Minggu, 17 Oktober 2010

Asap Kebakaran Hutan/Lahan Masih Selimuti Dumai


Dumai (ANTARA News) - Asap dan kabut tipis masih menyelimuti Kota Dumai Provinsi Riau, setelah kebakaran hutan maupun lahan yang mulai muncul sejak Sabtu dini masih terlihat di beberapa bagian kota.

Pantauan ANTARA, Sabtu, kabut asap tipis terlihat jelas pada jalan-jalan utama di Kota Dumai, meliputi poros utara arah ke Pekanbaru, dan poros selatan yang menuju Provinsi Sumatera Utara.

Kabut asap dengan bau yang pekat ini cukup mengganggu para pejalan kaki dan pengendara, terutama pengendara sepeda motor karena asap tidak hanya membatasi jarak pandang, namun juga mendatangkan sesak dan membuat mata perih.

Sementara pada daerah-daerah perumahan atau padat penduduk, kabut asap tidak terlalu tampak, namun bau sangit dirasakan oleh banyak warga disana.

Irmada (33), seorang pengendara sepeda motor di Dumai, mengatakan, sejauh ini kabut asap memang makin kelihatan tipis dan hanya membuat sedikit sesak dan perih di mata.

Namun biasanya, terang dia, beberapa hari ke depan, kabut akan semakin tebal dan membuat aktifitas banyak warga terganggu.

Ia mengharapkan pemerintah untuk segera memberikan bantuan berupa masker, dan perobatan gratis bagi masyarakat korban kabut asap ini.

"Hal ini dilakukan sebelum banyak warga yang kena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)," harapnya.

Sementara Idon (44), seorang pejalan kaki, berpendapat, kabut asap ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Dumai.

Menurutnya Dumai, merupakan salah satu daerah langganan bencana kebakaran yang berimbas terhadap turunnya kabut asap sisa dari kebakaran tersebut.

"Dalam menanggapi hal ini, sebaiknya pemerintah melakukan peninjauan langsung ke lokasi kebakaran untuk kemudian dapat mencari solusi dini agar hutan dan lahan tidak lagi terbakar atau dibakar," ujarnya.

Wali Kota Dumai, Agus Widayat, melalui selularnya mengatakan, sejauh ini belum diketahui penyebab turunnya kabut asap.

"Ada kebakaran dimana kita belum tahu, yang jelas kabut asap ini adalah dampak dari kebakaran besar, atau hutan dan lahan," terangnya. (FZR/K004)

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar