Minggu, 17 Oktober 2010

Luka Bakar; Elpiji Pertamina Meledak Sekeluarga Luka


Minggu, 17 Oktober 2010 | 22:17 WIB
SEMARANG, KOMPAS.com - Satu keluarga yang terdiri dari suami istri dan seorang anak menderita luka bakar cukup serius pada beberapa bagian tubuh akibat ledakan tabung elpiji pertamina ukuran tiga kilogram.


Ketiga korban luka tersebut yakni Sukarlan (70), Taslimah (60), dan Yulianto (30) beralamat di Kampung Kalialang Baru RT 03 RW 07 Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Semarang.

Saat ditemui di salah satu ruang perawatan Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang, Yulianto mengatakan peristiwa tersebut berawal saat dirinya mengganti tabung elpiji yang berada di dapur sekitar pukul 09.30 WIB.

"Saat memasang selang regulator pada tabung elpiji ternyata gas mengalami kebocoran yang diketahui dengan adanya bau yang menyengat,"
katanya, Minggu (17/10/2010).

Yulianto bersama kedua orang tuanya yang dalam keadaan panik kemudian membawa tabung elpiji yang bocor tersebut keluar dapur sambil menutup dengan kain basah.

Baru berjalan beberapa meter dari dapur, tiba-tiba terjadi ledakan dengan suara cukup keras yang mengakibatkan satu keluarga tersebut menderita luka pada beberapa bagian tubuh.

"Saya tidak tahu asal api yang menyebabkan ledakan itu," ujarnya yang ditunggui salah seorang kerabatnya tersebut.

Sejumlah warga sekitar yang mendengar suara ledakan dan teriakan minta tolong korban langsung mendatangi lokasi kejadian serta langsung memadamkan api yang membakar sebagian dapur sehingga tidak menyebabkan kebakaran yang lebih besar.

Selain mengakibatkan terbakarnya sebagian dapur dan tiga orang menderita luka bakar cukup serius hingga harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, ledakan tabung elpiji yang diduga bocor ini juga mengakibatkan atap tempat mencuci berlubang.

Yulianto menderita luka bakar pada bagian wajah, kedua tangan dan kaki, Taslimah luka pada kedua kaki dan sebagian tangan, sedangkan Sukarlan luka pada kedua kakinya.

Petugas Kepolisian Sektor Gunungpati dan Kepolisian Resor Kota Besar Semarang yang menerima laporan warga segera mendatangi lokasi kejadian dan melakukan penyelidikan.

Penyelidikan dilakukan dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan korban serta memeriksa tabung elpiji yang meledak.

Dari hasil penyelidikan sementara, api diduga berasal dari aliran listrik karena pada saat kejadian lampu listrik di dapur sedang menyala, sedangkan gas elpiji sudah memenuhi bagian dapur.

Selain itu, dari penyelidikan sementara juga diketahui bahwa gas elpiji yang keluar karena katup tabung elpiji tertekan ke dalam dan tidak bisa kembali ke posisi semula.

Hingga saat ini, garis polisi telah terlihat dipasang polisi di tempat kejadian perkara dengan tujuan untuk mengamankan lokasi guna penyelidikan lebih lanjut.

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Luka Bakar; Elpiji Pertamina Meledak Sekeluarga Luka

750 Kendaraan Disiapkan untuk Evakuasi Warga Merapi

MAGELANG--MICOM: Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyiapkan sebanyak 750 armada angkutan (truk dan mobil bak terbuka) untuk mengevakuasi warga setempat jika sewaktu-waktu terjadi letusan Gunung Merapi.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang, Ismu Kuswandari, di Magelang, Minggu (17/10), mengatakan, armada berupa truk dan mobil bak terbuka akan lebih dioptimalkan penggunaan karena bisa memuat lebih banyak warga dari berbagai desa rawan letusan Merapi ke pengungsian.

Pada Kamis (23/9), Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPK) Yogyakarta menyatakan kenaikan status aktivitas vulkanik Merapi dari aktif normal menjadi waspada. Status aktivitas vulkanik Merapi meliputi aktif normal, waspada, siaga, dan awas.

Sejak peningkatan status tersebut sejumlah pemkab yang mempunyai wilayah di lereng gunung berapi teraktif di dunia tersebut terus melakukan sejumlah persiapan untuk mengantisipasi bahaya Merapi.

Ia mengatakan, semula pemkab akan menyiapkan sebanyak 1.900-an kendaraan, tetapi setelah dihitung ulang, diperkirakan 750 kendaraan sudah mencukupi untuk mengangkut warga dari sejumlah daerah di lereng Merapi ke pengungsian.

Menurut dia, agar proses evakuasi berjalan lancar perlu dilakukan perbaikan jalur evakuasi di beberapa titik, antara lain jalur Mangunsuko-Krinjing sepanjang tiga kilometer dan jalur Keningar-Sumber sepanjang lima hingga enam kilometer.

"Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum. Paling tidak dilakukan penutupan lubang-lubang jalan yang agak dalam sehingga nanti jika sewaktu-waktu digunakan untuk evakuasi bisa berjalan lancar," katanya.

Jalur tersebut, kata dia, bisa digunakan untuk evakuasi karena memang disiapkan untuk itu, tetapi permasalahannya sekarang jalan rusak sehingga harus diperbaiki agar tidak menggangu proses evakuasi. (Ant/OL-8)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - 750 Kendaraan Disiapkan untuk Evakuasi Warga Merapi

750 Kendaraan Disiapkan untuk Evakuasi Warga Merapi


MAGELANG--MICOM: Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyiapkan sebanyak 750 armada angkutan (truk dan mobil bak terbuka) untuk mengevakuasi warga setempat jika sewaktu-waktu terjadi letusan Gunung Merapi.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang, Ismu Kuswandari, di Magelang, Minggu (17/10), mengatakan, armada berupa truk dan mobil bak terbuka akan lebih dioptimalkan penggunaan karena bisa memuat lebih banyak warga dari berbagai desa rawan letusan Merapi ke pengungsian.

Pada Kamis (23/9), Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPK) Yogyakarta menyatakan kenaikan status aktivitas vulkanik Merapi dari aktif normal menjadi waspada. Status aktivitas vulkanik Merapi meliputi aktif normal, waspada, siaga, dan awas.

Sejak peningkatan status tersebut sejumlah pemkab yang mempunyai wilayah di lereng gunung berapi teraktif di dunia tersebut terus melakukan sejumlah persiapan untuk mengantisipasi bahaya Merapi.

Ia mengatakan, semula pemkab akan menyiapkan sebanyak 1.900-an kendaraan, tetapi setelah dihitung ulang, diperkirakan 750 kendaraan sudah mencukupi untuk mengangkut warga dari sejumlah daerah di lereng Merapi ke pengungsian.

Menurut dia, agar proses evakuasi berjalan lancar perlu dilakukan perbaikan jalur evakuasi di beberapa titik, antara lain jalur Mangunsuko-Krinjing sepanjang tiga kilometer dan jalur Keningar-Sumber sepanjang lima hingga enam kilometer.

"Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum. Paling tidak dilakukan penutupan lubang-lubang jalan yang agak dalam sehingga nanti jika sewaktu-waktu digunakan untuk evakuasi bisa berjalan lancar," katanya.

Jalur tersebut, kata dia, bisa digunakan untuk evakuasi karena memang disiapkan untuk itu, tetapi permasalahannya sekarang jalan rusak sehingga harus diperbaiki agar tidak menggangu proses evakuasi. (Ant/OL-8)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - 750 Kendaraan Disiapkan untuk Evakuasi Warga Merapi

Banjir Bandang Vietnam; Lagi, 14 Tewas, 78.000 Orang Dievakuasi


BANGKOK, KOMPAS.com - Inilah pukulan mematikan kedua bagi Vietnam dalam waktu satu bulan. Setelah merenggut 60 orang di Vietnam tengah, kini banjir bandang kembali membunuh 14 orang.

"Selain itu, sekitar 78.000 orang terpaksa dievakuasi dari rumah mereka di Vietnam tengah. Provinsi Nghe An mencatat jumlah kematian tertinggi dengan delapan orang tewas," kata Dao Van Long, pejabat departemen pengawasan bencana.

Curah hujan yang begitu tinggi, lebih dari 800 milimeter dan hujan yang turun terus-menerus membuat wilayah tersebut terisolasi.

"Beberapa daerah di provinsi kami telah diisolasi. Kami telah mengevakuasi hampir 10.000 orang," katanya.

Menurut kantor departemen bencana, di Provinsi Ha Tinh, korban tewas sementara lima orang, dua lainnya masih hilang serta satu orang dilaporkan tewas di kota Hue.

Menurut laporan tersebut, lebih dari 84.000 rumah dan ribuan hektar tanaman telah terendam banjir, sedangkan lebih dari 68.000 orang telah dievakuasi.

"Kami membutuhkan sekitar 5.000 ton beras untuk masyarakat korban banjir. Kami juga sangat membutuhkan obat-obatan dan air bersih," katanya.

Wilayah Vietnam secara teratur dilewati badai dan cuaca buruk. Topan dan badai tropis telah menewaskan puluhan orang setiap tahun.

Pada bulan Agustus sedikitnya sembilan orang tewas ketika Topan Mindulle melanda pantai tengah, sedangkan pada bulan Juli badai tropis Conson menyebabkan sedikitnya satu orang tewas setelah membunuh 68 orang di Filipina.

-------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Banjir Bandang Vietnam; Lagi, 14 Tewas, 78.000 Orang Dievakuasi

Asap Kebakaran Hutan/Lahan Masih Selimuti Dumai


Dumai (ANTARA News) - Asap dan kabut tipis masih menyelimuti Kota Dumai Provinsi Riau, setelah kebakaran hutan maupun lahan yang mulai muncul sejak Sabtu dini masih terlihat di beberapa bagian kota.

Pantauan ANTARA, Sabtu, kabut asap tipis terlihat jelas pada jalan-jalan utama di Kota Dumai, meliputi poros utara arah ke Pekanbaru, dan poros selatan yang menuju Provinsi Sumatera Utara.

Kabut asap dengan bau yang pekat ini cukup mengganggu para pejalan kaki dan pengendara, terutama pengendara sepeda motor karena asap tidak hanya membatasi jarak pandang, namun juga mendatangkan sesak dan membuat mata perih.

Sementara pada daerah-daerah perumahan atau padat penduduk, kabut asap tidak terlalu tampak, namun bau sangit dirasakan oleh banyak warga disana.

Irmada (33), seorang pengendara sepeda motor di Dumai, mengatakan, sejauh ini kabut asap memang makin kelihatan tipis dan hanya membuat sedikit sesak dan perih di mata.

Namun biasanya, terang dia, beberapa hari ke depan, kabut akan semakin tebal dan membuat aktifitas banyak warga terganggu.

Ia mengharapkan pemerintah untuk segera memberikan bantuan berupa masker, dan perobatan gratis bagi masyarakat korban kabut asap ini.

"Hal ini dilakukan sebelum banyak warga yang kena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)," harapnya.

Sementara Idon (44), seorang pejalan kaki, berpendapat, kabut asap ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Dumai.

Menurutnya Dumai, merupakan salah satu daerah langganan bencana kebakaran yang berimbas terhadap turunnya kabut asap sisa dari kebakaran tersebut.

"Dalam menanggapi hal ini, sebaiknya pemerintah melakukan peninjauan langsung ke lokasi kebakaran untuk kemudian dapat mencari solusi dini agar hutan dan lahan tidak lagi terbakar atau dibakar," ujarnya.

Wali Kota Dumai, Agus Widayat, melalui selularnya mengatakan, sejauh ini belum diketahui penyebab turunnya kabut asap.

"Ada kebakaran dimana kita belum tahu, yang jelas kabut asap ini adalah dampak dari kebakaran besar, atau hutan dan lahan," terangnya. (FZR/K004)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Asap Kebakaran Hutan/Lahan Masih Selimuti Dumai