRoom, Sebuah hamparan tanah dengan panjang sekitar 2,8 kilometer dan lebar 40 meter akan terbuka dan dikunjungi oleh orang-orang dalam jumlah besar. Fenomena ini terjadi dua kali setahun saat air laut surut.
Dari keputusasaan ia kemudian berdoa kepada Allah Sea untuk membantu dan laut Tuhan menjawab doa-doanya oleh membelah Laut. Namun, fenomena magis dikenal dunia ketika Mr Pierre Randi, seorang Duta Besar Perancis di Korea datang untuk mengunjungi Korea pada tahun 1975 dan menulis tentang hal ini di koran Prancis.
Fitur Musa Keajaiban Jindo di Korea Selatan
- Festival Laut bernama Jindo Festival Perpisahan biasanya terjadi tiga kali setahun pada bulan Maret, Mei dan Juli. Namun dengan meningkatnya arus wisatawan antusias festival diputuskan akan diadakan pada bulan April juga.
- Untuk menangkap pandangan grand membagi laut dalam dua bagian dan membuat jalan, orang dapat menikmatinya baik dengan mendaki bukit atau Anda juga dapat berjalan-jalan melalui terusan yg berhubung dgn laut terungkap. Keajaiban Musa dari Jindo adalah sesuatu yang benar-benar harus dialami secara pribadi.
- Peristiwa Festival berkaitan dengan Miracle Musa dari Jindo menikmati secara menyeluruh oleh jutaan pengunjung. The folksongs Jindo dan tarian Korea khusus bernama Ganggangsullae dilakukan dan dinikmati oleh para profesional dan mengunjungi turis.
- Tempat-tempat lain dari Miracle Musa dari Jindo terdiri dari layar kembang api, sinar laser menunjukkan, kinerja yang oleh Shamanists Korea, dan musik tradisional ekstravaganza bersama dengan drum kinerja.(Dom)
------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Kamis, 23 September 2010
Truk Brimob Terguling Satu Tewas
Korban tewas, adalah Brigadir Satu (Briptu) Erik Candra Setiawan (33), sedangkan korban luka, yaitu Novel Riyanto Wibisono (33), Sasi (25), Kisrol (24), Agus Tri (22), Dodi Yulianto (31), Yoyon (35). Saat ini mereka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kalisari Batang.
Adapun korban luka yang dirawat di Rumah Sakit QIN Kabupaten Batang, yaitu M. Rif’an (33), Suratno (33), Kasmui (33), Windartono (25), Saefudin (33), Bambang Agus (31), Suryo (33), Egon (35), Budi (35), Hartono (31), Sunarto (30), Onni (31), Aji Wahyu (21), Bagus Hendra (22), dan Suwanto (22).
Berdasarkan informasi yang dihimpun menyebutkan, kecelakaan tersebut berawal saat truk rombongan Satuan Brimob Pekalongan yang dikemudikan Briptu Yoyon (35) melaju dari arah Kota Pekalongan menuju Semarang.
Namun, saat sampai di tikungan Jalan Raya Simbang Tulis, truk yang sarat penuh penumpang tersebut mendadak terguling.
Akibatnya, seluruh penumpang yang berada di bak belakang truk pada terjatuh ke jalan raya dan satu korban ditemukan tewas, sedangkan 21 lainnya mengalami luka ringan dan berat.
Warga setempat melihat ada kecelakaan tersebut, kemudian memberikan pertolongan terhadap pada korban dan melaporkan peristiwa itu ke polisi.
Kecelakaan itu pun mengakibatkan arus lalu lintas sempat tersendat beberapa saat. Arus lalu lintas kendaraan kembali lancar setelah truk tersebut disingkar ke tepi jalan.
Seorang saksi yang enggan disebutkan namanya mengatakan, truk rombongan anggota Brimob itu melaju dari arah barat (Kota Pekalongan) menuju ke timur (Semarang).
"Namun, kami tidak tahu kenapa tiba-tiba truk itu terguling. Diduga saat truk melaju di jalan menikung oleng dan menabrak trotoar hingga akhirnya terguling," paparnya.
Waka Polres Batang Kompol Sungkono Santoso, saat di RS QIM Kabupaten Batang enggan memberikan komentar.
Sejumlah anggota Sat Brimob Pekalongan terlihat berjaga dan menunggu rekan lainnya yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kalisari Batang.
--------------------------
am dan Adat Bicara "
Minggu, 19 September 2010
Jl RE Martadinata Diprediksi Bisa Ambrol Lagi
am dan Adat Bicara "
Saat Warga Tidur Lelap Ratusan Rumah Terendam Air Banjir
Informasi dari warga sekitar menyebutkan banjir mulai melanda sekitar pukul 02.00 WIB akibat luapan air dari Sungai Song setelah hujan deras mengguyur kawasan pegunungan di atasnya sejak Sabtu (18/9) malam.
Tidak ada laporan korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun sejumlah warga mengaku rumah berikut harta benda mereka sempat terendam selama beberapa jam.
"Kami tak sempat menyelamatkan perabot rumah maupun harta benda yang ada di dalam rumah karena banjir terjadi saat warga tertidur lelap," kata Sunarti, warga Desa Bolorejo.
Selain merendam ratusan rumah warga, terjangan air bah selama beberapa jam itu juga memporakporandakan lahan pertanian setempat. Akibatnya, kerugian yang ditanggung petani maupun penduduk sekitar ditaksir mencapai seratus juta rupiah lebih.
"Banjir seperti ini memang selalu terjadi setiap tahun karena permukaan Sungai Song hampir sejajar dengan daratan," kata seorang warga Desa Bolorejo lain, Kumhayati.
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Puluhan Rumah di Kramat Pulo Hangus Terbakar
Api diduga berasal dari hubungan arus pendek listrik dari sebuah rumah kosong yang ditinggal penghuninya mudik. Api dengan cepat menjalar ke rumah warga lainnya. Namun kondisi ini dimanfaatkan seorang remaja. Di tengah kepanikan, remaja tersebut diduga mencuri barang-barang milik warga. Alhasil, remaja itu babak belur dihajar warga yang kesal. Namun amukan berhasil diredam dan pelaku pencurian berhasil diamankan kepolisian.
Kobaran api berhasil dipadamkan setelah satu jam berlangsung. Belasan unit mobil pemadam kebakaran pun dikerahkan. Tak ada korban jiwa dalam musibah kali ini. Namun, kerugian yang disebabkan kebakaran tersebut ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Kasus tersebut kini ditangani Polsek Senen. (MEL)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Senin, 13 September 2010
Pulau Enggano Krisis Air Bersih
Tetua Suku di pulau Enggano Rafli Zen, Senin, mengatakan, daerah tersebut mengalami krisis air bersih sejak tidak berfungsinya perusahan daerah air minum (PDAM) setempat puluhan tahun lalu.
Desa tersebut yakni, Desa Banjar Sari, Meok, Malakoni, Apoho, Kahyapu dan Desa Kaana.
"Sejak itu pula masyarakat menggunakan air sebagai sumber kehidupan hanya air sumur dari rembesan air laut," katanya.
Air yang dihasilkan sumur tersebut tidak layak dikatakan sebagai air sumur karena galian sumur hanya kedalaman 1,5 meter telah mendapat air, sementara kualitas air tersebut meragukan untuk kesehatan, ujarnya.
Hal senada disampaikan Suyitno Kepala Desa Kaana Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, ia menyayangkan sarana air bersih di daerah itu mubazir sejak puluhan tahun sehingga sekarang dalam kondisi rusak dan sebagian hilang.
Ia mengatakan, sumber air bersih di pulau yang berpenduduk 2.700 jiwa itu terdapat di dua desa, yakni Desa Meok dan Desa Kaana, keduanya bersumber dari mata air perbukitan.
Mata air tersebut saat ini difungsikan masyarakat setempat sebagai sumber irigasi buatan hingga dapat mengaliri area persawahan puluhan hektare.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bengkulu Utara, Buyung Satria, saat dihubungi melalui telepon, di Bengkulu membenarkan kondisi masyarakat di pulau tersebut memerlukan air bersih PDAM.
"Kondisi itu betul adanya apa yang disampaikan masyarakat setempat, kita dalam kunjungan kerja unsur Muspida Kabupaten Bengkulu Utara tiga bulan lalu, telah melihat langsung kondisi masyarakat yang bergantung pada hasil pertanian dan kekayaan laut itu," kata Buyung Satria.
Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara telah mengagendakan beberapa hal yang harus diprioritaskan untuk kesejahteraan masyarakat setempat, ujarnya.(*) ANT/M027
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Hati-hati Banjir di Subang-Sadang
Genangan air hujan di antaranya terdapat di Jalan Raya Lebaksiuh, Dawuan, dan depan Pasar Kalijati. Selain itu, di ruas jalan yang menurun juga air ikut mengalir dengan arus cukup deras sehingga menyebabkan jalanan licin dan kendaraan mudah tergelincir.
Sejak Senin (13/9/2010) pagi hingga siang tadi, Subang dan sekitarnya diguyur hujan cukup deras, tetapi tidak disertai angin.
Meski cuaca kurang bersahabat, tetapi sejumlah kendaraan yang melintas di jalur tengah Subang-Sadang tetap ramai. Iring-iringan kendaraan dari arah Cirebon menuju Cikampek sudah ramai sejak pagi tadi. (roh)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Mobil Masuk Jurang di Wonosobp, Dua Tewas
Korban tewas dikenali sebagai Andriyanto, 11, dan Mosita Dyah, 48, anak dan ibu. Korban luka parah adalah Ign Iryanto, 48, ayah dan suami korban. Ketiganya warga Dusun Maliyan, Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Magelang.
Insiden itu berawal saat mobil Zebra yang mereka naiki melaju dari arah Parakan menuju Wonosobo. Saat melaju di turunan Reco, Iryanto diduga dikejutkan oleh motor di depannya. Untuk menghindari tabrakan, dia membanting setir ke kanan untuk mendahului motor tersebut.
Setelah menyalip motor, Iryanto kaget lagi karena mobil di depan motor tersebut hendak menyalip bus di depannya. Dia pun spontan membanting setir ke kiri. Nahas, mobilnya menghantam tembok pembatas jalan lalu "terbang" sejauh 20 meter, jatuh di jurang sedalam 15 meter, melintasi Sungai Gajian. "Mungkin remnya blong. Sebab, mobil itu sepertinya tak bisa dikendalikan," ujar Supriyanto, 34, saksi mata.
Bodi mobil itu remuk. Tiga penumpangnya segera dilarikan ke RSI Wonosobo. Menurut Andi Prabowo, paramedik RSI Wonosobo, Andriyanto dan Mosita tewas karena benturan keras di kepala. Iryanto juga terluka di kepala. "Kondisinya kritis," lanjutnya.
Kapolres Wonosobo AKBP Yavied Duma Parembang melalui Kasatlantas AKP Darmono menuturkan, berdasar keterangan saksi mata, kecelakaan tersebut diduga terjadi akibat rem blong. "Tapi, kami masih menyelidiki kondisi mobil tersebut," katanya. (zah/jpnn/c2/soe)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Eksplorasi Amole Mining Ancam Taman Nasional Lorentz
Kepala Balai Taman Nasional Lorentz Yunus Rumbarar di Timika, Jumat, mengatakan, lokasi kegiatan eksplorasi perusahaan Amole Mining di Kampung Hoeya, Distrik Jila, Mimika, berada dalam kawasan Taman Nasional Lorentz sehingga jika dilanjutkan harus mendapat persetujuan dari Menteri Kehutanan RI.
"Kegiatan pertambangan seharusnya tidak boleh dilakukan dalam kawasan taman nasional. Yang terjadi di Jila itu juga menyalahi aturan karena lokasi itu berada dalam kawasan Taman Nasional Lorentz," kata Rumbarar.
Menurut dia, larangan terhadap aktivitas pertambangan di kawasan Taman Nasional Lorentz juga menjadi rekomendasi kegiatan sosialisasi zonasi Taman Nasional Lorentz lima kabupaten (Mimika, Asmat, Paniai, Intan Jaya dan Puncak Jaya) yang berlangsung di Hotel Serayu Timika, Kamis (2/9).
Rumbarar menjelaskan, setiap kegiatan eksplorasi pertambangan dalam kawasan taman nasional harus mendapat persetujuan Menteri Kehutanan RI. Kegiatan eksplorasi perusahaan Amole Mining di Hoeya, Jila, Mimika, untuk sementara waktu dihentikan menunggu izin pemakaian kawasan hutan dari Kantor Kementerian Kehutanan di Jakarta.
Ada lima distrik di Mimika yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Lorentz yaitu Tembagapura, Mimika Timur Jauh, Jila, Jita dan Agimuga.
Seluruh kegiatan yang dilakukan pada kawasan tersebut, katanya, harus berkoordinasi dengan pengelola Taman Nasional Lorentz yang berkantor di Wamena Kabupaten Jayawijaya.
Kampung-kampung yang berbatasan langsung dengan batas luar kawasan Taman Nasional Lorentz dijadikan zona penyangga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kawasan Taman Nasional Lorentz.
Direktur Konservasi Kawasan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Wiratno meminta hasil monitoring biota di daerah endapan tailing dapat diakses oleh pengelola Taman Nasional Lorentz dan Pemerintah Kabupaten Mimika.
Sebanyak 13 rekomendasi hasil sosialisasi zonasi Taman Nasional Lorentz di Timika diteruskan kepada Menteri Kehutanan cq Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA).
Beberapa rekomendasi dari pertemuan itu antara lain Taman Nasional Lorentz merupakan salah satu kawasan strategis nasional dan situs warisan dunia di Provinsi Papua yang difungsikan sebagai kawasan perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari dan berkelanjutan.
Selanjutnya, Taman Nasional Lorentz sebagai situs warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO pada 1999 perlu mendapatkan dukungan dana dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta, LSM baik nasional maupun internasional. (E015/N002)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Ajaib, Gempa 7,1 SR Tak Ada yang Tewas!
“Ini adalah keajaiban. Tidak ada yang tewas,” ujar John Key, saat meninjau lokasi kejadian di Kota Chirstchurch, kemarin. Namun diakuinya, memang terdapat warga yang mengalami luka ringan hingga luka parah. Menurut Key, salah satu alasan tidak banyak yang lolos dari gempa karena bencana alam itu terjadi sebelum fajar, di mana banyak warga melakukan aktivitas di luar gedung.
“Jika ini terjadi lima jam sebelumnya atau lima jam kemudian (ketika banyak orang di kota itu), maka akan terjadi pembantaian mutlak kehidupan manusia,” terang Key.
Profesor Geologi Mark Quigley dari Universitas Canterbury menjelaskan, gempa itu disebabkan oleh tabrakan antara lempeng Pasifik dengan lempeng tektonik Australia. Kini, NZ tengah berbenah. Pemerintah setempat berusaha menangani dan mengaktifkan berbagai kebutuhan sanitasi, seperti listrik dan air. Setidaknya 500 gedung, termasuk 90 properti pusat kota, hancur lebur, setelah gempa, Sabtu 4 September. (RMOL)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Pasca Gempa Susulan ; Selandia Baru Perpanjang Keadaan Darurat
Pemerintah Selandia Baru memperpanjang keadaan darurat di Christchurch, Rabu (8/9) setelah gempa susulan kuat.
Gempa susulan berkekuatan 5,0 SR terjadi pukul 07.49 waktu setempat (02.49 WIB, Rabu), menyebabkan penduduk yang ketakutan berlamburan lari ke jalan-jalan, memutuskan aliran listrik sebentar dan menjatuhan puing-puing dari gedung-gedung yang sudah rusak.
Markas pertahanan sipil kota dan pusat kesejahteraan rakyat yang menampung penduduk kehilangan tempat tinggal akibat gempa Sabtu untuk sementara waktu dikosongkan.
Sekitar 1.000 pengendara mobil dalam terowongan sepanjang 1,9 km menghubungkan Christchurch dengan pelabuhan Lyttleton terdekat menjadi ketakutan setelah gempa susulan membuat retak bangunan itu.
Terowongan tadi ditutup sebagai tindakan pencegahan tapi akhirnya dibuka kembali setelah teknisi menemukan kerusakan tidak berat.
Gempa terbaru berkedalaman satu km dan jauh lebih dekat dengan pusat kota daripada gempa berkekuatan 7,0 SR, yang menyebabkan kerugian senilai miliaran dolar AS, kata para pakar seismologi.
Kementeriaan pertahanan sipil memperpanjang keadaan darurat di kota itu yang berakhir tengah hari Rabu (07.00 WIB) selama sepekan lagi, kendati keputusan diambil berdasarkan skala kerusakan pada Sabtu, bukan gempa susulan terbaru.
Kementerian Keuangan juga mengatakan, biaya perbaikan dari gempa itu kemungkinan senilai empat miliar dolar Selandia baru (2,7 miliar dolar AS), dua kali lipat perkiraan sebelumnya. (AFP/es)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Gempa 5,0 SR Guncang Jogjakarta
Menurut staf Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogjakarta David, di Jogjakarta, Minggu malam menjelang dini hari, pusat gempa berada di pantai dengan kedalaman 10 kilometer.
Ia menyebutkan pusat gempa berada di koordinat 8.10 Lintang Selatan - 110.37 Bujur Timur, atau 23 kilometer tenggara Bantul, Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ).ant
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Batavia Air Tujuan Jakarta Rusak di Pekanbaru
"Pesawat Batavia tujuan Jakarta dari SSK II batal berangkat pada pukul 13.00 WIB Senin, karena kerusakan teknis," kata Koordinator posko Lebaran bandara SSK II, Amintas Sinaga, kepada ANTARA, Senin.
Dia mengatakan, pesawat yang seharusnya berangkat pukul 13.00 WIB tujuan Jakarta itu masih dalam perbaikan.
"Kami sudah menyampaikan pembatalan keberangkatan pesawat ini kepada penumpang," urainya.
177 penumpang asal Pekanbaru yang hendak berangkat ke Jakarta terpaksa menunggu di bandara tersebut.
