Sabtu, 10 Juli 2010

Petani Merugi Ratusan Juta Rupiah

Liputan6.com, Konawe: Ratusan hektare sawah di Desa Sule Mandara dan Ambulano, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Sabtu (10/7), terendam banjir setelah hujan terus menerus di kawasan ini. Akibatnya puluhan ton gabah hasil panen petani rusak parah. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Penyebab lain banjir adalah buruknya saluran air di areal persawahan. Kondisi ini membuat para petani enggan menjual gabah ke pasar. Ratusan karung gabah yang tak layak konsumsi pun akhirnya dibuang.(AIS)

-----------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Petani Merugi Ratusan Juta Rupiah

Kebakaran Gudang, Rugi Ratusan Juta Rupiah

Liputan6.com, Batam: Gudang dan tempat penampungan pekerja milik PT Citra Putra Mandiri hangus terbakar dilahap si jago merah di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (10/7). Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 11.30 WIB itu, sempat menjadi tontonan warga Batam yang melintasi jalan menuju Pasar Pagi Jodoh. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian materil diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Kencangnya tiupan angin dan bahan bangunan yang beratapkan seng serta dinding kayu membuat api dengan cepat merambat ke seluruh bangunan. Api dapat dipadamkan satu jam kemudian setelah tiga unit mobil pemadam kebakaran dari Otorita Batam dikerahkan ke lokasi.

Selain menimbulkan kerugian materil, kebakaran tersebut juga membuat arus lalu lintas dari Jalan Batu Ampar menuju Pasar Pagi ditutup menjadi satu jalur. Hingga tulisan ini disusun, sumber api masih dalam penyidikan Kepolisian Sektor Batu Ampar. Namun ada dugaan api berasal dari kompor minyak yang digunakan pekerja untuk memasak di tempat penampungan pekerja.

Kebakaran juga melanda pabrik kayu terbesar di Simalungun, Sumatera Utara. Api yang diduga berasal dari mesin pengolah kayu dengan cepat membesar dan menghabiskan seluruh isi pabrik. Empat mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan pun baru dapat memadamkan si jago merah beberapa jam kemudian lantaran tiupan angin yang kencang dan banyak bahan yang mudah terbakar di pabrik tersebut.(ASW/AYB)

-----------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Kebakaran Gudang, Rugi Ratusan Juta Rupiah

Memahami Fenomena Alam Itu

Gerhana matahari diambil dengan bantuan teropong bintang terlihat dari kawasan Bintaro, Tangerang, Banten, Jumat 15/01/2010. Gerhana matahari yang terjadi lebih dari 11 menit seperti sekarang, baru akan kembali terjadi pada 1.033 tahun kemudian, yaitu tepatnya pada tahun 3043.

KOMPAS.com - Pada hari Minggu (11/7) mendatang penduduk di kawasan Pasifik Barat dan Amerika Selatan akan menyaksikan gerhana matahari total. Sayangnya, fenomena langit itu tak dapat dilihat di wilayah Indonesia.

Penduduk di wilayah Nusantara ini baru akan menikmati GMT pada 9 Maret 2016. Kejadian alam itu terakhir bisa disaksikan di Indonesia pada 24 Oktober 1995.

Di Pasifik Barat atau sebelah timur Australia dan kepulauan Polinesia, gerhana matahari total (GMT) terjadi pada saat matahari terbit. Sedangkan di kawasan Amerika Selatan, yaitu sekitar Cile dan Argentina, GMT terjadi saat matahari tenggelam.

”Fenomena alam ini hanya akan berlangsung selama beberapa menit,” kata pakar astronomi dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Thomas Djamaluddin.

Langka di suatu tempat

Peristiwa alam itu memang tergolong langka muncul di satu tempat. Bagi penduduk Indonesia sendiri GMT pernah terjadi pada 15 tahun lalu. Ketika itu GMT hanya berlangsung dua menit. Fenomena itu pun hanya dapat disaksikan penduduk pulau kecil di ujung utara Indonesia, yaitu Pulau Sangihe di Sulawesi Utara.

GMT 1995 merupakan GMT yang terakhir yang melintas Indonesia pada abad ke-20 ini. GMT berikutnya akan kembali melintas Indonesia pada 9 Maret 2016.

Menurut penghitungan astronomi, GMT pada 6 tahun mendatang itu akan melintasi sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Halmahera. ”Dibandingkan dengan GMT 1993, gerhana mendatang akan dua kali lebih lama,” ujar Thomas.

Bagaimana gerhana itu dapat terjadi?

Bumi dan Bulan senantiasa memiliki bayangan karena mendapat cahaya matahari. Bayangan yang muncul dapat berupa bayangan inti (umbra) yang gelap total dan bayangan sekunder (penumbra) yang redup. Pada saat bayangan Bulan mengenai Bumi maka terjadilah gerhana matahari.

Wilayah yang terkena bayangan inti mengalami GMT atau gerhana cincin.

Ketika terjadi GMT, kata Thomas, orang akan melihat matahari tampak gelap total, sedangkan pada saat gerhana cincin hanya bagian tengah matahari yang tampak gelap, karena sisi luar matahari masih tampak. Daerah yang terkena bayangan sekunder hanya akan mengalami gerhana sebagian.

Berselang dua pekan

Gerhana matahari atau bulan terjadi bila Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis.

”Bila pada saat purnama matahari, Bumi, dan Bulan segaris atau hampir segaris maka pada bulan mati dua pekan sebelum atau sesudahnya, ketiganya akan segaris atau hampir segaris lagi. Karena itu, tidak mengherankan bila gerhana bulan dan matahari terjadi berurutan berselang dua pekan,” kata Thomas.

Ia memberikan contoh, sesudah terjadi gerhana bulan sebagian 15 April 1995, terjadi gerhana matahari cincin pada 29 April 1995 yang melintasi Amerika Selatan.

Menjelang GMT 24 Oktober 1995 yang terjadi bukan penggelapan Bulan (gerhana) melainkan hanya peredupan karena Bulan hanya memasuki bayangan Bumi sekunder (penumbra).

Berbagai kepercayaan

Gerhana matahari maupun gerhana Bulan mempunyai makna tersendiri bagi kehidupan manusia. Pada masa lalu orang menakuti kejadian alam ini sehingga muncul berbagai tradisi atau kepercayaan.

Ada masyarakat yang memercayainya sebagai peristiwa Bulan atau Matahari dimakan raksasa hingga orang harus memukul bunyi-bunyian untuk mengusirnya. Sebagian masyarakat juga mempercayai bahwa gerhana berpengaruh buruk hingga wanita hamil perlu bersembunyi.

Sementara itu, masyarakat Arab dahulu percaya bahwa gerhana itu berkaitan dengan kematian seseorang. Namun, bagi umat Islam kemudian, peristiwa gerhana merupakan cara mencocokkan penghitungan waktu bagi para ahli hisab.

Gerhana matahari merupakan ijtimak (segarisnya Bulan dan Matahari) yang teramati (observable new moon) yang amat penting dalam penghitungan kalender Islam. Dalam keadaan biasa, ijtimak tidak teramati. Satu-satunya tanda telah terjadi ijtimak adalah teramatinya hilal (bulan sabit pertama) pada saat maghrib. Itulah awal bulan dalam kalender Islam.

Menghadapi GMT, masyarakat tidak perlu terlalu takut untuk mengamatinya bila tahu cara menikmatinya yang aman. Pada dasarnya, radiasi cahaya matahari pada saat GMT dan di luar GMT sama saja. Tidak ada radiasi berbahaya yang muncul pada saat GMT.

Saat yang paling berbahaya hanyalah bila terlalu asyik melihat GMT dan tanpa sadar matahari telah muncul, walau masih sedikit. Pupil mata yang membesar pada saat kegelapan GMT dan kuatnya intensitas matahari bisa menyebabkan cahaya yang menembus mata terlalu berlebihan. ”Hal inilah yang bisa menyebabkan kebutaan,” kata Thomas.

-----------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Memahami Fenomena Alam Itu

Ledakan Tabung Gas Hanguskan Rumah


Liputan6.com, Yogyakarta: Gas elpiji ukuran tiga kilogram meledak lagi. Kali ini Budi Sutrisno, warga Gulurejo, Kecamatan Endah, Kulonprogo, Yogyakarta, yang menjadi korban. Akibat ledakan itu, rumah Budi ludes terbakar, Jumat (9/7/2010 20:30).

Menurut saksi mata, sebelum api menghanguskan rumah, terdengar ledakan dari rumah Budi. Tidak lama kemudian, asap hitam keluar dan kobaran api semakin membesar. Hanya dalam waktu sekejap, api menjilat rumah tersebut.

Budi menduga, kebakaran muncul karena selang dan regulator gas elpiji miliknya bocor. Namun, karena tak mempunyai uang untuk mengganti, dia dan keluarga tetap menggunakan tabung tersebut. Akibatnya, tabung itu meledak.

