Kamis, 09 September 2010

Asrama Polisi Pontianak Utara Terbakar


PONTIANAK, KOMPAS.com - Sebanyak empat rumah di Asrama Kepolisian Sektor Utara, Pontianak Utara, Kamis (9/9/2010) sekitar pukul 11.00 WIB, terbakar. Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Ajun Komisaris Besar (Pol) Suhadi Siswo Wibowo, saat dihubungi membenarkan adanya musibah kebakaran asrama tersebut.

"Peristiwanya sekitar pukul 11.00 WIB, diduga karena arus pendek listrik," kata Suhadi. Namun ia belum dapat memastikan nilai kerugian akibat musibah tersebut. "Saya harus pastikan dulu dengan Direktur Pol Airud," katanya.

Lokasi Asrama Polsek Utara berada satu kompleks dengan Markas Kepolisian Perairan Polda Kalbar di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara. Bangunan di kompleks itu rata-rata berusia tua berdinding semen dan kayu belian.

Saat ini, menurut Suhadi, api yang membakar empat unit bangunan itu sudah dipadamkan petugas pemadam kebakaran dari sejumlah yayasan sosial yang ada di Kota Pontianak.

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Asrama Polisi Pontianak Utara Terbakar

Jayapura Diguncang Gempa 5,7 SR


Liputan6.com, Jayapura: Gempa berkekuatan 5,7 skala Richter (SR) mengguncang Jayapura. Gempa tersebut berada pada 2.61 LS - 138.42 BT dengan kedalaman 10 km.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pukul 10.14 WIB, Sabtu (4/9). Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Pusat gempa berada pada 254 km Barat Daya Jayapura, 273 km Timur Laut Timika, 304 km Tenggara Biak, 318 km Timur Laut Keawkwa, 3.532 Timur Laut Jakarta. (MEL)


--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Jayapura Diguncang Gempa 5,7 SR

Gempa 5,2 SR Guncang Dili


Liputan6.com, Dili: Gempa berkekuatan 5,2 skala Richter mengguncang Dili, Timor Leste, Kamis (9/9). Beradasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, gempa dengan kedalaman 516 kilometer itu tidak berpotensi tsunami.

Lokasi gempa berada di 6.08 LS-125.88 BT. Pusat gempa berada di 278 kilometer timur laut Dili, Timor Leste, 370 kilometer tenggara Baubau, Sulawesi Tenggara, 371 kilometer barat daya Ambon, Maluku, 434 kilometer tenggara Kendari, Sulteng, dan 2.116 kilometer timur laut Jakarta.(IAN)


--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Gempa 5,2 SR Guncang Dili

Kebakaran di Porong Bakar 3 Rumah dan 3 Warga Api Jalan di Udara, Kolam Ikut Membara


Kebakaran di Porong Bakar 3 Rumah dan 3 Warga
Api Jalan di Udara, Kolam Ikut Membara

SIDOARJO - Semburan lumpur Lapindo yang disertai gas metan terus memunculkan ancaman bagi warga sekitar. Tiga rumah di Desa Siring, Kecamatan Porong, Selasa malam (7/9), terbakar. Tiga warga menjadi korban kebakaran tersebut. Dua di antara mereka mengalami luka bakar serius.

Ketiga korban itu adalah Purwaningsih, 55; Debi Purbianto, anak Purwaningsih, 23; dan Budirahayu, 50. Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos, kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 22.30. Tiga rumah yang terbakar adalah milik Suncoko, Purwaningsih, dan Okki Andrianto, ketiganya warga Jalan Beringin. Sampai berita ini ditulis, penyebab awal kebakaran masih simpang siur karena kejadian itu begitu cepat.

Beberapa sumber di lapangan menyebutkan, awalnya, Purwaningsih menyalakan api di atas tungku buatan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) yang memanfaatkan gas dari bubble. Tungku itu bisa menyala karena dialiri gas dengan menggunakan pipa.

Saat dia menyalakan tungku, tidak terjadi apa-apa. Namun, tiba-tiba api diketahui sudah menjalar ke mana-mana. Abdul Halim, salah seorang saksi, melihat saat itu api sudah menjalar di atas Jalan Beringin. Api menjalar di atas jalan penghubung rumah Purwaningsih, Okki, dan Suncoko yang berjarak sekitar sepuluh meter. "Saya biasa lewat sini. Tapi karena ada api, saya tidak berani lewat," katanya.

Kobaran api itu lantas membakar sebuah toko milik Okki yang berada di rumah Jalan Beringin Nomor 5. Sempat terjadi ledakan beberapa kali disertai hembusan api dari bawah yang menimbulkan getaran.

Akibatnya, sebuah sepeda motor dan seluruh isi toko yang baru diisi barang dagangan beberapa hari lalu itu musnah terbakar. "Untung saja tidak ditempati kalau malam. Siangnya, anak saya di toko," kata Okki.

Bukan hanya itu, bagian dalam rumahnya juga menjadi kolam api. Dari sebuah kolam yang berukuran sekitar 8 x 7 meter persegi itu keluar semburan lumpur disertai gas. Api pun mewarnai permukaan air yang terus bergolak seperti mendidih. Warga di sana ada yang menyebutnya sebagai neraka kecil. Kolam tersebut terbentuk karena sebelumnya tembok yang di atasnya ambles.

Petugas pemadam kebakaran sempat kesulitan memadamkan api. Lebar jalan yang hanya sekitar empat meter menyulitkan pergerakan petugas. Selain itu, lokasi kebakaran cukup jauh di dalam rumah. Ditambah lagi, banyaknya warga yang menonton mengakibatkan aparat harus turun mengusir warga yang mendekat.

