Minggu, 29 Agustus 2010

Sebuah Pulau Es Raksasa Mengancam


STOCKHOLM, KOMPAS.com — Sebuah pulau es seluas 260 km2, lima kali luas Jakarta Pusat, yang lepas dari gletser Petermann, Greenland, melintasi Lautan Arctic, Rabu (11/8/2010). Bisa dibayangkan, apabila seluruh es Greenland mencair, bisa menaikkan permukaan air dunia 6 meter. Jakarta Utara bisa tenggelam jika permukaan laut naik 2-3 meter.

Pulau es yang sedang "berenang" di Lautan Arctic itu segera memasuki tempat terpencil yang disebut Selat Nares, sekitar 620 km selatan Kutub Utara, yang memisahkan Greenland dan Pulau Ellsemere, Kanada. Dalam skenario terburuk, bongkahan es raksasa itu bisa saja mencapai perairan yang ramai dilalui kapal di mana bongkahan es Greenland serupa pada tahun 1912 menghancurkan Titanic.

"Pulau es itu sangat besar sehingga mustahil bisa menghentikannya," kata Hon-Ove Methie Hagen, glasiologis dari Universitas Oslo.

Jika pulau es setebal Empire State Building di New York ini memasuki Selat Nares sebelum beku musim dingin (bulan depan), lintas kapal di sekitar Kanada akan terusik. Dan, jika bongkahan es raksasa itu mengalir ke selatan akibat didorong arus, lalu mencapai pantai timur Kanada, perairan yang sibuk, pengiriman minyak dari Newfoundland akan terganggu.

Pulau es itu amat berbahaya bagi anjungan minyak Grand Banks di lepas pantai Newfoundland, Kanada. "Dari sanalah bisa menjadi titik awal bencana besar," kata Mark Drinkwater dari Badan Antariksa Eropa.

Daya dorong pulau es itu sangat kuat, dapat menyapu anjungan minyak lepas pantai serta kapal-kapal yang ada di depannya. Benturan yang ditimbulkannya pun dapat menyebabkan kerusakan parah. Jika es itu mencair, berpotensi menaikkan permukaan laut global setinggi 20 kaki atau 6 meter!

Pulau es itu pertama kali terlihat lewat satelit oleh seorang peramal es dari Kanada, Tudy Wohllenben, Kamis (5/8/2010). Debit air segar jika es itu meleleh bisa memasok kebutuhan air bagi seluruh warga Amerika Serikat selama 120 hari atau empat bulan.

Canadian Ice Service memperkirakan, laju bongkahan es itu memakan waktu satu atau dua tahun mencapai pesisir timur Kanada. Kemungkinan juga akan pecah menjadi potongan-potongan kecil akibat menabrak gunung es dan pulau-pulau karang. Bongkahan-bongkahan itu juga akan roboh atau mencair akibat angin dan gelombang. "Tapi bongkahan hasil pecahan itu terbilang cukup besar," kata Trudy Wohllenben.

Reuters melaporkan, peristiwa lepasnya pulau es dari gletser Petermann, Kutub Utara, ini merupakan fenomena alam terbesar dalam kurun 28 tahun. Terakhir terjadi pada tahun 1962 ketika Ward Hunt Ice Shelf, Greendland, membentuk sebuah pulau.

Para ilmuwan Amerika Serikat mengatakan, sulit mengklaim robohnya bongkahan es raksasa itu akibat pemanasan global sebab rekaman tentang air laut di sekitar gletser itu tersimpan sejak 2003. Aliran air laut di bawah gletser menjadi penyebab utama lepasnya pulau es dari Petermann, Greenland. (AP/REUTERS/CAL)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Sebuah Pulau Es Raksasa Mengancam

Akui Kesalahan Laporan Perubahan Iklim


AMSTERDAM, KOMPAS.com - Sebuah badan lingkungan hidup Belanda, Senin (5/7/2010), mengecam banyaknya kesalahan dalam laporan perubahan iklim oleh badan bentukan PBB. Mereka mendesak agar laporan dibuat secara lebih berhati-hati. Meski demikian, kesimpulan umum bahwa perubahan iklim terjadi akibat perilaku manusia dan mengancam kelangsungan hidup jutaan manusia tidaklah berubah.

Maarten Hajer dari Netherlands Environmental Assessment Agency mengatakan, "Ini mirip dengan potongan teka-teki yang perlu disesuaikan satu sama lainnya agar kesalahan-kesalahan itu tidak merusak seluruh konstruksi." Sejumlah kesalahan yang ditemukan pada laporan Panel Antar-ahli tentang Perubahan Iklim (IPCC) telah membuat sejumlah negara mempertanyakan semua kebenaran terkait dengan isu perubahan iklim.

Badan tersebut mengaku bertanggung jawab pada informasi bahwa 55 persen wilayah Belanda lebih rendah dari permukaan laut, padahal sebenarnya hanya 26 persen. Laporan awal menyebutkan, pemanasan global akan menyebabkan 75 juta-250 juta penduduk Afrika berisiko kekurangan air pada 10 tahun mendatang. Angka yang benar antara 90 juta-220 juta.

Penemuan sejumlah kesalahan itu menyebabkan sejumlah negara meragukan kebenaran tentang perubahan iklim. Akhirnya dibentuk sebuah tim independen untuk mengawasi proses kerja dari para ilmuwan di dalam IPCC, antara lain tentang cara mendapatkan data dan memprosesnya. Badan tersebut mendesak agar data dari negara berkembang diperbanyak. (AP/ISW)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Akui Kesalahan Laporan Perubahan Iklim

Banjir Kiriman Rendam Ratusan Rumah di Cirendeu Permai


Jakarta - Banjir kiriman dari Bogor merendam ratusan rumah di perumahan Cirendeu Permai, Cirendeu, Tangerang Selatan. Banjir di pemukiman tersebut mencapai ketinggian satu meter.

"Di tempat saya yang cukup tinggi saja ketinggian air mencapai sepinggang, apalagi di tempat lain yang lebih rendah bisa sampai 1 meter," kata Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak, Kak Seto, yang rumahnya terletak di perumahan itu, Minggu (29/8/2010).

Kak Seto menjelaskan, air mulai naik sekitar pukul 05.00 WIB. Air naik dengan cepat dan kini belum menunjukkan tanda-tanda surut.

"Naiknya sangat cepat, padahal saat sahur belum seperti ini," katanya pada detikcom pukul 11.00 WIB.

Kak Seto saat ini belum mengungsi. Ia bertahan di bagian atas rumahnya. "Saya masih di lantai dua, belum mengungsi," katanya.

Sementara itu, TMC Polda Metro Jaya mengungkapkan ketinggian air di perumahan Cirendeu mencapai 90-120 cm. Saat ini sekitar 120 rumah tergenang banjir kiriman tersebut.
(nal/nrl)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Banjir Kiriman Rendam Ratusan Rumah di Cirendeu Permai

Gudang Kain Kasur di Cipayung Terbakar


JAKARTA, Kompas.com — Sebuah gudang kain kasur di kawasan Cipayung, Jakarta Timur, dilaporkan terbakar Minggu (29/8/10) dini hari, seusai umat Islam sahur.

Menurut saksi, api pertama terlihat berkobar sekitar pukul 04.30 WIB di salah satu sudut gudang yang berdiri di Jalan SMA 64 RT 2 RW 03 Cipayung itu. Belum ada yang dapat memastikan penyebab timbulnya percikan api yang kemudian menjadi besar.

Suku Dinas (Sudin) Pemadam Kebakaran Jakarta Timur sudah mengerahkan sebanyak enam mobil pemadam, tetapi masih menghadapi kendala sempitnya jalan masuk menuju lokasi.

Menurut petugas jaga di Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, bangunan di sekitar gudang yang terbakar juga sudah disemprot air untuk mencegah lidah api terus menjalar.

Berdasarkan laporan, luas gudang yang terbakar 15 x 15 meter, namun hingga saat ini belum diketahui adanya jumlah korban jiwa maupun kerugian material.

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Gudang Kain Kasur di Cipayung Terbakar

Nikaragua Banjir dan Longsor Tewaskan 34 Orang


MANAGUA, KOMPAS.com — Banjir dan tanah longsor menewaskan sedikitnya 34 orang dan menyusahkan 84.000 orang lainnya di Nikaragua pada musim hujan tahun ini, yang dimulai tanggal 15 Mei, kata para pejabat, Jumat (27/8/2010).

Dari mereka yang tewas, sebanyak 23 tewas sepanjang Agustus ini, kata seorang Kolonel Angkatan Darat, Nestor Solis, kepada media lokal. Minggu ini saja sudah delapan orang tewas akibat hujan lebat, termasuk seorang gadis empat tahun yang remuk tertimpa pohon tumbang di bagian utara Jinotega.

Lebih dari 870 keluarga telah dievakuasi ke tempat penampungan sementara karena banjir yang menghantam barat daya Masaya dan Granada dan utara Nueva Segovia Jinotega serta Boaco. Sekitar 500 rumah sebagiannya rusak akibat banjir dan sungai meluap. Tanah longsor di perbukitan San Luis dan San Jose de Bocay di Jinotega telah merusak sejumlah daerah padang rumput, kebun kopi, dan tanaman pisang.

Departemen Infrastruktur dan Transportasi negara itu mengatakan, hujan telah menghancurkan lahan sekitar 8.000 kilometer, sebagian besar di sepanjang pantai Pasifik.

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Nikaragua Banjir dan Longsor Tewaskan 34 Orang

Pengungsi Sinabung Mencapai 12.000 Orang


JAKARTA, KOMPAS.com — Palang Merah Indonesia memperkirakan setidaknya 12.000 warga mengungsi akibat letusan Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara.

"Berdasarkan data sementara dari tim Satgana PMI, tercatat ada 12.000 warga dari tiga kecamatan dan 14 desa yang terpaksa mengungsi," kata personel Satgana PMI Provinsi Sumatera Utara, Muhammad Irsal, ketika dihubungi dari Jakarta, Minggu (29/8/2010).

Muhammad Irsal merupakan salah satu personel Satgana yang saat ini bertugas siaga di lokasi Desa Sigaranggarang, Gunung Sinabung. Lebih lanjut, Irsal menyebutkan beberapa lokasi yang terkena dampak, di antaranya Kecamatan Namanparang, Desa Bekerah, Simacan, Suka Nalau, Sigaranggarang, Kota Gunung, Kuta Rakyat, dan Kota Bayakan.

Termasuk pula Kecamatan Payung, Desa Sukameria dan Desa Selandi, serta Kecamatan Tiga Nerkan, Desa Mardinding, Kutambaru, dan Desa Terdaji pun terkena dampak letusan Gunung Sinabung.

Dalam proses evakuasi warga, PMI bergabung dengan tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pemerintah setempat, Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan.

Irsal juga menjelaskan bahwa lokasi di sekitar kaki Gunung Sinabung sekarang sudah steril, lokasi sudah kosong. Seluruh warga sudah mengungsi ke tempat aman. "Warga diungsikan di Pendopo Kabanjahe dan Jamburligit," kata Irsal.

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo menyemburkan asap tebal dan debu vulkanik mulai Jumat malam dan akhirnya meletus Minggu dini hari sekitar pukul 00.15 WIB.

"Tengah malam tadi, terasa ada guncangan yang cukup kuat. Itu adalah gempa vulkanik. Setelahnya, tampak puncak Gunung Sinabung mengeluarkan lava pijar. Api mulai membakar hutan di kaki gunung. Tak lama, turun asap tebal dan membuat jarak pandang hanya lima meter. Penduduk segera kami bantu evakuasi ke lokasi aman," kata Irsal.

Sejak Gunung Sinabung di Kabupaten Karo menyemburkan asap tebal dan debu vulkanik, PMI Sumatera Utara telah mengerahkan lima personel Satgana ke lokasi di Gunung Sinabung, mulai Jumat (27/8/2010) malam. Satgana sejak Sabtu malam juga terus membantu evakuasi masyarakat korban letusan Gunung Sinabung untuk dibawa ke tempat yang aman guna menghindari jatuhnya korban jiwa.

Secara berkala, mereka memantau beberapa desa yang letaknya di kaki Gunung Sinabung. PMI juga telah membagikan 500 masker, kemudian tiga personel Satgana PMI Sumatera Utara beserta satu ambulansnya melakukan penyisiran dan berkeliling desa memantau kondisi terakhir.

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Pengungsi Sinabung Mencapai 12.000 Orang