Warga sebenarnya sempat berusaha memadamkan api dengan peralatan sederhana. Namun, itu tak sanggup menyelamatkan harta benda Budi. Kerugian akibat ledakan tabung diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.(ULF)

-----------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Ledakan Tabung Gas Hanguskan Rumah

4 Warga Pagaralam Tewas Minum Miras


PAGARALAM, KOMPAS.com - Empat warga Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Sabtu (10/7/2010) tewas diduga setelah mengonsumsi minuman keras oplosan.

Adapun keempat korban antara lain Sumatri, warga Dusun Talangkelapa, Kelurahan Tumbakulas dan Oktavianus, warga Tebad Baru Ilir, Keluruhan Tebad Giri Indah, Kecamatan Pagaralam Selatan. Pengky, warga Dusun Talangpauk, Kelurahan Sokorejo, Kecamatan Pagaralam Utara. Semua korban sempat diberikan pertolongan di Rumah Sakit Daerah (RSD) Besemah Pagaralam tapi tim medis setempat tak mampu menyelamatkannya.

"Sebelumnya korban membeli minuman yang dioplos jenis minuman. Mengetahui jika mereka keracunan setelah empat korban berjatuhan dan terakhir dialami Oktavianus," kata Kapolres Kota Pagarlam, AKBP Abdul Soleh didampingi Kapolsek Pagaralam Selatan, Iptu Rofi dan Kanit Reskrim Brigpol, Wahyu.

Dia mengatakan, memang peredaran miras dalam beberapa bulan terakhir ini cukup marak termasuk yang sudah dioplos siap diminum.

"Selama ini sering ditemukan ada warga tertangkap mabuk setelah minum miras oplosan, tapi tidak menyebakan timbul korban. Kita akan melakukan penyelidikan agar korban tidak bertambah," kata dia.
Menurut dia, kejadian ini memang sengaja ditutup-tutupi agar tidak diketahui petugas kepolisian dan khawatir kasusnya bisa meluas. Namun polisi akan tetap melakukan pengusutan terutama siapa penjual dan pengedarnya.

"Kami akan tetap mengusut kasus ini, karena sudah memakan korban cukup banyak, sebab kalau dibiarkan bukan tidak mungkin akan bertambah," ungkapnya.

Ketua MUI Kota Pagaralam Deni Priansyah, mengatakan memang peredaran miras cukup marak di Pagaralam bahkan diduga kuat empat warga yang meninggal tersebut setelah menegak minuman keras oplosan.

"Kita minta kepolisian melakukan tindakan tegas terhadap pengedar atau penjual minuman keras. Apalagi saat ini akibat miras oplosan sudah memakan korban jiwa," ungkap dia lagi.

-----------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - 4 Warga Pagaralam Tewas Minum Miras

Lagi, Tabung Gas 12 Kg Meledak di Tangerang


VIVAnews - Kembali, tabung gas meledan dan memakan korban. Pasangan suami istri di tangerang terluka parah akibat ledakan tabung gas di rumah mereka di kawasan Jalan Kerinci, Perumnas III, Kelapa Dua, Tagerang, Sabtu 10 Juli 2010.

Ledakan tabung gas ukuran 12 kilogram di rumah Sopian dan Nusiah terjadi sesaat setelah pasangan ini bangun tidur. Yeni, anak korban, menuturkan gas meledak tak lama setelah orangtuanya menyalakan lampu dapur.

Petugas Polsek Kelapa Dua langsung memasang garis polisi di lokasi ledakan. Indentifikasi dilakukan di bagian dapur rumah yang mengalami kerusakan cukup parah.

Kini Sopian dan Nursiah menjalani perawatan di ruang gawat darurat Rumah Sakit Qatar, Karawaci, Kabupaten tanggerang.

Menurut staf rumah sakit bernama Antor Umar, Nusiah mengalami luka cukup parah. Seluruh tubuhnya mengalami luka bakar, sementara suaminya mengalami luka pada kaki dan tangannya.
"Istrinya luka seluruh tubuh, kalau suaminya luka di wajah, kaki, dan tangan," ujar Anton. (kd)

-----------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - Lagi, Tabung Gas 12 Kg Meledak di Tangerang

Awas, Ada Lagi Tabung Gas yang Meledak


Liputan6.com, Jember: Lagi-lagi tabung gas elpiji meledak. Kali ini menimpa seorang warga Desa Sempolan, Jember, Jawa Timur, Sabtu (10/7). Dahsyatnya ledakan mengakibatkan rumah korban hancur berantakan, dan dua orang penghuninya mengalami luka bakar serius.