"Pihak Batavia sudah mengumumkan pembatalan ini ini kepada penumpang, dan penumpang nampaknya maklum menunggu pesawat pengganti atau pesawat yang rusak usai diperbaiki," tegasnya.
Dia mengungkapkan, Batavia sudah melakukan kewajibannya dengan memberikan konpensasi sesuai aturan kepada penumpang.(*) ANT/B012/AR09
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Sabtu, 11 September 2010
Meregang Nyawa di Open House Istana
VIVAnews - Joni Malela, 45, barangkali tak pernah menyangka sebelumnya, bahwa dirinya bakal menemui ajal di Hari Raya Idul Fitri. Alih-alih mendapat uang Rp100 ribu, pria tunanetra asal Garut ini malah merengang nyawa saat mengantre di Istana Negara untuk bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Penyebab tewasnya Joni sebetulnya belum dapat dipastikan secara medis. Sebab, dokter hanya memeriksa bagian luar tubuhnya. Dokter forensik RSCM, Wibisana Widyatmaka menyebutkan, tidak ada luka akibat kekerasan. "Dari hasil pemeriksaan dari kepala hingga kaki, tidak ada tanda-tanda kekerasan," ungkapnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Namun, yang bisa dipastikan, berdasarkan keterangan Menteri Kesehatan Endang Sedyaningsih usai melihat kondisi jenazah, Joni tewas bukan karena terinjak atau akibat kekerasan. "Sudah dilakukan pemeriksaan luar dan tidak dijumpai ada tanda-tanda kekerasan atau diinjak-injak," kata Endang.
Dalam keterangan persnya, Endang menyatakan, tim forensik siap jika keluarga bersedia untuk melakukan otopsi. Namun, Euis Rusmiati, istri Joni yang juga tunanetra dan agak tuli ini tidak bersedia jasad suaminya diotopsi.
"Setelah tadi bertemu, beliau (Euis) meminta langsung dimakamkan saja. Beliau ikhlas, langsung dimakamkan saja," ucap Endang setelah berdialog dengan Euis di kamar jenazah RSCM.
Berawal dari acara open house yang diadakan Presiden SBY di Istana Negara, Joni dan ribuan warga lainnya mendatangi Istana Negara. Saking banyaknya warga yang antre, desak-desakan pun terjadi. Joni yang terkulai lemah akibat berdesakan, segera dipapah petugas untuk diberikan pertolongan. Namun tak berdaya, Joni pun pingsan dan akhirnya menghembuskan nafas yang terakhir.
Ribuan warga berdesakan, mereka saling dorong masuk Istana Negara untuk bersalaman dengan Presiden SBY. Ribuan warga nampaknya khawatir, tak mendapat kesempatan bertemu Presiden SBY.
Nampaknya, bersalaman dengan Presiden bukan satu-satunya alasan warga rela antre lama-lama. Sebelumnya, beredar kabar bahwa akan ada pembagian uang sebesar Rp 300 ribu. "Katanya dapat Rp 300 ribu," kata Rina, seorang warga yang rela antre sebelum open house dibuka.
Hal yang sama juga dikatakan Ani, warga Tangerang. "Saya dapat kabar katanya dikasih Rp 300 ribu, makanya saya datang," ujar Ani.
Namun kabar pembagian uang dibantah pihak Istana. Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha malah mempertanyakan kabar itu. "Keliru. Tidak ada pembagian duit. Itu kabar yang tidak bertanggung jawab. Dari mana ada kabar itu?" kata Julian yang menyesali informasi sesat itu.
Sebetulnya, kericuhan saat open house bukan kali ini saja terjadi. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pernah merasakan imbasnya mengadakan open house. Terlebih, acara silaturahmi itu disisipkan dengan pembagian sedekah, sembako atau apapun namanya.
Demi menghindari terulangnya kejadian serupa, gubernur DKI ini tidak mau ambil resiko. Dan menghentikan kegiatan open house disertai pembagian sedekah mulai tahun ini. "Tertutup untuk masyarakat umum," ujar Foke begitu sapaan Fauzi Bowo.
Dalam acara tahun lalu itu, Foke menyediakan 6000 paket sembako untuk warga kurang mampu di Jakarta. Gubernur juga menyiapkan angpao Rp 40 ribu untuk setiap warga. Hal itu jelas mengundang antusiasme warga. Tua, muda, laki-laki, perempuan, dan anak-anak pun menyemut di Balai Kota sejak pagi, hingga terjadilah kericuhan. VIVAnews
" Alam dan Adat Bicara "
Kamis, 09 September 2010
Asrama Polisi Pontianak Utara Terbakar
"Peristiwanya sekitar pukul 11.00 WIB, diduga karena arus pendek listrik," kata Suhadi. Namun ia belum dapat memastikan nilai kerugian akibat musibah tersebut. "Saya harus pastikan dulu dengan Direktur Pol Airud," katanya.
Lokasi Asrama Polsek Utara berada satu kompleks dengan Markas Kepolisian Perairan Polda Kalbar di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara. Bangunan di kompleks itu rata-rata berusia tua berdinding semen dan kayu belian.
Saat ini, menurut Suhadi, api yang membakar empat unit bangunan itu sudah dipadamkan petugas pemadam kebakaran dari sejumlah yayasan sosial yang ada di Kota Pontianak.
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Jayapura Diguncang Gempa 5,7 SR
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pukul 10.14 WIB, Sabtu (4/9). Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Pusat gempa berada pada 254 km Barat Daya Jayapura, 273 km Timur Laut Timika, 304 km Tenggara Biak, 318 km Timur Laut Keawkwa, 3.532 Timur Laut Jakarta. (MEL)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Gempa 5,2 SR Guncang Dili
Lokasi gempa berada di 6.08 LS-125.88 BT. Pusat gempa berada di 278 kilometer timur laut Dili, Timor Leste, 370 kilometer tenggara Baubau, Sulawesi Tenggara, 371 kilometer barat daya Ambon, Maluku, 434 kilometer tenggara Kendari, Sulteng, dan 2.116 kilometer timur laut Jakarta.(IAN)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Kebakaran di Porong Bakar 3 Rumah dan 3 Warga Api Jalan di Udara, Kolam Ikut Membara
Api Jalan di Udara, Kolam Ikut Membara
SIDOARJO - Semburan lumpur Lapindo yang disertai gas metan terus memunculkan ancaman bagi warga sekitar. Tiga rumah di Desa Siring, Kecamatan Porong, Selasa malam (7/9), terbakar. Tiga warga menjadi korban kebakaran tersebut. Dua di antara mereka mengalami luka bakar serius.
Ketiga korban itu adalah Purwaningsih, 55; Debi Purbianto, anak Purwaningsih, 23; dan Budirahayu, 50. Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos, kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 22.30. Tiga rumah yang terbakar adalah milik Suncoko, Purwaningsih, dan Okki Andrianto, ketiganya warga Jalan Beringin. Sampai berita ini ditulis, penyebab awal kebakaran masih simpang siur karena kejadian itu begitu cepat.
Beberapa sumber di lapangan menyebutkan, awalnya, Purwaningsih menyalakan api di atas tungku buatan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) yang memanfaatkan gas dari bubble. Tungku itu bisa menyala karena dialiri gas dengan menggunakan pipa.
Saat dia menyalakan tungku, tidak terjadi apa-apa. Namun, tiba-tiba api diketahui sudah menjalar ke mana-mana. Abdul Halim, salah seorang saksi, melihat saat itu api sudah menjalar di atas Jalan Beringin. Api menjalar di atas jalan penghubung rumah Purwaningsih, Okki, dan Suncoko yang berjarak sekitar sepuluh meter. "Saya biasa lewat sini. Tapi karena ada api, saya tidak berani lewat," katanya.
Kobaran api itu lantas membakar sebuah toko milik Okki yang berada di rumah Jalan Beringin Nomor 5. Sempat terjadi ledakan beberapa kali disertai hembusan api dari bawah yang menimbulkan getaran.
Akibatnya, sebuah sepeda motor dan seluruh isi toko yang baru diisi barang dagangan beberapa hari lalu itu musnah terbakar. "Untung saja tidak ditempati kalau malam. Siangnya, anak saya di toko," kata Okki.
Bukan hanya itu, bagian dalam rumahnya juga menjadi kolam api. Dari sebuah kolam yang berukuran sekitar 8 x 7 meter persegi itu keluar semburan lumpur disertai gas. Api pun mewarnai permukaan air yang terus bergolak seperti mendidih. Warga di sana ada yang menyebutnya sebagai neraka kecil. Kolam tersebut terbentuk karena sebelumnya tembok yang di atasnya ambles.
Petugas pemadam kebakaran sempat kesulitan memadamkan api. Lebar jalan yang hanya sekitar empat meter menyulitkan pergerakan petugas. Selain itu, lokasi kebakaran cukup jauh di dalam rumah. Ditambah lagi, banyaknya warga yang menonton mengakibatkan aparat harus turun mengusir warga yang mendekat.
Belasan mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Namun, api baru bisa dikendalikan sekitar pukul 03.30 setelah mobil pemadam bolak-balik untuk mengisi air karena kehabisan. BPLS juga menyemprotkan cairan busa untuk memadamkan api agar tidak bergeliat lagi.
