Kamis, 21 Oktober 2010

Penderita ISPA di Bengkalis Bertambah

BENGKALIS--MICOM: Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, Riau, dalam sepekan terakhir menyebutkan bahwa jumlah penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dampak dari kebakaran hutan setempat terus bertambah dan kini menjadi 43 orang.

"Dari 43 penderita ISPA tersebut, 13 orang di antaranya menjalani rawat inap, sementara selebihnya merupakan pasien rawat jalan," jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkalis, Edi Setiawan Ramli, Kamis (21/10).

Dikatakannya, beberapa hari sebelumnya jumlah penderita ISPA hanya sekitar 21 orang dan kesemuanya merupakan pasien rawat jalan. Selain ISPA, terang Edi, akibat kabut asap tersebut, banyak juga warga Bengkalis yang terserang iritasi mata dan mengalami gatal-gatal pada kulit. "Untuk jumlah warga yang terkena iritasi mata dalam sepekan ada sekitar 30 orang, sementara yang menderita gatal-gatal pada kulit ada 21 orang," ucapnya.

Menurut Edi Setiawan Ramli, kualitas udara saat ini memang tidak sehat, namun belum sampai pada tahap bahaya. "Kendati demikian kewaspadaan harus dilakukan dengan menghindari beraktivitas di luar rumah," tuturnya.

Bagi warga yang menjalani aktivitas luar rumah, terang Edi, diimbau untuk memakai masker. Bagi pengendara sepeda motor, sambungnya, dianjurkan untuk menutup hidung dan mulut dengan sapu tangan atau masker selain juga menggunakan helm berkaca untuk menghindari dampak asap yang kini mulai terasa menganggu kesehatan.

Di lain pihak, Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Bengkalis sebelumnya secara serentak membagikan 4.000 masker kepada masyarakat pejalan kaki dan pengendara sepeda motor di tiga kecamatan, masing-masing, Bengkalis 2.000 masker, Bukitbatu 1.000 masker dan Kecamatan Mandau dengan dibagikan 1.000 masker.

Kegiatan tersebut wujud kepedulian PMI terkait kondisi udara yang berkabut sejak seminggu terakhir. (Ant/wt/OL-01)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Penderita ISPA di Bengkalis Bertambah

Warga Jayapura Kekurangan Air Bersih Rabu, 20 Oktober 2010 | 22:18 WIB


SENTANI, KOMPAS.com - Masyarakat kabupaten/kota Jayapura kekurangan suplai air bersih dari PDAM Jayapura kurang lebih selama empat bulan.

Direktur PDAM Jayapura Ir Gading Butarbutar, Rabu (20/10/2010) mengatakan, sekitar 17 intek atau titik penampung dengan rata-rata enam pipa sambungan sekarang tinggal satu pipa yang mengalir sisanya kering atau tidak mengalir atau sekitar 60 persen pasokan air bersih PDAM Jayapura hilang.

"Sampai pada bulan keempat kurang lebih 385 liter per detik air bersih hilang dari jumlah biasanya 625 liter per detik," kata Ir Gading Butarbutar.

Seperti penampungan di Kamwolker, lanjutnya, dari enam sambungan pipa besar tinggal satu pipa yang mengalir, begitupula di Brogoji, dan Di Entrop tinggal dua pipa sisanya kering.
Rata Penuh
Sementara di Sentani, pasokan air yang berkurang sebanyak 80 liter per detik dari jumlah biasanya sebanyak 140 liter per detik.

Karena itulah pihaknya harus melakukan penggiliran satu kali satu minggu agar semua pelanggannya yang ada di wilayah Sentani mendapat pasokan air bersih begitu pula dengan planggan yang ada di kota Jayapura diberikan giliran sesuai pasokan air di wilayah tersebut.

Menurut dia, pelanggan PDAM Jayapura sampai saat ini kurang lebih 27 ribu pelanggan.

"Ada yang satu hari, ada dua hari, bahkan ada yang satu minggu baru mendapat giliran," ujar Gading.

Gading mengatakan, selain musim kemarau yang berkepanjangan salah satu akibat kurangnya pasokan air di Jayapura karena pembalakan liar di kawasan cagar alam Cycloop terus terjadi mengakibatkan sumber mata air bersih yang bersumber dari kawasan tersebut semakin kering.

Untuk menyiapkan pasokan air bersih bagi pelanggan PDAM Jayapura, pihaknya harus memperbaiki semua sambungan pipa yang bocor sambil menghimbau masyarakat agar menggunakan air seperlunya saja dan setelah mengisi air supaya menutup kran.

Untuk mengantisipasi kekurangan pasokan air bersih di daerah itu, pihaknya pernah mengusulkan akan mengambil air dari Danau Sentani tetapi usulan tersebut tidak diterima oleh Pmerintah Provinsi Papua dengan alasan air danau telah tercemar sehingga tidak layak konsumsi.

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Warga Jayapura Kekurangan Air Bersih Rabu, 20 Oktober 2010 | 22:18 WIB

Minggu, 17 Oktober 2010

Luka Bakar; Elpiji Pertamina Meledak Sekeluarga Luka


Minggu, 17 Oktober 2010 | 22:17 WIB
SEMARANG, KOMPAS.com - Satu keluarga yang terdiri dari suami istri dan seorang anak menderita luka bakar cukup serius pada beberapa bagian tubuh akibat ledakan tabung elpiji pertamina ukuran tiga kilogram.


Ketiga korban luka tersebut yakni Sukarlan (70), Taslimah (60), dan Yulianto (30) beralamat di Kampung Kalialang Baru RT 03 RW 07 Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Semarang.

Saat ditemui di salah satu ruang perawatan Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang, Yulianto mengatakan peristiwa tersebut berawal saat dirinya mengganti tabung elpiji yang berada di dapur sekitar pukul 09.30 WIB.

"Saat memasang selang regulator pada tabung elpiji ternyata gas mengalami kebocoran yang diketahui dengan adanya bau yang menyengat,"
katanya, Minggu (17/10/2010).

Yulianto bersama kedua orang tuanya yang dalam keadaan panik kemudian membawa tabung elpiji yang bocor tersebut keluar dapur sambil menutup dengan kain basah.

Baru berjalan beberapa meter dari dapur, tiba-tiba terjadi ledakan dengan suara cukup keras yang mengakibatkan satu keluarga tersebut menderita luka pada beberapa bagian tubuh.

"Saya tidak tahu asal api yang menyebabkan ledakan itu," ujarnya yang ditunggui salah seorang kerabatnya tersebut.

Sejumlah warga sekitar yang mendengar suara ledakan dan teriakan minta tolong korban langsung mendatangi lokasi kejadian serta langsung memadamkan api yang membakar sebagian dapur sehingga tidak menyebabkan kebakaran yang lebih besar.

Selain mengakibatkan terbakarnya sebagian dapur dan tiga orang menderita luka bakar cukup serius hingga harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, ledakan tabung elpiji yang diduga bocor ini juga mengakibatkan atap tempat mencuci berlubang.

Yulianto menderita luka bakar pada bagian wajah, kedua tangan dan kaki, Taslimah luka pada kedua kaki dan sebagian tangan, sedangkan Sukarlan luka pada kedua kakinya.

Petugas Kepolisian Sektor Gunungpati dan Kepolisian Resor Kota Besar Semarang yang menerima laporan warga segera mendatangi lokasi kejadian dan melakukan penyelidikan.

Penyelidikan dilakukan dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan korban serta memeriksa tabung elpiji yang meledak.

Dari hasil penyelidikan sementara, api diduga berasal dari aliran listrik karena pada saat kejadian lampu listrik di dapur sedang menyala, sedangkan gas elpiji sudah memenuhi bagian dapur.

Selain itu, dari penyelidikan sementara juga diketahui bahwa gas elpiji yang keluar karena katup tabung elpiji tertekan ke dalam dan tidak bisa kembali ke posisi semula.

Hingga saat ini, garis polisi telah terlihat dipasang polisi di tempat kejadian perkara dengan tujuan untuk mengamankan lokasi guna penyelidikan lebih lanjut.

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Luka Bakar; Elpiji Pertamina Meledak Sekeluarga Luka

750 Kendaraan Disiapkan untuk Evakuasi Warga Merapi

MAGELANG--MICOM: Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyiapkan sebanyak 750 armada angkutan (truk dan mobil bak terbuka) untuk mengevakuasi warga setempat jika sewaktu-waktu terjadi letusan Gunung Merapi.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang, Ismu Kuswandari, di Magelang, Minggu (17/10), mengatakan, armada berupa truk dan mobil bak terbuka akan lebih dioptimalkan penggunaan karena bisa memuat lebih banyak warga dari berbagai desa rawan letusan Merapi ke pengungsian.

Pada Kamis (23/9), Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPK) Yogyakarta menyatakan kenaikan status aktivitas vulkanik Merapi dari aktif normal menjadi waspada. Status aktivitas vulkanik Merapi meliputi aktif normal, waspada, siaga, dan awas.

Sejak peningkatan status tersebut sejumlah pemkab yang mempunyai wilayah di lereng gunung berapi teraktif di dunia tersebut terus melakukan sejumlah persiapan untuk mengantisipasi bahaya Merapi.

Ia mengatakan, semula pemkab akan menyiapkan sebanyak 1.900-an kendaraan, tetapi setelah dihitung ulang, diperkirakan 750 kendaraan sudah mencukupi untuk mengangkut warga dari sejumlah daerah di lereng Merapi ke pengungsian.

Menurut dia, agar proses evakuasi berjalan lancar perlu dilakukan perbaikan jalur evakuasi di beberapa titik, antara lain jalur Mangunsuko-Krinjing sepanjang tiga kilometer dan jalur Keningar-Sumber sepanjang lima hingga enam kilometer.

"Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum. Paling tidak dilakukan penutupan lubang-lubang jalan yang agak dalam sehingga nanti jika sewaktu-waktu digunakan untuk evakuasi bisa berjalan lancar," katanya.

Jalur tersebut, kata dia, bisa digunakan untuk evakuasi karena memang disiapkan untuk itu, tetapi permasalahannya sekarang jalan rusak sehingga harus diperbaiki agar tidak menggangu proses evakuasi. (Ant/OL-8)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - 750 Kendaraan Disiapkan untuk Evakuasi Warga Merapi

750 Kendaraan Disiapkan untuk Evakuasi Warga Merapi


MAGELANG--MICOM: Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyiapkan sebanyak 750 armada angkutan (truk dan mobil bak terbuka) untuk mengevakuasi warga setempat jika sewaktu-waktu terjadi letusan Gunung Merapi.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang, Ismu Kuswandari, di Magelang, Minggu (17/10), mengatakan, armada berupa truk dan mobil bak terbuka akan lebih dioptimalkan penggunaan karena bisa memuat lebih banyak warga dari berbagai desa rawan letusan Merapi ke pengungsian.

Pada Kamis (23/9), Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPK) Yogyakarta menyatakan kenaikan status aktivitas vulkanik Merapi dari aktif normal menjadi waspada. Status aktivitas vulkanik Merapi meliputi aktif normal, waspada, siaga, dan awas.

Sejak peningkatan status tersebut sejumlah pemkab yang mempunyai wilayah di lereng gunung berapi teraktif di dunia tersebut terus melakukan sejumlah persiapan untuk mengantisipasi bahaya Merapi.

Ia mengatakan, semula pemkab akan menyiapkan sebanyak 1.900-an kendaraan, tetapi setelah dihitung ulang, diperkirakan 750 kendaraan sudah mencukupi untuk mengangkut warga dari sejumlah daerah di lereng Merapi ke pengungsian.

Menurut dia, agar proses evakuasi berjalan lancar perlu dilakukan perbaikan jalur evakuasi di beberapa titik, antara lain jalur Mangunsuko-Krinjing sepanjang tiga kilometer dan jalur Keningar-Sumber sepanjang lima hingga enam kilometer.

"Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum. Paling tidak dilakukan penutupan lubang-lubang jalan yang agak dalam sehingga nanti jika sewaktu-waktu digunakan untuk evakuasi bisa berjalan lancar," katanya.

Jalur tersebut, kata dia, bisa digunakan untuk evakuasi karena memang disiapkan untuk itu, tetapi permasalahannya sekarang jalan rusak sehingga harus diperbaiki agar tidak menggangu proses evakuasi. (Ant/OL-8)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - 750 Kendaraan Disiapkan untuk Evakuasi Warga Merapi

Banjir Bandang Vietnam; Lagi, 14 Tewas, 78.000 Orang Dievakuasi


BANGKOK, KOMPAS.com - Inilah pukulan mematikan kedua bagi Vietnam dalam waktu satu bulan. Setelah merenggut 60 orang di Vietnam tengah, kini banjir bandang kembali membunuh 14 orang.

"Selain itu, sekitar 78.000 orang terpaksa dievakuasi dari rumah mereka di Vietnam tengah. Provinsi Nghe An mencatat jumlah kematian tertinggi dengan delapan orang tewas," kata Dao Van Long, pejabat departemen pengawasan bencana.

Curah hujan yang begitu tinggi, lebih dari 800 milimeter dan hujan yang turun terus-menerus membuat wilayah tersebut terisolasi.

"Beberapa daerah di provinsi kami telah diisolasi. Kami telah mengevakuasi hampir 10.000 orang," katanya.

Menurut kantor departemen bencana, di Provinsi Ha Tinh, korban tewas sementara lima orang, dua lainnya masih hilang serta satu orang dilaporkan tewas di kota Hue.

Menurut laporan tersebut, lebih dari 84.000 rumah dan ribuan hektar tanaman telah terendam banjir, sedangkan lebih dari 68.000 orang telah dievakuasi.

"Kami membutuhkan sekitar 5.000 ton beras untuk masyarakat korban banjir. Kami juga sangat membutuhkan obat-obatan dan air bersih," katanya.

Wilayah Vietnam secara teratur dilewati badai dan cuaca buruk. Topan dan badai tropis telah menewaskan puluhan orang setiap tahun.

Pada bulan Agustus sedikitnya sembilan orang tewas ketika Topan Mindulle melanda pantai tengah, sedangkan pada bulan Juli badai tropis Conson menyebabkan sedikitnya satu orang tewas setelah membunuh 68 orang di Filipina.

-------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Banjir Bandang Vietnam; Lagi, 14 Tewas, 78.000 Orang Dievakuasi

Asap Kebakaran Hutan/Lahan Masih Selimuti Dumai


Dumai (ANTARA News) - Asap dan kabut tipis masih menyelimuti Kota Dumai Provinsi Riau, setelah kebakaran hutan maupun lahan yang mulai muncul sejak Sabtu dini masih terlihat di beberapa bagian kota.

Pantauan ANTARA, Sabtu, kabut asap tipis terlihat jelas pada jalan-jalan utama di Kota Dumai, meliputi poros utara arah ke Pekanbaru, dan poros selatan yang menuju Provinsi Sumatera Utara.

Kabut asap dengan bau yang pekat ini cukup mengganggu para pejalan kaki dan pengendara, terutama pengendara sepeda motor karena asap tidak hanya membatasi jarak pandang, namun juga mendatangkan sesak dan membuat mata perih.

Sementara pada daerah-daerah perumahan atau padat penduduk, kabut asap tidak terlalu tampak, namun bau sangit dirasakan oleh banyak warga disana.

Irmada (33), seorang pengendara sepeda motor di Dumai, mengatakan, sejauh ini kabut asap memang makin kelihatan tipis dan hanya membuat sedikit sesak dan perih di mata.

Namun biasanya, terang dia, beberapa hari ke depan, kabut akan semakin tebal dan membuat aktifitas banyak warga terganggu.

Ia mengharapkan pemerintah untuk segera memberikan bantuan berupa masker, dan perobatan gratis bagi masyarakat korban kabut asap ini.

"Hal ini dilakukan sebelum banyak warga yang kena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)," harapnya.

Sementara Idon (44), seorang pejalan kaki, berpendapat, kabut asap ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Dumai.

Menurutnya Dumai, merupakan salah satu daerah langganan bencana kebakaran yang berimbas terhadap turunnya kabut asap sisa dari kebakaran tersebut.

"Dalam menanggapi hal ini, sebaiknya pemerintah melakukan peninjauan langsung ke lokasi kebakaran untuk kemudian dapat mencari solusi dini agar hutan dan lahan tidak lagi terbakar atau dibakar," ujarnya.

Wali Kota Dumai, Agus Widayat, melalui selularnya mengatakan, sejauh ini belum diketahui penyebab turunnya kabut asap.

"Ada kebakaran dimana kita belum tahu, yang jelas kabut asap ini adalah dampak dari kebakaran besar, atau hutan dan lahan," terangnya. (FZR/K004)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Asap Kebakaran Hutan/Lahan Masih Selimuti Dumai

Jumat, 15 Oktober 2010

Banjir Rendam Kampus Akpindo

JAKARTA, KOMPAS.com — Banjir di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, semakin meluas. Air merendam kampus Akademi Pariwisata Indonesia (Akpindo) pada Jumat (15/10/2010) mulai pukul 05.00 WIB di saat tidak terjadi hujan di sekitar kampus. Diperkirakan, banjir akan surut pada sore nanti.
Banjir di dalam kampus Akpindo mencapai pintu gerbang kampus dengan ketinggian lutut orang dewasa. Air diduga masuk lewat saluran pembuangan air dari kampus ke empang yang letaknya di luar kampus, RW 4 Kelurahan Cipinang Melayu.
"Sebenarnya saluran pembuangannya berfungsi bila banjir di permukiman warga tidak parah. Tapi, karena ketinggian air lebih dari 1,5 meter, salurannya jadi tak berfungsi dan air tidak bisa ke luar kampus," kata Supriyanto, dosen Akpindo.
Selain dihentikannya aktivitas perkuliahan, banjir mengakibatkan adanya genangan air di laboratorium bartender, laboratorium tata graha, laboratorium food and beverages product, laboratorium pastry dan sekretariat STEIN (Sekolah Tinggi Ekonomi Internasional).
Pihak pengelola kampus terpaksa menghentikan aktivitas sehari-hari. "Aktivitas belajar mengajar diliburkan satu hari ini dulu. Kami akan lihat besok apakah banjir benar-benar surut atau tidak," ujar Bonifasius, dosen STEIN.
Ia mengatakan, sejumlah alat elektronik juga mengalami kerusakan, seperti CPU dan vacuum cleaner. "Syukurlah kami sudah memindahkan dokumen berharga ke lantai atas," katanya.
Sementara di sekitar lokasi, kemacetan terjadi di Jalan Raya Kalimalang pada kedua arahnya, mulai dari depan kampus Universitas Borobudur hingga gerbang komplek Perumahan Cipinang Indah. Antrean kendaraan ini karena banyak kendaraan bermotor yang memarkirkan kendaraan.

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Banjir Rendam Kampus Akpindo

Banjir Rendam Kampus Akpindo


JAKARTA, KOMPAS.com — Banjir di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, semakin meluas. Air merendam kampus Akademi Pariwisata Indonesia (Akpindo) pada Jumat (15/10/2010) mulai pukul 05.00 WIB di saat tidak terjadi hujan di sekitar kampus. Diperkirakan, banjir akan surut pada sore nanti.

Banjir di dalam kampus Akpindo mencapai pintu gerbang kampus dengan ketinggian lutut orang dewasa. Air diduga masuk lewat saluran pembuangan air dari kampus ke empang yang letaknya di luar kampus, RW 4 Kelurahan Cipinang Melayu.

"Sebenarnya saluran pembuangannya berfungsi bila banjir di permukiman warga tidak parah. Tapi, karena ketinggian air lebih dari 1,5 meter, salurannya jadi tak berfungsi dan air tidak bisa ke luar kampus," kata Supriyanto, dosen Akpindo.

Selain dihentikannya aktivitas perkuliahan, banjir mengakibatkan adanya genangan air di laboratorium bartender, laboratorium tata graha, laboratorium food and beverages product, laboratorium pastry dan sekretariat STEIN (Sekolah Tinggi Ekonomi Internasional).

Pihak pengelola kampus terpaksa menghentikan aktivitas sehari-hari. "Aktivitas belajar mengajar diliburkan satu hari ini dulu. Kami akan lihat besok apakah banjir benar-benar surut atau tidak," ujar Bonifasius, dosen STEIN.

Ia mengatakan, sejumlah alat elektronik juga mengalami kerusakan, seperti CPU dan vacuum cleaner. "Syukurlah kami sudah memindahkan dokumen berharga ke lantai atas," katanya.

Sementara di sekitar lokasi, kemacetan terjadi di Jalan Raya Kalimalang pada kedua arahnya, mulai dari depan kampus Universitas Borobudur hingga gerbang komplek Perumahan Cipinang Indah. Antrean kendaraan ini karena banyak kendaraan bermotor yang memarkirkan kendaraan.


--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "

READ MORE - Banjir Rendam Kampus Akpindo

Kamis, 14 Oktober 2010

Banjir Putuskan 10 Km Jalan di Sintang


PONTIANAK, KOMPAS.com - Sekitar sepuluh kilometer jalan di Kabupaten Sintang, dari ibu kota kabupaten itu menuju Kecamatan Binjai Hilir putus karena terendam banjir hingga ketinggian satu meter, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tri Budiarto.

"Sudah hampir sepekan jalan dari Kota Sintang menuju Desa Simba Kecamatan Binjar Hilir putus akibat terendam banjir dengan ketinggian bervariasi," kata Tri Budiarto ketika dihubungi di Sintang, Kamis (14/10/2010).

Menurut data BPBD Provinsi Kalbar, banjir juga merendam sekitar 80 persen rumah masyarakat yang bermukim di sepanjang Sungai Kapuas dan Melawi dengan ketinggian mencapai 1,5 meter.

"Kami sejak beberapa hari terakhir terus memantau perkembangan bencana banjir di Kabupaten Sintang, Kapuas Hulu dan Ketapang," kata Tri.

Menurut dia, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten yang terkena musibah banjir telah membentuk pos komando dan memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok kepada masyarakat korban bencana.

Kepala BPBD Kalbar menyatakan, hingga saat ini, banjir telah merendam sawah seluas 2.000 hektare dan 8.000 unit rumah warga di Kabupaten Kapuas Hulu.

Selain itu, jembatan gantung yang hanyut terbawa air sebanyak lima unit, jembatan tidak gantung ada tiga unit dan rumah tiga unit. Banjir yang telah melanda Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu sejak Sabtu (9/10) terburuk sejak 30 tahun terakhir.

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Banjir Putuskan 10 Km Jalan di Sintang

Alam Terus Bersuara di Tanah Papua: Setelah Biak, Sentani, Nabire, kini Wasior


Siapa yang Bertelinga, Hendaklah Ia Mendengar, Demikian Kata Hukum Alam

Memang sangat berat mengungkapkan reaksi isihati atas apa yang sedang terjadi di Tanah Papua, khususnya sesaat Alam menegakkan Hukum dan kedaulatannya. Kini Alam bersuara kali di Wasior, sebuah Kabupaten baru di Provinsi Baru buatan NKRI. Daerah yang dulunya begitu penting bagi Sejarah Peradaban dan perkembangan agama modern di Tanah Papua itu telah dijadikan alasan untuk menancapkan kekuasaan di Tanah Papua, pertama dengan memisahkan wilayah Kepala Burung dari Provinsi Papua, dan memberinya nama Provinisi Irian Jaya Barat, lalu Papua Barat.

Dalam pandangan Pemangku Alam & Adat Papua, apa yang terjadi di Tanah Papua haruslah dilihat dari Kacamata “Apa yang terjadi di Indonesia”, karena Hukum Alam dan Hukum Adat Papua sedang ditegakkan di Indonesia dalam rangka mencari ‘keseimbangan’ alamiah atas penderitaan bangsa Papua sejak NKRI menginvasi (1961,1962), menduduki (1948) dan menguasai (1963) West Papua.

Surat secara langsung dan terus terang sudah lama disampaikan, waktu itu KH Abdurrahman Wahid masih hidup. Beliau menderima dan menyatakan, “Turut merasakan penderitaan rakyat Papua,” dengan menambahkan, “Saya juga salah satu dari korban regime, dan saya kepala suku jadi saya tahu apa arti penegakkan hukum alam dan hukum adat, dan apa arti menderita karena dijajah.” Sri Sultan HB X di Istana Yogyakarta juga telah membacanya. Dan kami yakin sekali, sesungguhnya sang Sultan Jawa tahu apa maksudnya. Belakangan ini Sang Sultan sudah mengajukan isu “Referendum” untuk Yogyakarta, baliho serta slogan-slogan sudah bertebaran ditempelkan di berbagai tempat umum seperti Tugu, Jalan raya, toko dan kampus-kampus di Yogyakarta. Megawati Sukarnoputri juga sudah diberitahu, khususnya menyampaikan pesan khusus dari ayahnya sendiri, Alm. Ir Soekarno bahwa beliau tidak akan lolos menjadi Presiden NKRI, dan sudah terbukti.

Dalam pesan itu dengan jelas disampaikan, dan isi surat itu ada dalam situs ini, disampaikan dalam bahasa Melayu seperti yang dipakai NKRI. Pesannya jelas, “Hukum Adat dan Hukum Alam” harus ditegakkan, dan itu bukan kemauan manusia manapun, tetapi itu kemauan alam dan adat itu sendiri.

Kami tdak bertugas memerintahkan, atau mengarahkan. Fungsi kami hanyalah menginformasikan apa yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi.

Selang beberapa hari, Presiden NKRI, keluar ke Televisi dan menyatakan, “Jangan percaya kepada takhayul, percayalah kepada ilmu, sains, yang masuk akal.” Pertanyaannya,

Mana yang penting: Takhayul yang ada bukti dalam hidup ini, ataukah
Ilmu pengetahuan yang tidak ada buktinya dalam hidup ini, walaupun masuk akal?
Apa yang penting:
Masuk akalkah, atau
Tidak masuk akal tetapi faktual-realitas?

Alam kini bicara di Wasior, dan sekali lagi, itu bukan takhayul, orang menderita, rumah hanyut, kota lumpuh total, orang mati berserakan, penduduk mengungsi keluar dari tempat alam berpidato, ITU BUKAN TAKHAYUL, ITU FAKTA, ITU REALITAS, ITU DIANGGAP TAKHAYUL TETAPI NYATA.

Sejak manusia memasuki era positivisme-nya, maka modernisme dimuai, diboncengi oleh berbagai kepentingan kekuasaan dan ekonomi. Justru karena boncengan itulah yang menyebabkan positivisme itu potensial dan marak direkayasa. Memang positivisme bukanlah sebatas memahami, mendalami dan menjelaskan apa yang ada, tetapi ia bertanggungjawab atas rekayasa (engineering) secara sosial, politik, ekonomi, hukum, dan seterusnya, dan sebagainya. Justru karena boncengan itulah pembunuhan orang Papua atas nama nasionalisme Indonesia dianggap harus dan wajib. Para pembela HAM orang Papua justru dianggap separatis dan GPK/GPL/OPM/TPN….

Justru karena boncengan itu pula-lah SBY menyatakan ‘itu takhayul, jangan percaya takhayul.”

Perlu diingatkan, “Tulisan ini tidak ditulis mewakili manusia, sama sekali tidak. Ia mewakili Hukum Alam dan Hukum Adat Papua” Gunung Nabi di tempat peristiwa Wasior terjadi melaporkan,

“Hitung dulu, berapa orang Papua, dan berapa orang Indonesia di situ!! Kasih tahu dulu, kenapa orang Papua ada di situ! Kasih tahu dulu, apakah orang Papua punya pengalaman sejarah seperti ini? Kenapa orang di Provinisi buatan NKRI bernama Papua Barat itu paksa diri membentuk Majelis Rakyat Papua? Kenapa satu bangsa punya Dua Majelis? Bukankah majelis itu mewakili sebuah etnis-bangsa Papua-Melanesia? Kenapa orang Papua mau dua MRP di satu tanah, untuk satu bangsa?”

Ditambah lagi, “Mengapa orang di Provinsi Papua Barat itu sangat mencintai Indonesia? Apa alasannya? Apakah mereka itu moyang? Apa dasar cinta itu?”

Pada saat kami tanyakan,
“Apa yang harus kami lakukan?”

Jawabannya,

“Kasih tahu mereka, tetapi saya tahu mereka tidak akan mendengarnya. Biarkan mereka tidak mendengarnya, tanah ini bukan milik mereka, mereka hanya numpang lewat. Saya ada di sini dari dulu sampai sekarang, sampai selamanya, sampai kapanpun. Para penumpang yang sedang lewat ini, janganlah berbuat semaunya.”

Memang orang dalam sudah, kami sadar tidak pantas menyampaikan pesan keras ini, tetapi sekali lagi, kami tidak berbicara atas nama manusia. Manusia punya dunianya sendiri, punya gengsinya sendiri, punya ambisinya sendiri, punya politiknya sendiri, punya bisnisnya sendiri. Alam dan Adat tidak ada urusan dengan itu. Ia berbicara semuanya sebagaimana adanya dan sebagaimana harusnya.
[Bersambung]

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "

READ MORE - Alam Terus Bersuara di Tanah Papua: Setelah Biak, Sentani, Nabire, kini Wasior

Rabu, 13 Oktober 2010

Kapal Tenggelam di Tual, Tiga Orang Tewas dan 15 Luka Bakar

TUAL--MICOM: Kapal Motor Haar Indah 3 yang mengangkut 125 orang penumpang dan kru, tenggelam di perairan Kota Tual, Maluku Tenggara, Rabu (13/10).

Sebelum tenggelam, kapal sempat terbakar. Akibat kejadian itu, sebanyak 3 orang tewas dan 15 lainnya menderita luka bakar.

Peristiwa itu terjadi saat KM Haar Indah 3 berlabuh dan bersiap siap untuk menuju Kecamatan Kur, Kota Tual. Tiba-tiba terdengar ledakan. Kapal pun terbakar. Itu membuat panik penumpang kapal.

Mereka berusaha menyelamatkan diri dengan berbagai cara, di antaranya terjun ke perairan. Sementara itu kapal pun tenggelam. Warga sekitar bahu membahu menyelamatkan korban tenggelam dan mengevakuasi korban.

Jumlah penumpang dan awak kapal diperkirakan berjumlah sekitar 125 orang. Sebanyak 3 orang dipastikan meninggal.

Mereka antara lain Halima Tetroman, 54, Nadia Tetroman, 4, dan Aditia,3. Sedangkan 15 lainnya menderita luka bakar cukup serius. Mereka kini dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Karel Sadsuitubun Langgur.(Aladin Sukma/DSY)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Kapal Tenggelam di Tual, Tiga Orang Tewas dan 15 Luka Bakar

Korban Tewas di Wasior Menjadi 149 Orang

JAYAPURA--MICOM: Upaya pencarian korban tewas akibat banjir bandang di Wasior,
Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, sepanjang Selasa (12/10), tidak membuahkan hasil.

Tim evakuasi tidak menemukan lagi korban tewas dalam pencarian yang berlangsung sejak pagi hingga sore. Tetapi, petugas Posko Penanggulangan Bencana Wasior menerima laporan dari
warga perihal penemuan jezasah pada hari kedua pascabanjir bandang, namun baru Selasa ini dilaporkan.

"Dengan demikian, total data korban tewas akibat bencana yang terjadi pada 4 Oktober lalu yang masuk ke Posko Penanggulangan Bencana Wasior hingga Selasa sore sebanyak 149 orang dan korban hilang sebanyak 119 orang," kata Dandim 1703 Manokwari Letkol Edward Sitorus kepada mediaindonesia.com, Selasa malam.

Hingga hari ketujuh, lanjut Dandim, sebanyak 173 orang yang mengalami luka berat telah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire (125 orang), RSUD Manokwari 40 orang,
dan RS Angkatan Laut Makowari (enam orang). Selain itu, dua orang dirujuk ke Makassar, Sulawesi Selatan, dan Jakarta.

"Tiga polisi tewas, dan80 anggota Polres Teluk Wondama mengalami luka-luka. Mereka sudah dievakuasi ke RSUD Manokwari," ujarnya.

Ia berharap korban tewas tidak ada lagi. Meski demikian, uparya pencarian akan tetap berlangsung hingga batas tanggap darurat pada 18 Oktober mendatang. "Tim evakuasi berharap tidak ada lagi korban tewas yang ditemukan di tumpukan lumpur dan reruntuhan bangunan," ungkapnya. (OL-01)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Korban Tewas di Wasior Menjadi 149 Orang

Jumat, 08 Oktober 2010

Banjir Bandang di Wasior 95 Korban Tewas, 76 Hilang

JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga pukul 06.15 waktu Indonesia timur, jumlah korban meninggal yang ditemukan dari lokasi bencana banjir bandang Distrik Wasior, Papua Barat, mencapai 95 orang. Jumlah itu terungkap dalam laporan dari Posko Palang Merah Indonesia atau PMI di Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, yang diterima Kompas.com, Jumat (8/10/2010) pagi.

Menurut La Abidin, Sekretaris PMI daerah Papua Barat, sebanyak 1.061 orang mengalami luka, dan 76 orang masih dinyatakan hilang. Sementara pasien yang dirujuk ke Nabire mencapai 87 orang (tiga di antaranya meninggal dalam penanganan di rumah sakit). Mereka dievakuasi dengan menggunakan helikopter.

Tindakan yang dilakukan tim Satuan Penanggulangan Bencana PMI saat ini adalah mencari korban-korban yang tertimbun, pendataan pengungsi, dan penyemprotan vektor di lokasi penemuan mayat. Penyemprotan dilakukan karena di lokasi mulai muncul bau menyengat yang dikhawatirkan akan menyebar wabah penyakit.

Di sisi lain, arus pengungsi yang meninggalkan Distrik Wasior terus berlanjut. Umumnya warga mengungsi ke kabupaten terdekat, seperti Nabire dan Manokwari, dengan kapal laut.

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Banjir Bandang di Wasior 95 Korban Tewas, 76 Hilang

Banjir Bandang di Wasior 95 Korban Tewas, 76 Hilang


JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga pukul 06.15 waktu Indonesia timur, jumlah korban meninggal yang ditemukan dari lokasi bencana banjir bandang Distrik Wasior, Papua Barat, mencapai 95 orang. Jumlah itu terungkap dalam laporan dari Posko Palang Merah Indonesia atau PMI di Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, yang diterima Kompas.com, Jumat (8/10/2010) pagi.

Menurut La Abidin, Sekretaris PMI daerah Papua Barat, sebanyak 1.061 orang mengalami luka, dan 76 orang masih dinyatakan hilang. Sementara pasien yang dirujuk ke Nabire mencapai 87 orang (tiga di antaranya meninggal dalam penanganan di rumah sakit). Mereka dievakuasi dengan menggunakan helikopter.

Tindakan yang dilakukan tim Satuan Penanggulangan Bencana PMI saat ini adalah mencari korban-korban yang tertimbun, pendataan pengungsi, dan penyemprotan vektor di lokasi penemuan mayat. Penyemprotan dilakukan karena di lokasi mulai muncul bau menyengat yang dikhawatirkan akan menyebar wabah penyakit.

Di sisi lain, arus pengungsi yang meninggalkan Distrik Wasior terus berlanjut. Umumnya warga mengungsi ke kabupaten terdekat, seperti Nabire dan Manokwari, dengan kapal laut.

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Banjir Bandang di Wasior 95 Korban Tewas, 76 Hilang