Sabtu, 22 Januari 2011

SIDANG ADAT: Tamrin Amal Tamagola Jalani Sidang Adat

Sejumlah warga Dayak Kalimantan Timur dipimpin ketuanya Bayer Gabriel mendatangi Kantor Harian Pagi Tribun Kaltim, Balikpapan, Kamis (13/1/2011) pekan lalu, untuk menyampaikan pernyataan sikap mereka terkait pernyataan Sosiolog UI, Prof Tamrin Amal Tomagola.

PALANGKARAYA, KOMPAS.com — Sosiolog Universitas Indonesia Tamrin Amal Tamagola, Sabtu (22/1/2011), menjalani sidang adat dengan masyarakat Dayak. Sidang Maniring Tuntang Manetes Hinting Bunu itu dilangsungkan di rumah betang Tinggang Nganderang di Jalan DI Panjaitan, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Didampingi istrinya, Tamrin tiba di rumah betang sekitar pukul 09.30 WIB. Sebelumnya, ia memberikan keterangan pers terlebih dahulu di Hotel Barito Sweet Shinta.

Salah satu isi dalam keterangan pers itu, Tamrin beserta istrinya meminta maaf karena dianggap telah melukai hati masyarakat Dayak.


------------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - SIDANG ADAT: Tamrin Amal Tamagola Jalani Sidang Adat

KORBAN BANJIR PAKISTAN : Empat Juta Orang Masih Jadi Tunawisma

JENEWA, KOMPAS.com Lebih dari empat juta warga Pakistan masih menjadi tunawisma enam bulan setelah banjir dahsyat merusak negara itu, kata Palang Merah Internasional, Jumat (21/1/2011). "Enam bulan setelah banjir yang merusak di Pakistan itu, lebih dari empat juta orang masih dalam situasi yang sangat menyedihkan tanpa tempat perlindungan yang layak," kata Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah dalam satu pernyataan.


Keluarga-keluarga yang mulai meninggalkan kamp dan tempat berlindung sementara telah kembali, tetapi hanya untuk menemukan bahwa rumah mereka tidak lagi layak didiami. Kondisi itu menimbulkan gelombang ketelantaran kedua. "Kekejaman bencana ini adalah bahwa jutaan orang telah terusir dari rumah mereka akibat banjir itu. Mereka bertahan menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan, tinggal selama beberapa bulan di bawah kain kampas atau terpal," ujar Gocha Gushashvili, koordinator operasi banjir Federasi Palang Merah Internasional (IFRC) di Pakistan.

"Sekarang mereka telah pulang ke rumah, ke tempat kosong yang hampir tidak ada apa-apa. Rumah mereka, ladang mereka, dan mata pencarian mereka telah memuing," kata Gushashvili. Hujan pada musim hujan katastropis yang melanda negara itu pada Juli dan Agustus lalu telah berdampak pada 21 juta orang, menghancurkan 1,7 juta rumah, dan merusak 5,4 juta hektar tanah yang baik untuk ditanami.

IFRC telah mendesak para donor untuk menggali lebih dalam kocek mereka. Lembaga itu juga mengatakan, permintaannya akan 130 juta frank Swiss (135 juta dollar Amerika Serikat) baru 59 persen yang terpenuhi. "Pendanaan penuh akan memungkinkan IFRC membantu 130.000 keluarga untuk pemulihan mereka dalam dua tahun," kata organisasi itu.


------------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - KORBAN BANJIR PAKISTAN : Empat Juta Orang Masih Jadi Tunawisma