Sebelumnya, rumah Okki pernah mengalami hal serupa pada 7 Juli 2009. Semburan gas di rumah tersebut mengeluarkan api hingga membesar dan akhirnya bisa dikendalikan. Namun, hal itu terulang pada 7 September 2010 kemarin.
Bukan hanya itu, rumah Suncoko yang bersebelahan dengan rumah Okki pun ikut terbakar. Api sempat membubung hingga setinggi atap rumah. Setelah disiram air, api pun padam. Namun, dari titik tersebut tetap mengeluarkan suara mendesis yang bisa didengar dari jarak sepuluh meter.
Sementara itu, api juga membakar sisi dalam rumah Purwaningsih. Beberapa perabot rumah tersulut api. Purwaningsih yang saat itu sedang menonton televisi bersama Debi, anaknya, langsung tersambar api.
Menurut Hadi Wijayanto, 56, suami Purwaningsih, saat kejadian, dia sedang berada di gudang rumahnya. Sementara Purwaningsih dan Debi Purbawiyanto menonton televisi. Tiba-tiba api masuk ke dalam rumah dan menyulut ibu serta anak tersebut.
Melihat hal itu, Hadi segera mengambil air seadanya untuk memadamkan api, yang juga menyulut perabot rumah tangganya. Saat api masih menyala, dia tidak berani keluar rumah meski para tetangga meneriaki untuk segera keluar. ''Waktu itu api masih menyulut, saya juga masih bau gas. Jadi, gak berani keluar,'' ucapnya. Setelah api mengecil, Hadi keluar rumah. Untung, dia hanya mengalami luka ringan. Sementara itu, istrinya, Purwaningsih, dan anaknya, Debi, mengalami luka cukup serius.
Budirahayu, korban lain, mengalami hal yang sama. Saat kejadian, kebetulan dia sedang menengkok rumah di Siring Barat yang sudah tidak ditempati. Dia kaget dan penyakit asma yang dideritanya pun akhirnya kambuh. Oleh beberapa warga, Budirahayu dibawa ke RSUD Sidoarjo. Namun, karena lukanya hanya ringan, dia langsung diperbolehkan pulang.
Sementara itu, Purwaningsih dan Debi saat ini dirawat di Ruang Mawar Pink RSUD Sidoarjo. Purwaningsih mengalami luka bakar sekitar 58 persen. Dia mengalami luka bakar di bagian muka, punggung, tangan, dan kaki. Sedangkan Debi mengalami luka bakar sekitar 48 persen. Dia mengalami luka bakar di punggung, wajah, tangan, dan kaki.
Kapolres Sidoarjo AKBP M. Iqbal di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya akan menyelidiki kebakaran tersebut. Dia bakal menerjunkan saksi ahli untuk mengetahui penyebab terjadinya kebakaran itu. "Apakah karena kelalaian warga atau petugas lapangan BPLS. Kami akan cari tahu," ucapnya.
Humas BPLS Akhmad Khusairi menyatakan, kebakaran tersebut tidak berasal dari kompor gas alam, melainkan dari sulutan api yang mungkin berasal dari petasan. ''Kalau berasal dari ledakan kompor, rumah korban pasti sudah hangus terbakar,'' ujarnya. (eko/adh/byu/c3/nw) [ Kamis, 09 September 2010 ]
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Jalan Poros Barat Kalimanatan Putus 12 Jam
SAMPIT - Jalan provinsi poros barat Kalimantan, tepatnya di KM 90, Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, kembali putus kemarin (7/9) akibat luapan Sungai Basawang Besar. Air berwarna coklat deras mengalir dari arah dataran tinggi, merendam jalan dan semak-semak di sekitarnya.
Pantauan di lokasi kejadian menyebutkan, jalan sepanjang sekitar satu kilometer tidak bisa dilalui kendaraan selama 12 jam lebih. Akibatnya, ratusan kendaraan harus antre hingga tiga kilometer lebih di kedua sisi jalan.
Menurut warga setempat, banjir berawal dari hujan deras yang mengguyur sejak Senin petang (6/9). Menjelang tengah malam, hujan kian deras."Kami mulai melihat air naik sekitar pukul 03.00. Namun, saat itu mobil masih bisa melintas. Sejam kemudian, air makin tinggi sehingga kendaraan tidak berani melintas. Antrean kendaraan mulai memanjang sekitar pukul 07.00," tutur Dehes, 55, warga setempat.