Ledakan tabung gas elpiji yang terjadi di rumah Ineke, warga Desa Sempolan, Jember, Jawa Timur, terjadi sekitar pukul 5:00 pagi tadi. Musibah terjadi saat Ineke hendak memasak di dapur. Ketika itu korban tidak menyadari jika tabung gas elpiji ukuran dua belas kilogramnya bocor, padahal aroma gas sudah menyebar di seluruh ruangan. Saat kompor dinyalakan ledakan pun tidak terhindarkan hingga melukai Ineke dan ibunya Misri.

Hingga saat ini kedua korban yang menderita luka bakar serius dibagian wajah dan lengan masih dirawat intensif di Puskesmas Mayang, Jember. Polisi sudah mengamankan barang bukti berupa kompor gas dan tabung elpiji 12 kilogram. Musibah ini merupakan korban kesekian kalinya yang terjadi di berbagai daerah.(AYB)

-----------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - Awas, Ada Lagi Tabung Gas yang Meledak

186 Pabrik Rokok di Jatim Gulung Tikar


SURABAYA POST - Jumlah perusahaan rokok di Pulau Madura dari tahun ke tahun kian surut. Pada tenggang waktu satu tahun, sekitar 186 perusahaan rokok gulung tikar alias tidak beroperasi lagi.

Data di Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Madura di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, menyebutkan pada tahun 2009 jumlah perusahaan rokok home industry di Pulau Madura yang terdata sebanyak 276 perusahaan.

Setelah dilakukan pendataan lagi pada tahun 2010, ternyata jumlah PR yang masih aktif memproduksi tinggal 88 perusahaan. Sedangkan 186 perusahaan rokok lainnya sudah tutup.

Bendahara Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai (KPP BC) Madura di Sumenep, Abu Bakar, menilai, penutupan ratusan perusahaan rokok itu disebabkan karena kalah bersaing dengan perusahaan rokok besar.

”Perusahaan rokok yang ada tidak memiliki modal besar, sehingga mereka sedikit demi sedikit berhenti beroperasi,” kata Abu Bakar, Rabu 7 Juli 2010.

Selain penutupan PR tersebut karena kemauan sendiri, banyak juga PR yang ditutup karena ditertibkan oleh kantor bea dan cukai. ”Kita lakukan penertiban melalui operasi, jika memang ada perusahaan yang tidak memenuhi syarat, maka kita tutup,” jelasnya.

Banyaknya perusahaan rokok yang tutup mempengaruhi perolehan pendapatan dari hasil penjualan pita cukai rokok. Meski hanya tinggal puluhan perusahaan rokok, namun pihaknya akan berusaha maksimal untuk mencapai target penjualan pita cukai rokok.

Terhitung mulai Januari hingga awal Juli 2010 ini, kantor pelayanan dan pengawasan bea dan cukai hanya mampu menjual pita cukai rokok sebesar Rp 4,8 miliar.

Padahal, target perolehan penjualan pita cukai rokok tahun ini sebesar Rp 16 miliar. ”Pendapatan dari hasil penjualan pita cukai rokok selama 6 bulan masih jauh dari target yang telah ditentukan, yakni sebesar Rp 12 miliar,” katanya.

Jika kondisi perusahaan rokok terus tidak sehat, Abu Bakar memperkirakan target pendapatan dari pita cukai rokok tahun ini sangat sulit untuk dicapai. ”Kami optimistis bisa mencapai target dalam penjualan pita cukai rokok tersebut, jika perusahaan rokok yang ada tetap bisa bertahan,” katanya.

Dia juga meminta para pemilik perusahaan untuk tetap taat aturan pembelian cukai pita rokok. Selain itu, pihaknya juga akan menggencarkan operasi rokok ilegal untuk meningkatkan pendapatan dari penjualan pita cukai rokok.

Sebab, Abu Bakar sendiri menengarai masih ada beberapa perusahaan yang menjual rokok tanpa pita cukai. ”Kita akan mengintensifkan operasi pita cukai rokok,” tegasnya.

Sementara itu, kucuran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau ( DBH CHT) dari Pemerintah Pusat kepada Pemkab Sumenep untuk tahun ini nominalnya tidak jauh berbeda dengan tahun 2009, yaitu sebesar Rp 13 miliar lebih.

Tepatnya, tahun lalu Rp 13.321.702.000, tahun ini sebesar Rp 13.634.522.381. Terdapat lima Satuan Kerja di Sumenep yang akan mengelola DBH CHT, yaitu Dinas Kesehatan, Disnakertrans, Disperindag, Badan Lingkungan Hidup dan Dishutbun.

Sebagian dari dana tersebut, menurut Peraturan Menteri Keuangan, mestinya juga digunakan untuk meningkatkan kualitas bahan baku dan industri, pembinaan sosial, sosialisasi ketentuan cukai, dan pemberantasan barang kena cukai ilegal. Laporan: Zahrir Ridlo

-------------------------
" Alam dan Adat Bicara"



READ MORE - 186 Pabrik Rokok di Jatim Gulung Tikar

Hujan Lebat, Waspada Jarak Pandang Terbatas


VIVAnews - Masyarakat pengguna jalan di imbau untuk tetap waspada dan menjaga jarak berkendaraan karena sejumlah wilayah DKI Jakarta diguyur hujan yang membuat jarak pandang terbatas, Jumat 9 Juli 2010 sore.

Permukaan jalan yang licin juga bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Selain itu, pengguna jalan juga diimbau untuk waspada terhadap pohon yang tinggi dan papan reklame. Hujan deras disertai angin bisa membuat pohon dan papan reklame roboh.

Genangan air juga patut diwaspadai di beberapa titik yang menjadi langganan, lubang yang biasanya tertutup genangan air berpotensi menyebabkan kecelakaan.

Masyarakat pengguna jalan terutama pengendara sepeda motor juga diminta untuk mencari tempat yang tidak mengganggu arus lalu lintas.

Banyaknya pengendara sepeda motor yang berhenti untuk bertenduh di bawah Fly Over dan jembatan penyeberangan juga menyebabkan arus lalu lintas terhambat.

Sejumlah ruas jalan kini terus mengalami kepadatan, seperti Jalan Jenderal Sudirman, Thamrin, Gatot Subroto yang menuju Slipi maupun arah sebaliknya.

Kemacetan panjang juga terjadi di ruas jalan dari kawasan Pancoran menuju Cawang. Kepadatan kendaraan juga terjadi di ruas Tol Dalam Kota.


-------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

READ MORE - Hujan Lebat, Waspada Jarak Pandang Terbatas

Pohon Tumbang, Lalu Lintas Fatmawati Lumpuh


VIVAnews - Satu pohong berukuran besar tumbang di dekat traffic light Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat, 9 Juli 2010 pukul 16.00 WIB. Pohon itu menutup arus lalu lintas hingga menimbulkan kemacetan parah.

Arus lalu lintas yang mengalami kemacetan adalah rute dari Lebak Bulus yang akan menuju Fatmawati.

Kemacetan di jalan ini karena batang pohon tersebut menghalangi laju kendaraan dan menyisakan satu lajur jalan bisa dilintasi oleh kendaraan.

Informasi dari Aiptu Sriyoko, petugas operator Traffic Management Center Polda Metro Jaya, tumbangnya pohon itu melumpuhkan arus lalu lintas dari Lebak Bulus menuju Fatmawati.

Sriyoko menuturkan saat ini petugas lalu lintas sudah berada di lokasi kejadian untuk mencairkan kemacetan.

Polisi juga sudah menghubungi petugas Dinas Pertamanan sudah agar bisa mengevakuasi pohon tersebut.

-------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Pohon Tumbang, Lalu Lintas Fatmawati Lumpuh

Kebakaran Hanguskan Rumah Makan di Tanjung Barat


Jakarta Detiknews- Kebakaran menghanguskan Rumah Makan Palapa di Jl Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 200 juta.

"Saat ini sudah berhasil dipadamkan," ujar Petugas Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan, Suparman kepada detikcom pukul 21.30 WIB, Jumat (9/7/2010).

Suparman menjelaskan api mulai berkobar pukul 18.52 WIB. Petugas butuh waktu satu jam lebih untuk memadamkan api di rumah makan yang terletak di RT 05 RW 01, Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa ini.

"Tadi kita mengerahkan sekitar 15 unit mobil pemadam kebakaran," terang Suparman.

Penyebab kebakaran diketahui berasal dari arus pendek listrik. Api menghabiskan seluruh dapur rumah makan tersebut.

"Kerugian sekitar Rp 200 juta. Tapi tidak ada korban jiwa," terang dia. (rdf/rdf)

-------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Kebakaran Hanguskan Rumah Makan di Tanjung Barat