Selasa, 17 Agustus 2010

Warna Laut Bisa Pengaruhi Bencana Badai Ellyzar Zachra PB

INILAH.COM, Jakarta- Menurut para ahli, badai paling kuat dan mematikan dapat dipengaruhi hanya dengan keberadaan makhluk paling kecil di laut yaitu plankton.

Seperti dikutip dari Discovery News, plankton memiliki kemampuan untuk menentukan apakah sekelompok badai tropis dapat berubah menjadi putaran badai raksasa dan mengarahkan badai tersebut menuju wilayah laut.

Plankton berada di wilayah laut manapun. Mereka terkumpul dalam tubuh fotosintesis kecil yang memberi warna hijau pada biru laut dengan klorofil.

Bahkan di wilayah laut dalam di Pasifik utara ataupun samudera besar di Jepang dan California, juga terdapat plankton.

Warna hijau pada air akan tertangkap cahaya dan terkena panas matahari di tempat yang dangkal. Selanjutnya, permukaan akan terjadi peningkatan temperatur dan membentuk kondisi badai utama.

Sinar matahari mencurahkan cahayanya ke permukaan laut tapi air tetap tenang, lalu apa yang mempengaruhi badai?

"Kami menemukan bahwa samudra biru bisa mengurangi topan di barat laut Pasifik sekitar 70 persen," ujar penulis utama Anand Gnanadesikan dari National Oceanic and Atmospheric Administration.

Saat dilakukan simulasi, hanya sedikit badai yang terjadi di khatulistiwa di mana air cukup hangat untuk menopang mereka.

“Anda hanya menemukan sedikit sekali topan di arah selatan Jepang dan China, serta menjadi lebih sedikit lagi di Vietnam dan Kamboja,” kata Gnanadesikan.

Sedikitnya plankton di laut dapat mengirimkan badai 25% lebih besar di wilayah Hawaii. Hal ini disebabkan laut butuh waktu bagi panas matahari menyebar di permukaan dan berpengaruh pada suhu di atmosfer.

Penguapan dan pembentukan awan di atas perairan khatulistiwa diperkuat sirkulasi atmosfer dan pergesesan angin yang menghambat badai di wilayah lintang utara.[ito]


------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - Warna Laut Bisa Pengaruhi Bencana Badai Ellyzar Zachra PB

NASA Khawatirkan Asteroid Tabrak Bumi

INILAH.COM, Jakarta- NASA sedang mempertimbangkan untuk turun di permukaan asteroid yang berpotensi menabrak bumi. Tabrakan Asteroid 1999 RQ 36 bisa setara ratusan bom nuklir sekaligus.

Seperti dikutip dari Telegraph, analisis orbit asteroid itu diperkirakan dapat menghantam bumi pada 24 September 2182, namun ilmuwan ingin mengumpulkan contoh batuan asteroid 1999 RQ 36 guna memperkirakan lintasan yang lebih baik.

Pesawat NASA direncanakan akan meluncur pada tahun 2106 guna memetakan dan mengumpulkan sampel batuan dari asteroid yang memiliki diameter 640 meter ini.

Misi yang disebut OSIRIS-Rex ini akan menjadi salah satu finalis dari kompetisi pendanaan program New Frontiers.

Pesaing lainnya adalah misi pendaratan ke Venus. Rencana kompetisi ini akan berada di dalam diskusi lokakarya NASA selama 2 hari di Washington DC. Pemenang akan diumumkan pada tahun depan.

NASA secara resmi mengklarifikasikan RQ36 sebagai asteroid yang berpotensi bahaya saat lewat kurang dari 280 ribu mil dari bumi. Saat orbit berada di wilayah lebih dekat dari bumi maka akan mencakup lebih banyak asteroid.

Clark Chapman, ilmuwan di Southwest Research Institute di Boulder Colorado, mengatakan dampak dari RQ36 dapat menimbulkan ledakan bencana.

"Ini akan menjadi dampak yang besar seperti ratusan bom-bom nuklir terbesar yang pernah dibangun kemudian meledak sekaligus. Ini mungkin menciptakan kawah sebesar 10 kilometer,” ujar Chapman.[ito]


------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - NASA Khawatirkan Asteroid Tabrak Bumi

Aurora Tsunami Matahari terus Berlangsung

INILAH.COM, Jakarta – Pengamat langit yang meneliti Aurora beruntung bisa melihatnya lagi pada Senin malam. Cahaya Aurora akibat tsunami matahari itu terlihat benar-benar menakjubkan.

“Aku melihat Aurora itu setelah matahari terbenam dan aku terus mengawasi struktur dan perubahan warnanya benar-benar menakjubkan,” kata Gunjan Sinha dari Saskatchewan, Kanada pada SPACE.com.

“Tak pernah bosan-bosannya aku menonton aurora yang menari-nari dengan warna hijau cerah kadang biru dan dicampur dengan cahaya merah.”

Ledakan Solor atau coronal mass ejection ini adalah letusan plasma dan atom yang terionisasi ke ruang angkasa. Saat atom mencapai bumi, aliran partikel matahari melewati medan magnet planet ke arah kutub.

Dalam prosesnya, partikel bermuatan itu bertumbukan dengan atom nitrogen dan oksigen di atmosfer dan menciptakan cahaya Aurora mengesankan selama prosesnya.

Foto ultraviolent ekstrim dirilis oleh Solar Dynamics Observatory NASA menunjukkan matahari mengalami ledakan-ledakan.

SDO yang diluncurkan pada bulan Februari menangkap gambar definisi tinggi matahari di berbagai panjang gelombang.

Biasanya, siklus matahari berlangsung sekitar 11 tahun dan membutuhkan kira-kira 5,5 tahun untuk berpindah dari aktifitas minimum hingga aktifitas maksimum di mana aktivitas matahari semakin kuat. [ito]

Aktifitas maksimum matahari terakhir terjadi pada 2001. Aktifitas minimum terbaru matahari lemah dan bertahan lama. Letusan surya terbaru merupakan salah satu tanda pertama bahwa matahari sedang menuju aktifitas maksimumnya.[ito]

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"


READ MORE - Aurora Tsunami Matahari terus Berlangsung

Skenario Akhir Dunia sudah Dekat

INILAH. COM, Jakarta- Beberapa ilmuwan menilai akhir dunia sudah dekat. Kerusakan sudah mulai terjadi dan manusia sudah terlambat untuk melakukan pencegahan.

Seperti dikutip dari The Huffington Post beberapa tahun lalu, Sir Martin Rees Astronom Inggris menerbitkan buku berjudul ‘Our Final Century’ yang menyebutkan bahwa kemungkinan bahwa manusia akan bertahan hidup di abad ini tidak lebih dari 50%.

Saat ini, ahli biologi Frank Fenner bahkan mengatakan akhir dunia hampir pasti terjadi. Berdasarkan survei pembantaian oleh manusia yang merugikan ekosistem, ilmuwan Australia berusia 95 tahun ini mengatakan bahwa tidak ada yang dapat mengubah nasib kita sekarang.

“Situasi ini tidak akan berubah. Saya pikir sekarang sudah terlambat,” kata Fenner.

Banyak ilmuwan yang setuju bahwa kita telah terlambat untuk melakukan pencegahan perubahan iklim di mana menyebabkan bencana global.

Apakah hal itu terkait dengan matinya kehidupan bumi secara total, atau hanya sekadar kehancuran peradaban, ilmuwan masih tidak bisa memastikan. Ahli fisika Bob Park bahkan menyerukan keprihatinan di salah satu buletin mingguan soal kegagalan manusia mengenali bahaya kelebihan populasi.[ito]


------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - Skenario Akhir Dunia sudah Dekat

NASA: Hujan Meteor Perseid akan Spektakuler

INILAH.COM, Jakarta- Pengamat langit akan disuguhi salah satu pemandangan paling spektakuler sepanjang tahun ini, menurut NASA. Hujan meteor Perseid akan spektakuler karena bulan masih muda.

Ilmuwan di NASA menyatakan hujan meteor akan menghadirkan pemandangan yang mempesona dan menjadi terbaik di tahun ini. Hujan meteor Perseid memang paling mengesankan berupa kembang api alami di langit.

Hujan meteor itu mencapai puncak minggu ini saat bumi berdekatan dengan puing-puing sebuah komet kuno. Para ahli memberi nama Perseid karena hujan meteor ini muncul dari arah konstelasi Perseus meskipun sebenarnya meteor ini dapat menjadi bagian apapun dari langit.

NASA memperkirakan hujan meteor yang bisa terjadi setiap menit pada masa puncaknya itu, merupakan salah satu pemandangan yang paling ditunggu oleh para astronom.

Namun, tahun ini akan menjadi sangat spektakuler karena bulan baru dan berarti akan tidak ada cahaya bulan berlebihan yang dapat mengganggu pertunjukan hujan meteor tersebut. Ini juga berarti bahwa para pengamat langit dapat melihat meteor sangat cerah saat benda langit ini terbakar di atmosfer bumi dengan kecepatan lebih dari 140 ribu mph.

Ilmuwan mengatakan bahwa hujan meteor ini akan mencapai puncak antara hari Rabu hingga Sabtu. Para astronom amatir dapat melihat lebih dari 100 meteor setiap jam di malam Kamis. Rasio tertinggi akan tampak di awal Jumat pagi. “Berdasarkan perkiraan, hujan meteor pada masa puncak akan menampilkan setidaknya 80 meteor setiap jam,” ujar juru bicara NASA.

Robin Scagell, wakil presiden Society for Popular Astronomy Inggris mengatakan bahwa cuaca yang sempurna akan menghadirkan tampilan yang spektakuler.

“Malam musim panas yang hangat akan membuat hujan meteor Perseid benar-benar menakjubkan untuk diamati,” ujar Scagell.

Peter Jenniskens, pengamat meteor dari SETI Institute California, mengatakan, “Hujan meteor itu kami perkirakan berusia 160 ribu tahun.” Setiap orang tidak akan terancam bahaya karena meteor ini hanya berukuran seperti pasir dan akan segera menguap, ujar peneliti seperti dikutip dari Telegraph.[ito]


------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - NASA: Hujan Meteor Perseid akan Spektakuler

Menakjubkan, Foto Letusan Saat Tsunami Matahari

INILAH.COM, Jakarta- Ledakan matahari pada awal pekan lalu mengeluarkan api yang sangat menakjubkan. NASA telah mengeluarkan foto pertama ledakan yang menimbulkan tsunami matahari itu.

Permukaan matahari bergolak pada awal pekan lalu dan meledakkan berton-ton atom ion plasma yang menyebar di luar angkasa. Setelah meledak butuh waktu dua hari agar atom tersebut bisa menggapai wilayah bumi yang berjarak 93 juta mil.

NASA mengambil gambar kejadian yang diberi nama coronal mass ejection ini dari pesawat luar angkasa Solar Dynamic Observatory (SDO) yang diluncurkan Februari lalu. SDO menyediakan gambar tampilan matahari dengan kualitas jauh lebih baik dari High Definition (HD).

Gambar pertama, dengan beberapa warna, menampilkan plasma matahari yang sangat panas dalam temperatur antara satu hingga dua juta derajat Kelvin. Putaran warna emas terus berputar di sisi kiri serpihan badai matahari yang dikirim awan dengan miliaran ton partikel menuju bumi.

“Kami melihat letusan yang sangat indah,” ujar Leon Golun, dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA). Tsunami matahari yang mengirimkan gelombang gas ke arah bumi bisa menimbulkan kilatan cahaya indah di beberapa wilayah utara bumi.[ito]


------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - Menakjubkan, Foto Letusan Saat Tsunami Matahari

Gelombang Panas Rusia Dikira Kiamat Billy A Banggawan

INILAH.COM, Jakarta – Sebanyak 40% penduduk Rusia mulai panik karena gelombang panas dan kebakaran di negara itu. Sekitar 30% penduduk yakin kiamat akan datang dan tanpa sengaja jadi panik.

“Orang-orang ini yakin bahwa panas bukannya 40 derajat celcius melainkan 60 derajat celcius. Mereka melebih-lebihkan dengan mengatakan bahwa peristiwa ini merupakan retribusi suci dan tanda kiamat serta mereka mulai mencetuskan banyak rumor,” kata Zurab Keklidze, direktur pelaksana Serbsky National Center untuk Social and Forensic Psychiatry.

Hampir 70% penduduk Rusia menganggap peristiwa ini biasa saja, bahkan 15% di antaranya mengabaikannya.Beberapa psikolog mencatat bahwa panas yang tidak normal itu memicu gelombang phobia atau ketakutan aneh.

Beberapa warga takut kehilangan atap rumah mereka dan lainnya takut kehabisan oksigen akibat kabut asap beracun saat mereka tidur di malam hari dan untuk alasan itu mereka tidak tidur pada malam hari.

Gelombang panas yang terik ini melanda sebagian besar Rusia sejak pertengahan Juni di mana peristiwa ini dipicu oleh kebakaran hutan dan disebabkan kekeringan terburuk selama beberapa dekade.[ito]


------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - Gelombang Panas Rusia Dikira Kiamat Billy A Banggawan

Pesawat Jatuh, Satu Penumpang Tewas

Liputan6.com, San Andres: Sebuah pesawat komersil jatuh dan terbelah menjadi tiga bagian saat mendarat darurat di Pulau San Andres, Kolombia, Senin (16/8). Dari 131 penumpang, hanya satu orang yang tewas. Gubernur setempat mengatakan, korban tewas adalah seorang pria paruh baya yang meninggal akibat serangan jantung.

Sementara korban luka yang berjumlah 119 orang langsung mendapat perawatan di klinik setempat. Lima di antaranya mengalami luka serius.

Pesawat Boeing 737 itu lepas landas dari Bogota dan mendarat di tengah badai sebelum terbelah menjadi tiga bagian. Pesawat akhirnya mencapai landasan pacu di Pulau San Andres atau sekitar 190 kilometer sebelah timur pesisir Nikaragua yang menjadi salah satu tempat tujuan wisatawan. Tim insvestigasi akan memeriksa bangkai pesawat untuk memastikan jenis kerusakan dan penyebab pasti kecelakaan tersebut.(BOG)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Pesawat Jatuh, Satu Penumpang Tewas

Gawat, Bumi Terus Memanas


INILAH.COM, Washington- Bumi terus memanas. Bulan lalu merupakan Juli kedua terpanas sepanjang masa. Sejauh ini, 2010 terus mengukuhkan diri menjadi tahun terpanas dalam sejarah.

Secara global, temperatur rata-rata di bulan Juli adalah 16,5 derajat Celcius, berdasarkan keterangan Pusat Data Iklim Nasional di AS. Sebelumnya bulan Juli 1998 merupakan masa terpanas sepanjang sejarah yang dimulai satu abad lalu.

Periode Juli Januari ini merupakan 7 bulan pertama yang paling panas sepanjang sejarah dengan rata-rata temperatur 14,5 derajat Celcius. Di posisi kedua adalah masa Januari-Juli tahun 1998.

Laporan ini muncul setelah satu bulan dunia mengalami keadaan ekstrim yaitu banjir, kebakaran, es yang mencair dan kondisi yang sangat panas. Ilmuwan atmosfer telah menunjukkan kekhawatiran sangat tinggi soal pemanasan global. Tapi tekanan politis dan argumen sengit soal perubahan iklim telah memperlambat pengembangan solusi.

Pusat data mencatat kondisi La Nina muncul di bulan Juli lalu, akibat pendinginan air di Laut Pasifik. Ini akan menjadi musim dingin terakhir kali pada belahan bumi bagian utara pada 2010-2011.

Di sisi lain, kabar ini bisa menjadi berita buruk bagi Teluk Meksiko karena La Nina cenderung mengakibatkan lebih banyak badai.

Untuk di Amerika Serikat, wilayah yang sangat panas dan menyebabkan berbagai kehancuran adalah kota di wilayah timur laut termasuk Washington, Atlantic City, Hartford dan Connecticut. Hanya wilayah Montana, Idaho dan Texas yang memiliki temperatur di bawah normal dalam satu bulan.

Hujan yang terjadi di seluruh Amerika Serikat, berada sangat jauh di bawah kondisi normal dengan peringkat sekitar 10% selama kurun waktu 1895-2010.[ito]

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - Gawat, Bumi Terus Memanas