Melihat kondisi tersebut, lanjut Dehes, warga setempat berinisiatif menawarkan jasa penyeberangan dengan menggunakan empat getek dan tiga rakit terbuat dari ban dan drum kosong. Hanya manusia dan kendaraan roda dua yang bisa diseberangkan dengan rakit tersebut. "Satu orang dikenai tarif Rp10 ribu, motor Rp 20.000," terangnya.
Yang banyak menggunakan jasa penyeberangan tersebut adalah penumpang travel tujuan Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya. Mereka terpaksa diberangkatkan dengan cara estafet antar travel.
Akan halnya kendaraan roda empat, semua tidak bisa bergerak sama sekali. Sebab, ketinggian air hampir satu meter. Mobil yang antre baru bisa melintas sekitar pukul 11.30 saat genangan air mulai surut. (gus/jpnn/c7/soe)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Senin, 06 September 2010
Hujan, Sejumlah Ruas Jalan Macet
Kemacetan terjadi di ruas jalan Sudirman yang menunju Semanggi. Selain meningkatnya volume kendaraan yang melintas, permukaan jalan yang licin akibat hujan yang masih terus mengguyur menjadi salah satu penyebab kemacetan. Kemacetan juga terlihat di ruas jalan arteri Gatot Subroto menuju Semanggi.
Padatnya arus lalu lintas juga terjadi di kawasan Buncit Raya, dari Warung Jati menuju Mampang Prapatan tampak padat merayap. Genangan air di sejumlah tempat membuat ruas jalan yang dapat dilalu makin sedikit. Demikian juga dengan ruas jalan Arteri Pancoran menuju Kuningan.(AYB)
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Longsor Guatemala Korban Tewas Longsor Menjadi 54 Orang
Sumber tersebut mengatakan, petugas pertolongan menemukan 18 mayat lagi sehingga jumlah korban tewas menjadi 54 orang dari yang diumumkan sebelumnya 36 orang.
Pada Sabtu malam, tanah longsor di Jalan Raya Inter America menimbun lima kendaraan dan satu bus penumpang.
Tanah longsor kedua dilaporkan terjadi di tempat yang sama dengan tempat tim pertolongan sedang berusaha menggali korban yang tertimbun tanah longsor pertama.
"Tebing runtuh menimpa satu bus dan 100 warga setempat bergotong royong untuk menggali dan mengeluarkan korban. Namun kemudian terjadi tanah longsor yang menimbun mereka," kata petugas pemadam, Sergio Vasquez, Senin (6/9/2010).
"Itu adalah tragedi nasional, kami sangat prihatin," kata Presiden Guatemala Alvaro Colom Caballeros.
Menurut Presiden, hampir 12.000 orang diungsikan ke tenda darurat. "Menyakitkan bahwa orang miskin harus membayar harga bencana alam ini semahal ini," katanya.
"150 petugas SAR menggunakan traktor dan ekskavator menolong korban. Tetapi, hujan lebat memaksa mereka menghentikan operasi," kata juru bicara Koordinator Tanggap Bencana Nasional David de Leon.
Menurut dia, kegiatan pertolongan akan dilanjutkan segera setelah hujan reda.
"Kami tak ingin membahayakan petugas pertolongan. Kami telah bekerja keras, tapi hujan tak kunjung reda. Ada petir dan geledek, selain kabut tebal. Bekerja dalam kondisi ini sangat berbahaya," kata juru bicara Regu Pemadam Kotapraja Jose Rodriguez.
Lebih dari 30 lokasi tanah longsor telah memutus Jalan Raya Antar-Amerika, satu jalan utama di Guatemala, dalam rentang 50 kilometer, demikian laporan media setempat.
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
Kecelakaan Trike di Lido Pesawat Reny Widodo Milik Pribadi
Pesawat ultralight yang digunakan Reny pun adalah milik pribadi yang digunakannya untuk melakukan pemantauan udara. "Ya berdasarkan ijin terbang yang dikeluarkan federasi aerosport, dia mau melakukan pemantauan situasi udara," kata Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar Tomex Kurniawan dalam perbincangan dengan Kompas.com, Senin siang.
Tomex menjelaskan, saat ini pihak kepolisian sudah mengamankan seluruh perlengkapan milik Reny, seperti pakaian dan dompet, serta berbagai serpihan yang ada di sekitar lokasi kecelakaan. "Kalau bangkai pesawat masih belum dievakuasi, karena masih harus menunggu proses investigasi, kami pasangi policeline," kata Tomex.
Jenazah Reny sudah dibawa ke rumah sakit PMI Bogor dan menurut Tomex, telah diserahterimakan kepada pihak keluarga. Reny meninggal di lokasi kejadian, setelah lepas landas pada pukul 7.15 wib dan mengalam kecelakaan sekitar 20 menit kemudian.
--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "