Sabtu, 16 Juli 2011

Lokasi Penggalian Longsor, Empat Tewas


GROBOGAN, KOMPAS.com — Untuk kesekian kalinya, lokasi penggalian di Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menelan korban jiwa. Empat pekerja yang sedang berada di lokasi penggalian, Sabtu (16/7/2011) petang, tewas tertimbun longsoran tanah setinggi sekitar 20 meter.

Berdasarkan informasi dari Camat Tanggungharjo, Teguh, peristiwa naas tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 saat para pekerja sedang menggali batu di lokasi penggalian. Akibat longsoran tanah tersebut, tiga perempuan dan satu laki-laki tewas tertimbun.

Hingga Sabtu malam, evakuasi terus berlangsung karena proses evakuasi dilakukan secara manual. "Evakuasi korban masih berlangsung sampai malam karena dilakukan manual sehingga kami mengupayakan mendatangkan backhoe," ujarnya.

Menurut Teguh, lokasi penggalian yang longsor tersebut adalah milik PT Semen Grobogan. Di lokasi tersebut warga biasa melakukan penggalian. "Kejadian seperti ini bukan baru pertama kali, tetapi sudah lima kali terjadi," katanya.

___________________________

BARISAN ALAM DAN ADAT BICARA

READ MORE - Lokasi Penggalian Longsor, Empat Tewas

Tikus Raksasa Ini Makan 2 Bayi


CAPE TOWN, KOMPAS.com - Afrika Selatan diteror tikus. Bukan tikus biasa, melainkan tikus-tikus seukuran kucing. Dengan ukuran sebesar itu, tikus-tikus itu mencari mangsa yang cukup besar. Bayi.


"Tikus itu bisa tumbuh hingga hampir satu meter, dari moncong hingga ekor. Sementara gigi depannya sepanjang 2,5 cm".

Pekan ini terjadi dua tragedi mengerikan. Tikus-tikus raksasa memakan dua bayi dalam dua peristiwa berbeda. Lunathi Dwadwa (3) tewas dalam tidurnya di kawasan kumuh di luar Cape Town. Sementara seorang bayi lain menjadi mangsa tikus di Soweto, tak jauh dari Johannesburg pada hari yagn sama.

Lunathi ditemukan tewas dalam kondisi mengerikan oleh orangtuanya, Minggu (29/5/2011). Tidak ada tangisan ataupun jeritan sebelumnya.

"Saya tidak bisa lupa betapa mengerikan kondisi anak saya. Matanya keluar. Wajahnya rusak dari alis hingga pipi," kata Bukiswa Dwadwa (27), ibu bayi itu.

"Tidak ada yang bisa melakukannya kecuali tikus," ujar Mncedisi Mokoena, ayah Lunathi.

Beberapa jam kemudian, polisi menemukan kasus serupa. Seorang bayi perempuan diserang segerombolan tikus besar saat ibunya yang masih remaja pergi dengan teman-temannya.

"Kami mendapat panggilan dari lokasi kejadian, tentang tewasnya bayi akibat serangan tikus," kata polisi bernama Bongai Mhlongo.

"Kami menahan ibunya dengan tuduhan kelalaian yang mengakibatkan kematian," imbuhnya.

Bulan lalu, Nomathemba Joyi (77) juga tewas setelah tikus-tikus raksasa memakan sisi kanan wajahnya.

Di kawasan kumuh Afrika Selatan, tikus raksasa biasa ditemukan di tempat-tempat sampah. Tikus jenis itu bisa tumbuh hingga hampir satu meter, dari moncong hingga ekor. Sementara gigi depannya sepanjang 2,5 cm.

Tikus-tikus itu diyakini termasuk jenis African Giant Pouched Rats, salah satu jenis tikus terbesar dunia. Mereka lebih aktif di malam hari, pemakan segala, dan bisa memproduksi 50 anak dalam setahun. Beberapa suku di Afrika mengembangbiakkan tikus jenis itu untuk dimakan.


___________________________

BARISAN ALAM DAN ADAT BICARA

READ MORE - Tikus Raksasa Ini Makan 2 Bayi

Kelaparan, Warga Korut Jadi Kanibal


SEOUL, TRIBUN - Sebuah dokumen kepolisian Korea Utara menyebutkan ada laporan tentang kasus kanibalisme di negara itu. Jika benar, laporan itu mendukung kecurigaan yang beredar selama ini, GlobalPost melaporkan Rabu (22/6/2011).

Cerita tentang kanibalisme itu kebanyakan disampaikan oleh para pembelot dari Korea Utara. Kelaparan masif akibat menipisnya persediaan bahan pangan di negara itu memaksa warganya melakukan hal-hal tak terduga.

Kelaparan yang sudah berlangsung sejak akhir 1990-an itu diperkirakan telah menewaskan sekitar 2 juta orang. Korea Utara kini bergantung pada bantuan pangan internasional.

Dalam laporannya pada Senin (20/6/2011), Korean Herald menuliskan kepolisian Korea Utara merilis dokumen setebal 791 halaman pada 2009 yang berisi panduan untuk menangani para penjahat. Dalam pembuka laporan itu disebutkan, laporan itu berdasarkan kasus dan kondisi yang pernah terjadi.

Dalam laporan yang kemudian berada di tangan kelompok misionaris Korea Selatan Caleb Mission itu disebutnya ada kasus yang diduga terkait kanibalisme dan sejumlah kejahatan lain. Namun laporan itu tidak menyebut apakah kanibalisme sudah kasus yang sering terjadi.

Satu kasus yang disebut adalah seorang lelaki yang membunuh rekannya karena tidak bisa menahan lapar. Dia memakan sebagian daging rekannya itu lalu menjual sisanya ke pasar dan menyebutnya sebagai daging kambing. Sayangnya laporan itu tidak menyebut lebih detail tentang tempat dan waktu terjadinya.

Harian Kookmin Daily yang pertama kali mengungkap kasus itu. Disebutkan, terjadi tiga hingga empat kejahatan lain terkait kanibalisme dalam laporan polisi itu.

Seorang pembelot Korea Utara juga menceritakan kasus serupa. Dia mengaku melihat sendiri eksekusi mati yang dilakukan di depan umum terhadap seorang lelaki yang terbukti menjual daging manusia di pasar pada 1997.

"Banyak kasus kanibalisme saat itu," kata pembelot itu kepada kantor berita Yonhap. Dia meminta namanya tidak disebut karena mengkhawatirkan keselamatan keluarganya yang masih berada di Korea Utara.

Menanggapi hal itu, juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan pemerintah tidak berhak mengonfirmasi kebenaran berita itu. Menurutnya, sulit menentukan otentisitas laporan tersebut.

Sementara itu tentang kelaparan di Korea Utara, laporan-laporan terbaru menyebut kelaparan tidak separah dan seluas yang dikabarkan selama ini.

Berdasarkan laporan sebuah tim Amerika Serikat yang dipimpin utusan khusus AS untuk hak asasi manusia di Korea Utara, Robert King, beberapa wilayah memang mengalami kekurangan bahan pangan.

___________________________

BARISAN ALAM DAN ADAT BICARA

READ MORE - Kelaparan, Warga Korut Jadi Kanibal

Waspadai Awan Panas dan Gas Beracun

MANADO, KOMPAS.com — Hingga Jumat (15/7/2011), pengungsi korban letusan Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, mencapai 4.544 orang menyusul letusan dahsyat, Kamis sekitar pukul 23.31.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Utara Hoyke Makawarung, kemarin, mengeluarkan peringatan agar mewaspadai awan panas dan gas beracun. "Semua warga yang masih bertahan di kawasan rawan bencana dua, yaitu di dalam radius 3,5 kilometer, sudah dievakuasi," ujar Hoyke.

Abu vulkanik Gunung Lokon dilaporkan menghujani wilayah perkebunan Lemoh dan Lola di Kecamatan Tanawangko, Kabupaten Minahasa.

Erupsi Gunung Lokon terjadi melalui kawah Tompaluan setinggi 1.140 meter di atas permukaan laut dan memancarkan bara api, semburan debu, serta asap hitam setinggi 1.500 meter. Selanjutnya, letusan kembali terjadi pada Jumat sekitar pukul 01.30 dengan lontaran material vulkanik setinggi 600 meter.

Keadaan ini mengejutkan dan membuat panik masyarakat Kota Tomohon. Bara api dan asap hitam yang keluar dari kawah Tompaluan dapat disaksikan dari Kota Manado dan Kabupaten Minahasa. Warga Manado tumpah ke jalan menyaksikan pemandangan langka dari puncak kawah Tompaluan tersebut.

Selengkapnya mengenai artikel ini dapat disimak di http://cetak.kompas.com/read/2011/07/16/04435254/waspadai.awan.panas.dan.gas.beracun.

____________________
ALAM DAN ADAT BICARA
READ MORE - Waspadai Awan Panas dan Gas Beracun

12 Penumpang KM. Sinar Pagi Masih Dalam Pencarian

JAYAPURA-Setelah dilakukan upaya pencarian terhadap Penumpang KM Sinar Pagi yang tenggelam di Perairan Sidey, Manokwari Selasa (5/7) lalu oleh TNI/Polri, Tim SAR dan warga selama seminggu, hingga Selsa (12/7) kemarin, 12 penumpang termasuk 6 anggota Badan Intelijen Negara (BIN) masih dalam pencarian.

“Upaya pencarin masih dilakukan dan perlu kami akan dibantu dengan helykopter untuk memudahkan pencarian dari udara. Rencananya hari ini baru dilakukan lagi,” jelas Kapolres Manokwari AKBP Agustinus saat ditemui usai kegiatan acara Farewel And Welcome Parade Kapolda di Mapolda Papua, Selasa kemarin.

Hingga saat ini pihak penyelamat masih terus melakukan pencarian. “Saya sudah meminta tolong kepada kapolres Biak, Sorong Kota dan juga Supiori serta masyarakat nelayan yang mencari ikan. Untuk membantu mencari,” harapnya.

Menurutnya, KM Sinr Pagi kpasitas penumpangnya hanya 6 atu 7 orng saja, namun memuat 13 orang. “penyampaian dari Vikky Kendi (penumpang yang ditemukan kalau saat itu mereka mancing dengan 13 orang didalam kapal kecil atau KM Sinar pagi,” jelasny.

Seperti diketahui KM Sinar Pagi yang diketahui hilang berdasarkan informasi dari salah seorang penumpang atau korban yang selamat bernama Vikky Kendi (14) yang terdampar di daratan Manokwari.

Dan jelasnya mengenai kecelakaan, Selasa 5 Juli, KM Sinar Pagi berlayar ke perairan Sidey untuk memancing dengn mengangkut 13 orang. Namun setelah sampai di Perairan Sidey dengan jarak ke daratan Manokwari sekitar 2-3 mil atau 4 kilometer. Saat itu salah seorang mendapat tangkapan ikan besar, sehingga penumpang lain berlomba-lomba untuk berfoto. Tiba-tiba perahu miring dan terbalik secara perlahan-lahan. “Akibat senang mendapat ikan besar, mereka berfoto-foto, kemudian perahu hilang keseimbangan dan terbalik sebelum kemudian tenggelam,” jelas Kapolres. (ro/nan)

Berikut adalah identitas penumpang KM Sinar Pagi yang hilang.

1. Prim (Ipeng) anggota BIN Manokwari
2. Bayu Anggota BIN Manokwari
3. Ali (Siswa PKL BIN)
4. Andre (Siswa PKL BIN)
5. Pratu Sohibun (Anggota Batalion 752/VYS kompi D)
6. Pratu Hana (Anggota Batalion 752/VYS kompi D)
7. Yono Rerey umur 28 tahun motoris
8. Tepi Rerey umur 10 tahun alamat Fanindi pantai
9 Wasidi umur 45 tahun alamat Kampung Mansaburi
10 Slamet umur 45 tahun alamat Kampung Mansaburi
11 Romli umur 29 tahun alamat Kampung Mansaburi
12. Dedi umur 19 tahun alamat Kampung Mansaburi

Rabu, 13 Juli 2011 , 06:35:00
Cepos: http://cenderawasihpos.com/index.php?mib=berita.detail&id=627

READ MORE - 12 Penumpang KM. Sinar Pagi Masih Dalam Pencarian