Belasan mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Namun, api baru bisa dikendalikan sekitar pukul 03.30 setelah mobil pemadam bolak-balik untuk mengisi air karena kehabisan. BPLS juga menyemprotkan cairan busa untuk memadamkan api agar tidak bergeliat lagi.

Sebelumnya, rumah Okki pernah mengalami hal serupa pada 7 Juli 2009. Semburan gas di rumah tersebut mengeluarkan api hingga membesar dan akhirnya bisa dikendalikan. Namun, hal itu terulang pada 7 September 2010 kemarin.

Bukan hanya itu, rumah Suncoko yang bersebelahan dengan rumah Okki pun ikut terbakar. Api sempat membubung hingga setinggi atap rumah. Setelah disiram air, api pun padam. Namun, dari titik tersebut tetap mengeluarkan suara mendesis yang bisa didengar dari jarak sepuluh meter.

Sementara itu, api juga membakar sisi dalam rumah Purwaningsih. Beberapa perabot rumah tersulut api. Purwaningsih yang saat itu sedang menonton televisi bersama Debi, anaknya, langsung tersambar api.

Menurut Hadi Wijayanto, 56, suami Purwaningsih, saat kejadian, dia sedang berada di gudang rumahnya. Sementara Purwaningsih dan Debi Purbawiyanto menonton televisi. Tiba-tiba api masuk ke dalam rumah dan menyulut ibu serta anak tersebut.

Melihat hal itu, Hadi segera mengambil air seadanya untuk memadamkan api, yang juga menyulut perabot rumah tangganya. Saat api masih menyala, dia tidak berani keluar rumah meski para tetangga meneriaki untuk segera keluar. ''Waktu itu api masih menyulut, saya juga masih bau gas. Jadi, gak berani keluar,'' ucapnya. Setelah api mengecil, Hadi keluar rumah. Untung, dia hanya mengalami luka ringan. Sementara itu, istrinya, Purwaningsih, dan anaknya, Debi, mengalami luka cukup serius.

Budirahayu, korban lain, mengalami hal yang sama. Saat kejadian, kebetulan dia sedang menengkok rumah di Siring Barat yang sudah tidak ditempati. Dia kaget dan penyakit asma yang dideritanya pun akhirnya kambuh. Oleh beberapa warga, Budirahayu dibawa ke RSUD Sidoarjo. Namun, karena lukanya hanya ringan, dia langsung diperbolehkan pulang.

Sementara itu, Purwaningsih dan Debi saat ini dirawat di Ruang Mawar Pink RSUD Sidoarjo. Purwaningsih mengalami luka bakar sekitar 58 persen. Dia mengalami luka bakar di bagian muka, punggung, tangan, dan kaki. Sedangkan Debi mengalami luka bakar sekitar 48 persen. Dia mengalami luka bakar di punggung, wajah, tangan, dan kaki.

Kapolres Sidoarjo AKBP M. Iqbal di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya akan menyelidiki kebakaran tersebut. Dia bakal menerjunkan saksi ahli untuk mengetahui penyebab terjadinya kebakaran itu. "Apakah karena kelalaian warga atau petugas lapangan BPLS. Kami akan cari tahu," ucapnya.

Humas BPLS Akhmad Khusairi menyatakan, kebakaran tersebut tidak berasal dari kompor gas alam, melainkan dari sulutan api yang mungkin berasal dari petasan. ''Kalau berasal dari ledakan kompor, rumah korban pasti sudah hangus terbakar,'' ujarnya. (eko/adh/byu/c3/nw) [ Kamis, 09 September 2010 ]


--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Kebakaran di Porong Bakar 3 Rumah dan 3 Warga Api Jalan di Udara, Kolam Ikut Membara

Jalan Poros Barat Kalimanatan Putus 12 Jam


Jalan Poros Barat Kalimanatan Putus 12 Jam

SAMPIT - Jalan provinsi poros barat Kalimantan, tepatnya di KM 90, Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, kembali putus kemarin (7/9) akibat luapan Sungai Basawang Besar. Air berwarna coklat deras mengalir dari arah dataran tinggi, merendam jalan dan semak-semak di sekitarnya.

Pantauan di lokasi kejadian menyebutkan, jalan sepanjang sekitar satu kilometer tidak bisa dilalui kendaraan selama 12 jam lebih. Akibatnya, ratusan kendaraan harus antre hingga tiga kilometer lebih di kedua sisi jalan.

Menurut warga setempat, banjir berawal dari hujan deras yang mengguyur sejak Senin petang (6/9). Menjelang tengah malam, hujan kian deras."Kami mulai melihat air naik sekitar pukul 03.00. Namun, saat itu mobil masih bisa melintas. Sejam kemudian, air makin tinggi sehingga kendaraan tidak berani melintas. Antrean kendaraan mulai memanjang sekitar pukul 07.00," tutur Dehes, 55, warga setempat.

Melihat kondisi tersebut, lanjut Dehes, warga setempat berinisiatif menawarkan jasa penyeberangan dengan menggunakan empat getek dan tiga rakit terbuat dari ban dan drum kosong. Hanya manusia dan kendaraan roda dua yang bisa diseberangkan dengan rakit tersebut. "Satu orang dikenai tarif Rp10 ribu, motor Rp 20.000," terangnya.

Yang banyak menggunakan jasa penyeberangan tersebut adalah penumpang travel tujuan Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya. Mereka terpaksa diberangkatkan dengan cara estafet antar travel.

Akan halnya kendaraan roda empat, semua tidak bisa bergerak sama sekali. Sebab, ketinggian air hampir satu meter. Mobil yang antre baru bisa melintas sekitar pukul 11.30 saat genangan air mulai surut. (gus/jpnn/c7/soe)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Jalan Poros Barat Kalimanatan Putus 12 Jam