Kamis, 19 Januari 2012

Banjir Bojonegoro Rendam 2 Ribu Ha Lahan Pertanian


INILAH.COM, Bojonegoro - Sekitar 2.802 hektar (ha) luas lahan pertanian di Kabupaten Bojonegoro yang terendam banjir. Tanaman hortikultural itu tersebar di 75 desa dari sembilan Kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro.

Sembilan kecamatan itu diantaranya Balen, Kanor, Kapas, Baureno, Bojonegoro, Malo, Kalitidu, dan Dander. Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro belum bisa memastikan luasan tanaman yang mengalami gagal panen. Namun dapat dipastikan jika tanam terendam air tiga hari lebih maka akan menjadi mudah busuk.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Bojonegoro Agus Heryana menyatakan banjir luapan sungai Bengawan Solo hampir sepekan ini telah merendam tanaman seluas 2.802 ha. Rinciannya, seluas 2.532 ha berupa tanaman padi berumur antara berumur 20-40 hari setelah tanam dan sisanya tanaman jagung sebanyak 270 ha.

Dari tanaman yang terendam banjir, yaitu tanaman padi dan jagung. Untuk tanaman padi tersebar di 62 desa dan jagung berada di 13 desa dari tiga kecamatan. Diantaranya, di Kecamatan Malo, Kanor, dan Baureno.

Lanjut Haryana, jumlah tersebut bisa meningkat lagi jika air Bengawan Solo terus mengalami peningkatan. Hingga saat ini pihaknya belum memiliki data secara pasti berapa tanaman yang mengalami puso.

"Kami baru bisa memastikan, kalau tanaman sudah terendam selama sepekan. Termasuk, angka kerugiannya," jelasnya. [beritajatim.com].
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat


READ MORE - Banjir Bojonegoro Rendam 2 Ribu Ha Lahan Pertanian

Selasa, 17 Januari 2012

Tangerang Selatan Siaga Satu Bencana Banjir

TANGERANG, suaramerdeka.com - Banjir akibat meluapnya Sungai Cidurian sejak tiga hari terakhir ini telah menggenangi 2.059 rumah di lima desa Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten. Genangan air yang merendam pemukiman terpaksa membuat warga diungsikan ke masjid, mushola, dan gedung sekolah.
"Dari kelima desa tersebut, banjir yang paling parah terjadi di Desa Pasir Ampo karena hampir semua rumah terendam," kata Ketua Tagana Kabupaten Tangerang, Ending di Tangerang, kemarin malam (16/1).
Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, menyatakan siaga satu terhadap ancaman banjir ini. "Mengingat beberapa daerah di Banten terendam banjir, maka kami pun mengantisipasi dengan kondisi siaga satu," kata Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangsel Tomi Patria, Selasa (17/1).
Tomi mengatakan, saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah sudah menyiapkan 25 personil yang bertugas selama 24 jam dalam rangka penanggulangan banjir. Sementara itu, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air juga menyiapkan untuk mengatasi banjir di pemukiman warga.
Kepala Bidang Pengairan pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan, Djudianto menuturkan, Pemkot Tangerang Selatan menyiapkan setidaknya delapan perahu karet dan delapan pompa penyedot air, serta 20 personil yang siap siaga membantu proses evakuasi.
READ MORE - Tangerang Selatan Siaga Satu Bencana Banjir

Banjir di Bojonegoro dan Tuban Terus Meluas

TEMPO.CO, Bojonegoro - Banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo kian meluas. Dampaknya, sekitar 2.550 hektare sawah di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban terendam banjir.

Berdasarkan data yang dihimpung Tempo dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di dua kabupaten tersebut, Selasa, 17 Januari 2012, dari 2.550 hektare sawah yang terendam, seluas 1.710 hektare berada di delapan kecamatan di Bojonegoro. Sedangkan 840 hektare berada di dua kecamatan di kabupaten Tuban.

Kawasan yang terendam banjir akan terus meluas karena hujan terus turun di dua kabupaten tersebut, terutama di kawasan hulu sungai Bengawan Solo.

Selasa siang tadi, posisi air di permukaan Bengawan Solo di Bojonegoro menunjuk pada angka 14,55 phielschaal atau siaga dua pada pukul 11.30 WIB. Dengan demikian jika permukaan air terus naik 45 centimeter lagi atau mencapai angka 15 phielschaal, maka banjir Bojonegoro masuk pada kondisi siaga tiga atau yang tergolong kondisi kritis.

Meski hari ini masih pada kondisi siaga dua, luapan sungai Bengawan Solo sudah meluber ke perkampungan penduduk di Bojonegoro. Di antaranya di Desa Ngablak dan Ngulanan, Kecamatan Dander. Sedangkan di Kecamatan Kalitidu, banjir juga merendam pemukiman dan perwasahan di Desa Ngraho, Pilangsari, Manukan, Brenggolo, Talok, Ringinrejo dan Mojosari.

Adapun di Kecamatan Kota Bojonegoro, banjir juga sudah merendam beberapa perkampungan, seperti Jetak, Mulyoagung, Ledok Kulon, Ledok Wetan dan Banjarejo.

Selain itu, banjir Bengawan Solo di kawasan Desa Sukorejo, Kecamatan Kalitidu, hampir mendekati jalan raya Bojonegoro - Cepu. Jarak antara genangan air dengan badan jalan utama itu tinggal dua meter.

Sedangkan di Tuban, banjir sudah merendam pemukiman dan persawahan di beberapa desa di Kecamatan Rengel. Di antaranya Desa Maibit, Pakuwon, Bulurejo, Karangtinoto, Tambakrejo, Kanorrejo, Ngadirejo, Sawahan dan Desa Rengel.

Pihak BPDB Bojonegoro meminta masyarakat untuk waspada atas pergerakan banjir. Terutama masyarakat yang tinggal di kiri-kanan bantaran Bengawan Solo. Selain itu, terus bertambahnya debit air Bengawan Solo juga karena kiriman air dari Kabupaten Ngawi, Madiun dan Ponorogo yang juga sebagian kawasannya mengalami banjir.

Banjir kiriman dari beberapa kabupaten itu mengalir ke Sungai Madiun yang muaranya bertemu di Dungus, Ngawi. “Makanya permukaan air di Bengawan Solo terus naik,” kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan dan Penanganan Pengungsi BPBD Bojonegoro, Sutardjo, Selasa 17 Januari 2012.

Menurut Sutardjo, BPDB Bojonegoro sedang mempersiapkan tempat mengungsian bagi warga yang rumahnya terkena banjir. Lokasi pengungsian, akan dipusatkan dibeberapa lokasi.

Di Kota Bojonegoro, di antaranya ditempatkan di Gegung Serbaguna di Jalan KH Mas Mansyur, di Kantor Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, serta di Taman Bengawan Solo, sebelah utara Pasar Besar Kota Bojonegoro. Bahkan sejumlah warga Kecamatan Trucuk sudah mengungsi di Taman Bengawan Solo karena rumah mereka terendam banjir.
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat


READ MORE - Banjir di Bojonegoro dan Tuban Terus Meluas

Senin, 16 Januari 2012

Prakiraan Cuaca Kota-kota Besar di Pulau Jawa, Senin (16/1)

REPUBLIKA.CO.ID, Berikut prakiraan cuaca kota-kota besar di Pulau Jawa, Senin (16/1):


1. Jakarta : Hujan Sedang
Suhu : 23 - 32 °C

2. Serang: Hujan Sedang
Suhu : 24 - 31 °C

3. Bandung: Hujan Sedang
Suhu : 22 - 26 °C

4. Semarang: Hujan Lebat
Suhu : 23 - 31 °C

5. Yogyakarta: Hujan Sedang
Suhu : 23 - 30 °C

6. Surabaya: Hujan Sedang
Suhu : 24 - 32 °C.

--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Prakiraan Cuaca Kota-kota Besar di Pulau Jawa, Senin (16/1)

Waspadai Gelombang Besar di Laut Jawa

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Badan Meteorologi Kliminologi dan GeOfisika (BMKG) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengimbau pelaut waspada gelombang besar di perairan Laut Jawa.

"Besarnya gelombang laut jawa diakibatkan kencangnya tipuan angin yang melintasi perairan tersebut, dan gelombang saat ini mencapai 3 meter," kata Kepala BMKG Hidayat di Palangka Raya, Ahad.

Menurutnya, semua pelayaran yang melintasi perairan itu kapal diharapkan berhati-hati dan selalu melihat perkembangan cuaca. Pihaknya juga mengimbau nelayan juga berhati-hati saat melaut.

Ini penting karena gelombang laut tidak menentu dari 2-3 meter, sehingga sangat berbahaya bagi nelayan yang menggunakan perahu kecil. Sedangkan curah hujan di Provinsi Kalteng normal karena wilayah penghujan sudah beralih ke daerah selatan seperti Bali, Jawa dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Diprediksikannya, hujan akan menguyur Kalteng pada Maret hingga April 2012 dan masyarakat diminta waspada karena bisa saja terjadi banjir dengan curah hujan tinggi yaitu daerah aliran sungai (DAS) Barito.

Hidayat memprediksi musim kemarau berkisaran pada Juni-Juli 2012, bahkan keadaannya akan sama pada tahun 2011 yang lalu dimana beberapa daerah akan mengalami kekeringan dan terjadi terbakarnya lahan. "Untuk itu saya imbau masyarakat menjaga lahannya dari sekarang, jangan sampai terjadi kebakaran tahun 2011 terulang kembali pada tahun 2012," katanya.
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber: antara.
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Waspadai Gelombang Besar di Laut Jawa

Hujan Deras, Tiga Rumah Tertimbun Tanah Longsor


INILAH.COM, Magelang - Sebanyak tiga rumah warga Desa Sriwedari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tertimbun tanah longsor, setelah kawasan ini diguyur hujan sekitar tiga jam.

Berdasarkan pantauan di Magelang, Senin (16/1/2012), tiga rumah yang tertimbun tanah longsor tersebut berada di dua dusun berbeda yakni milik Unartin (40) warga Dusun Santan dan rumah Kartudi (46) serta Ponijah (60) warga Dusun Jumbleng, Desa Sriwedari.

Rumah milik Unartin dan Kartudi tersapu longsoran hingga rata dengan tanah, sedangkan rumah Ponijah tertimbun bagian samping dan depan.

Saat kejadian pada Minggu (15/1) malam sekitar pukul 18.30 WIB, keluarga Unartin dan Ponijah sedang bepergian.

Salah satu pemilik rumah, Kartudi mengatakan, sebelum tebing setinggi 20 meter tersebut longsor, pada Minggu sore terjadi hujan deras. "Karena melihat kondisi mengkhawatirkan, sebelum longsor kami telah mengungsi ke tempat saudara," katanya.

Ia berharap mendapat bantuan dari pemerintah karena rumahnya telah hancur tertimpa longsoran.

Pada Senin pagi masyarakat dibantu sejumlah anggota TNI dan tim SAR Kabupaten Magelang terlihat menyingkirkan puing-puing reruntuhan dan mengevakuai barang yang masih bisa diselamatkan. Para korban saat ini ditampung di rumah saudara mereka. [ant].
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Hujan Deras, Tiga Rumah Tertimbun Tanah Longsor

Hadapi Cuaca Buruk, KKP Sediakan Rp800 Miliar Bantu Nelayan

JAKARTA--MICOM: Cuaca buruk hingga gelombang tinggi membuat nelayan enggan melaut membuat penghasilan dan produksi ikan menurun.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencadangkan Rp800 miliar untuk bantuan kepada nelayan yang mengalami gangguan cuaca buruk.

"KKP mengalokasikan dana-dana mendadak melalui bantuan langsung nelayan (BLN) sehingga mereka bisa mencari usaha-usaha lain di daratan. BLN ini besar sekitar Rp800 miliar. Kami hanya akan memilih daerah-daerah yang terkena bencana gelombang tinggi."

Itu dikatakan Menteri KKP Cicip Sharif Sutardjo dalam seminar pemetaan logistik dan distribusi industrialisasi perikanan, Senin (16/1).

Untuk menyalurkan bantuan tersebut, Cicip masih menunggu laporan dari pemerintah daerah setempat yang memberikan data daerahnya terkena dampak gelombang tinggi dan cuaca buruk.
Cicip menunggu laporan tersebut hingga akhir minggu ini.

"Kami hanya akan memilih daerah-daerah yang terkena bencana gelombang tinggi. Daerah itu yang sedang kami inventarisasi. Kami meminta pemda memberikan laporannya kepada kami minggu ini karena harus cepat disalurkan," tambah Cicip.

Bantuan kepada nelayan yang gagal melaut itu masih dikaji KKP berupa uang tunai atau modal usaha. Besaran bantuan yang akan disalurkan pun belum dapat disebutkan. (Fid/OL-5).
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Hadapi Cuaca Buruk, KKP Sediakan Rp800 Miliar Bantu Nelayan

Longsor di Ponorogo Putuskan Jalan Desa

INILAH.COM, Ponorogo - Bencana tanah longsor menghantam sejumlah wilayah di Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Di Desa Baosan Lor, satu buah rumah Ngrayun rata dengan tanah dan di Dusun Tunjungan, Desa Ngrayun material longsoran menutup jalan desa sepanjang 50 meter lebih.

Ketua Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Ponorogo, Siswanto mengatakan, saat ini pihaknya masih berusaha membersihakan material longsoran yang kebanyakan berupa tanah, batu dan pepohonan.

"Longsor ini terjadi karena tanah sudah tidak bisa lagi menampung debit air hujan. Dan saat ini kami masih kesulitan dalam menyingkirkan material longor. Karena sejumlah alat berat tidak bisa masuk ke lokasi," ujarnya, Senin (16/1/2012).

Siswanto menambahkan, proses pembukaan akses jalan menuju Desa Mrayan dan Wonodadi dilakukan secara manual yang melibatkan muspika, satuan Taruan Tanggap Bencana (Tagana), TNI, dan warga setempat menggunakan peralatan seadanya.

Selain longsor yang menutup akses jalan antar desa, bencana serupa juga meratakan sebuah rumah milik Darmani, warga Dusun Krajan, Desa Baosan Lor. Beruntung, ketika peristiwa itu terjadi, keluarga Darmani terlebih dahulu lari menyelamatkan diri.

"Sebelum kejadian pemilik rumah sempat mendengar suara bergemuruh. Kemudian ia langsung mengajak seluruh penghuni rumah untuk keluar dari rumah. Setelah beberapa saat berada di luar rumah mereka langsung longsor," tuturnya.

Dari data BPBD dari awal tahun sampai pertengahan Januari ini di wilayah Kabupaten Ponorogo telah terjadi sekitar 15-20 kali bencana tanah longsor. Dimana separuhnya terjadi di Kecamatan Ngrayun. Sisanya terjadi di empat kecamatan lain. Yakni Kecamatan Sawo, Slahung, Ngebel, dan Soko. [beritajatim.com].
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Longsor di Ponorogo Putuskan Jalan Desa

Gempa 5,4 SR Guncang Sulawesi Utara

INILAH.COM, Jakarta - Gempa berkekuatan 5.4 Skala Richter (SR) mengguncang Sulawesi Utara, Senin, 16 Januari 2012 pukul 17.26 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, gempa dengan kedalaman 29 Km ini terjadi pada 156 km Tenggara Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara. [mvi].

--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Gempa 5,4 SR Guncang Sulawesi Utara

Banjir Banten Menelan Empat Korban Jiwa

Liputan6.com, Lebak: Banjir besar di Lebak, Banten, yang disebabkan meluapnya Sungai Ciujung telah menelan empat korban jiwa. Satu korban hanyut terbawa arus Sungai Ciujung di sekitar Kota Rangkasbitung, Ahad (15/1) petang.
Menurut saksi, korban hanyut bernama Mukhtar hanyut saat berusaha melompat dari tempatnya berdiri di bantaran Sungai Ciujung ke sebuah rakit bambu. Namun pencarian yang dilakukan petugas tak berhasil menemukan jasad Mukhtar.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Lebak sejak tiga hari terakhir juga dilaporkan menewaskan dua warga Kecamatan Wanasalam. Sementara di Kecamatan Lebak Gedong, seorang warga dilaporkan meninggal akibat tertimbun longsor.
Sejauh ini hujan masih sesekali mengguyur wilayah Lebak meski ketinggian air Sungai Ciujung berangsur surut. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Lebak, jumlah rumah yang terendam tercatat 5.146 unit, 15 di antaranya rusak berat.(JUM).
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Banjir Banten Menelan Empat Korban Jiwa

Ada Delapan Celah Seismik Rawan Tsunami

REPUBLIKA.CO.ID,PACITAN -- Sedikitnya ada delapan kawasan "seismik gap" (celah seismik) di Indonesia yang saat ini berpotensi mengalami gempa besar dan berpotensi tsunami. "Delapan celah seismik yang berpotensi tsunami itu terbentang Pulau Sumatera, Jawa, hingga pulau-pulau di sekitar Nusa Tenggara Timur," terang Direktur Pesisir dan Kelautan KKP Soebandono Diposaptono, Ahad (15/1)
Ia menjelaskan, celah seismik pertama berada di sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Barat.
Celah sisimik di wilayah ini menurut analisa Soebandono, terpicu oleh gempa bumi berkekuatan 9,1 skala richter (SR) yang menyebabkan tsunami di Aceh pada tahun 2004 dan gempa Bengkulu tahun 2007.
Sedangkan celah kedua terbentang mulai Lampung sampai sekitar Pantai Pangandaran, Jawa Barat (Jabar).
"Kabupaten Pacitan masuk di celah ketiga, sejajar dengan Cilacap, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Trenggalek. Celah tersebut merupakan berada di antara peristiwa tsunami Jatim tahun 1994 dan tsunami Jabar tahun 2006," paparnya.
Ke arah timur, celah seismik berada di sekitar Provinsi Bali dan muncul karena gempa di Banyuwangi pada 1994 silam dan Sumbawa Timur tahun 1977. Celah tersebut menurut Soebandono, memanjang sampai ke Samudera Pasifik.
"Kemudian di Selat Ambon, yang Halmahera itu. Tapi jangan lupa juga yang di utara Flores. 'Flores Back Arch' yang menimbulkan tsunami Flores tahun 1992," imbuhnya.
Berdasarkan catatan KKP, sejak tahun 1600 hingga saat ini telah terjadi 110 kali tsunami di berbagai kawasan pesisir yang berada di jalur pertemuan lempeng, yakni lempeng Eurasia - Indo Australia serta lempeng Eurasia - Pasifik. "Yang harus dicatat, frekwensi tsunami sejak kurun tahun 1960 hingga sekarang justru meningkat. Total sudah terjadi 23 kali tsunami pada kurun 50 tahun terakhir," katanya.
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Ada Delapan Celah Seismik Rawan Tsunami

BENCANA ALAM Jabodetabek Masih Akan Diganggu Banjir


JALAN TOL LUMPUH - Warga melintas di depan truk yang terperosok di Km-59 Jalan Tol Jakarta-Merak, di Desa Undar-Andir, Kecamatan Ciujung, Serang, Banten, Minggu (15/1). Tol Jakarta-Merak lumpuh total sejak Sabtu (14/1) malam, akibat luapan Sungai Ciujung hingga merendam jalan tol sepanjang 2 kilometer dengan kedalaman 1-2 meter. (Antara).

SERANG (Suara Karya): Dalam sepekan ke depan ini, hujan potensial terus mengguyur Jabodetabek. Dengan tingkat curah hujan yang cenderung meningkat, sejumlah daerah langganan banjir di Jabodetabek pun--terutama di belahan selatan--kemungkinan besar tergenang.
Menurut Kepala Sub Bidang Informasi Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto, kemarin, di Jakarta, wilayah selatan Jabodetabek saat ini sudah masuk puncak musim hujan. Karena itu, menurutnya, kejadian hujan tidak bisa lagi diprediksi. Hujan bisa terjadi setiap saat. "Tentu potensi banjir pun sangat besar," katanya.
Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Serang, Banten, Sabtu-Minggu, mengakibatkan banjir bandang di dua belas kecamatan. Banjir luapan Sungai Ciujung mengakibatkan akses jalan Tol Tangerang-Merak Kilometer (Km) 25 lumpuh total.
Berdasarkan pemantauan, Minggu sampai pukul 16.00 WIB, jalan Tol Jakarta-Merak masih lumpuh. Ketinggian air di lokasi banjir rata-rata masih 30-50 cm. Bahkan di luar jalan tol genangan air lebih tinggi lagi.
Humas PT Marga Mandala Sakti Indra Wijaya saat dihubungi, Minggu malam, mengatakan, banjir terjadi sejak pukul 03.00 dini hari, Minggu. Bahkan ketinggian air saat itu mencapai semeter lebih.
Akibat jalan tol tergenang, arus kendaraan dialihkan ke jalan negara (jalan bukan tol). Dari Jakarta, arus kendaraan keluar di Balaraja Barat, sedangkan dari arah Merak keluar di Serang Timur. Akibat pengalihan arus lalu lintas itu, jalan raya Serang-Jakarta yang selama ini sudah padat menjadi macet.
"Satu lajur jalan tol kami gunakan untuk menampung warga, karena permukiman mereka kebanjiran. Sedangkan kendaraan dari Jakarta keluar gerbang Balaraja dan dari arah Merak harus balik arah atau keluar Serang," kata Indra.
Operator jalan tol belum menghitung nilai kerugian akibat banjir itu. Indra menyebutkan, banjir kali hampir sama dengan kejadian tahun 2001. "Kami sudah meminta bantuan Pemprov Banten untuk penanganan warga di sekitar jalan tol," ujarnya.
Menurut ekonom Ahmad Erani Yustika, banjir yang menggenangi jalan tol Tangerang-Merak membuat arus barang dari Jawa ke Sumatera terhambat. Itu, katanya, jelas berdampak memicu kelangkaan barang di daerah-daerah tujuan. Akibatnya pula, bisa dipastikan harga barang terkerek naik.
"Ini memang sudah menjadi hukum ekonomi. Karena itu, pemerintah harus menjaga pasokan barang agar harga-harga bisa tetap stabil," ujarnya.
Erani menekankan, banjir yang melanda di sejumlah wilayah di Tanah Air sekarang ini jelas berdampak luas terhadap kehidupan ekonomi nasional. Menurut dia, kemacetan lalu lintas akibat banyaknya jalan raya yang tergenang banjir menjadikan biaya transportasi yang ditanggung pelaku usaha jadi membengkak.
"Jika kondisi ini berlangsung cukup lama, dan arus barang sampai terhenti, maka kerugian pelaku usaha bisa mencapai miliaran rupiah," katanya.
Karena itu, banjir yang terjadi setiap tahun itu hendaknya menjadi fokus perhatian pemerintah. Infrastruktur jalan dan pelabuhan, dalam kaitan ini, harus segera dibenahi. Dengan demikian, kerugian ekonomi akibat banjir dan kemacetan lalu lintas bisa diminimalisasi.
Erani menyayangkan sikap pemerintah yang selalu menyalahkan kondisi alam terkait bencana banjir seperti sekarang ini.
Padahal jika infrastruktur dibenahi dengan baik, katanya, banjir dan genangan air di jalan bisa diminimalisasi atau bahkan dihilangkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Banten Nandi Mulya mengatakan, ribuan warga di 12 kecamatan yang tersebar di sekitar daerah aliran Sungai Ciujung harus diungsikan ke tempat-tempat aman karena luapan air nya mencapai ketinggian 1 sampai 3 meter di tempat yang rendah.
"Kami sudah menurunkan bantuan berupa puluhan ton beras, obat-obatan, dan makanan," kata Nandi. Menurut dia, warga terpaksa ditampung sementara di masjid-masjid, sekolah, balai desa, dan di rumah warga yang tidak kebanjiran.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten Suyadi Wiraatmaja mengatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan evakuasi terhadap ratusan warga yang dilanda banjir. Berbagai bantuan juga sudah diberikan, khususnya berupa kebutuhan pokok dan obat-obatan.
"Ratusan warga sementara ini ditampung di jalan tol karena pemukiman mereka terendam," ucap Suyadi. Sebagian besar warga yang mengungsi di jalan tol itu merupakan warga Kampung Undar-andir, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang.
Sementara itu, lima desa di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, terendam banjir setinggi 1 meter akibat jebolnya tanggul Sungai Cidurian. "Banjir sudah terjadi sejak kemarin, dan hingga pagi ini belum juga surut," kata Sekretaris Camat Kresek Martono di Tangerang, Minggu kemarin.
Mengenai korban jiwa, Martono belum dapat memastikannya, karena sejumlah akses jalan juga terendam banjir. Dia berharap Pemkab Tangerang memberi bantuan, terutama perahu karet yang aman dibutuhkan untuk mobilitas pemantauan dan pendataan korban banjir.
Di lain pihak, Bupati Lebak H Mulyadi Jayabaya mewanti-wanti satuan kerja perangkat daerah (SKPD) agar korban jangan sampai dilanda kelaparan dan terserang berbagai penyakit. "Semua SKPD harus membantu para korban banjir dengan menyediakan makanan dan pelayanan kesehatan," katanya saat meninjau lokasi penampungan banjir di Gedung Juang Rangkasbitung.
Mulyadi juga mengatakan, banjir kali ini lebih besar dibanding awal tahun lalu. Dia meminta warga agar waspada jika hujan berlangsung lama karena wilayah Kabupaten Lebak merupakan langganan banjir tahunan.
Berdasarkan keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, banjir melanda Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, Kalanganyar, Cileles, Cimarga, Leuwidamar, Wanasalam, Banjarsasri, dan Cijaku. "Dari sembilan kecamatan itu diperkirakan 3.000 sampai 4.000 rumah terendam banjir," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak Muklis.
Sementara itu, di Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, seorang warga dilaporkan tewas tertimbun longsoran tanah setinggi 20 meter saat hujan hujan deras melanda wilayah tersebut.
"Warga yang meninggal dunia itu diketahui bernama Anam bin Aman (47), yang sehari-hari bekerja sebagai penggembala kerbau," kata Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Kecamatan Lebak Gedong Saeful.

Tujuh kecamatan di Lamongan, Jawa Timur, juga dilanda banjir dahsyat akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo. Pemkab Lamongan mengumumkan siaga satu di tujuh kecamatan yang dilintasi sungai terpanjang di Jawa itu. Ketujuh kecamatan itu masing-masing Babat, Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Karangbinangun, dan Glagah. (Bayu/Antara/Yon Parjiyono).
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat

READ MORE - BENCANA ALAM Jabodetabek Masih Akan Diganggu Banjir

Bencana Alam di Lebak, 3 Orang Tewas



[LEBAK] Bencana alam di Kabupaten Lebak, Banten, menewaskan tiga orang, di antaranya seorang tertimbun longsor dan dua orang terseret arus sungai.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Muklis, Senin (16/1), mengatakan, korban bencana alam tersebut tercatat tiga orang meninggal dunia berdasarkan laporan dari kecamatan.

Ketiga orang itu adalah Jarhudi (62) warga Bejod, Kecamatan Wanasalam, terseret air sungai Cibinungeun dan Anam (47) warga Lebaksangka, Kecamatan Lebak Gedong tertimbun longsoran tanah.

Sedangkan, Muktar (20) warga Kelurahan Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung hilang setelah terseret air Sungai Ciujung.

Saat ini, kata dia, tim penolong dari Brimob Polda Banten dan Tagana Lebak masih melakukan pencarian dengan menyisir sungai. "Kami terus melakukan penyisiran untuk mencari jasad Muktar, yang sehari-hari sebagai penambang pasir itu," ujarnya.

Menurut dia, ketiga korban bencana alam itu, dua di antaranya sudah dimakamkan oleh keluarganya. Pemerintah daerah mengimbau masyarakat yang tinggal di tempat rawan banjir dan lonsor agar meningkatkan kewaspadaan selama puncak hujan Januari-Februari untuk menghindari korban jiwa.

"Dengan imbauan ini, tentu diharapkan tidak menimbulkan korban jiwa yang disebabkan bencana banjir dan longsor," ujarnya.

Sementara itu, Camat Lebakgedong Vidia Indera mengatakan, pihaknya terus melakukan imbauan-imbauan terhadap masyarakat untuk menghindari jatuh korban jiwa karena wilayahnya sangat rawan longsoran tanah.

Sebagian besar topografi Kecamatan Lebakgedong berbukit-bukit dan pegunungan, sehingga sewaktu-waktu bisa terjadi longsoran tanah, terlebih pada musim hujan.

Selain itu juga warga diminta menjauhkan diri dari tebing atau perbukitan jika hujan terus menerus guna menghindari korban longsor.

"Kebanyakan korban jiwa di sini warga yang sedang berteduh atau istirahat di lokasinya dekat tebing, tiba-tiba terjadi longsoran tanah," katanya. [Ant/L-8].
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat

READ MORE - Bencana Alam di Lebak, 3 Orang Tewas

Minggu, 15 Januari 2012

Megawati ingatkan kader tanggap terhadap bencana

Kupang (ANTARA News)-Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, lewat Sekjen partai itu mengingatkan kader untuk tanggap terhadap ancaman bencana alam, ancaman banjir, tanah longsor dan ancaman kekurangan pangan di daerahnya masing-masing.

"Kepada seluruh jajaran struktural partai, anggota, kader dan simpatisan PDI Perjuangan, mari bersama rakyat mempersiapkan diri dengan melakukan antisipasi dan sikap tanggap darurat terhadap ancaman bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan ancaman kekurangan pangan yang sedang dan akan terjadi di daerah-daerah yang rawan bencana," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, di Kupang, Sabtu.

Tjahjo Kumolo yang saat itu didampingi anggota DPR RI Ganjar Pranowo, Honing Sani, Jefry Riwu Koreh menyampaikan pesan harian Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, itu dalam Rapat Kerja Daerah tingkat DPD PDIP Provinsi NTT, di Kupang.

"Ini adalah bagian dari upaya memperkuat jati diri partai yang berasal dari rakyat, untuk rakyat dan terdepan di dalam membela rakyat khususnya rakyat yang miskin, tertindas atau diperlakukan tidak adil," katanya.

Berkaitan dengan itu, katanya, PDI Perjuangan harus menjadi bagian terhadap upaya penyelesaian masalah rakyat, melalui kebijakan yang pro rakyat, baik tingkat nasional melalui DPR RI, maupun tingkat provinsi dan kabupaten/kota melalui kepala daerah/wakil kepala daerah yang berasal dari PDI Perjuangan, beserta seluruh jajaran legislatif di daerah.

Megawati, kata Tahjo Kumolo juga meminta kader PDI Perjuangan untuk memperhatikan masalah pangan, kelangkaan dan kenaikan harga menjelang musim paceklik pada Januari hingga Maret.

Megawati mengingatkan hal ini sebab ada banyak kader PDIP di sejumlah daerah yang berada di pemerintahan bahkan top eksekutif, sehingga kenaikkan harga pangan harus diantisipasi.

Megawati mengatakan masalah pangan di daerah-daerah harus dilakukan langkah antisipasi mulai dari kenaikan harga hingga kemungkinan terjadinya kelangkaan bahan pokok dan makanan. Langkah paling nyata untuk menekan hal ini harus benar-benar dilakukan.

"Sejak dulu PDIP sangat peduli dengan hal ini, karena itulah maka sejak lama partai ini memiliki badan penanggulangan bencana (Baguna) yang selalu melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi masalah pangan mulai dari kenaikan harga sampai kerawanan," katanya.

Baguna ini dipimpin Efendi Simbolon dan telah bekerja dengan sangat baik untuk mengurus segala hal yang berhubungan dengan bencana, termasuk kelangkaan pangan dan kami tidak hanya bekerja pada saat kejadian bencana tetapi sampai masa pemulihan.

Walaupun ini adalah kewajiban pemerintah, namun PDIP tetap peduli, sehingga PDIP selalu mengingatkan kadernya di pemerintahan untuk mengantisipasi hal ini apalagi ini berhubungan langsung dengan masyarakat.

Selain masalah bencana, Megawati dalam pesan hariannya juga meminta seluruh kader PDIP aar tetap teguh menempuh jalan sebagai partai ideologi berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945 dan selalu memperkokoh empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebhinekaan Indonesia. (T.B017/J006).
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Megawati ingatkan kader tanggap terhadap bencana

Banjir Akan Dominasi Bencana pada 2012

Menurut prakiraan, Januari-Agustus cuaca normal, sedangkan Agustus-Desember kemarau basah.

VIVAnews-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa bencana 2012 akan didominasi oleh hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, puting beliung, dan gelombang pasang.

"Data bencana 2002-2011 menunjukkan 85 persen bencana di Indonesia adalah hidrometeorologi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kepada VIVAnews.com, Minggu, 1 Januari 2012.

Sutopo menjelaskan, menurut prakiraan Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (Jamstec), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Bureau of Meteorology (BoM), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), antara Januari-Agustus kondisi cuaca normal. Sementara itu, Agustus-Desember kemarau agak basah. "Tahun 2013 diprediksi kemarau elnino," katanya.

Untuk bencana geologi seperti gempa bumi dan tsunami, belum ada teknologi yang bisa memprediksi secara pasti kapan, di mana, dan besaran atau magnitude gempa. Karena itu, pada daerah-daerah rawan gempa, masyarakat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diminta terus meningkatkan kesiapannya.

Sementara itu, untuk ancaman gunung api, dari 127 gunung api aktif terus dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Saat ini, 6 gunung berstatus siaga dan 18 waspada.

Dengan ancaman bencana 2012 itu, maka upaya sosialisasi, kesiapsiagaan, gladi, dan peningkatan kapasitas BPBD serta masyakarat perlu terus-menerus dilakukan. "Anggaran bencana 2012 sekitar Rp995 miliar," katanya. (art).

---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat

READ MORE - Banjir Akan Dominasi Bencana pada 2012

Bencana yang Mengintai 2012

Potensi gempa, tsunami, banjir, tanah longsor dan puting beliung masih mengancam di 2012.

VIVAnews - Menyambut tahun 2012, Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bencana yang masih mengintai. Karenanya, bangsa Indonesia sangat patut mempersiapkan mitigasi bencana secara benar dan baik.

"Pada 2012, setidaknya ada beberapa potensi bencana yang perlu diwaspadai," kata Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana kepada VIVAnews.com, Minggu 1 Januari 2012.

Menurut dia, ada sembilan fenomena alam yang penting dicermati dan diwaspadai. Pertama, ancaman dari gempa-tsunami Mentawai (Siberut) 8,9 skala Richter. Gempa ini dinilai dapat mengancam satu juta lebih penduduk di Padang, Pariaman, Painan, dan wilayah lain di Sumatera Barat serta Bengkulu, khususnya di sepanjang pesisir barat.

Kedua, adanya potensi gempa di Selat Sunda, Selatan Jawa Barat, serta gempa di sesar Cimandiri, sesar Lembang Jawa Barat dan Bali. Selain itu, potensi ancaman gempa di jalur patahan aktif besar seperti di Patahan Palukoro-Matano di Sulawesi, Patahan Sorong, dan Tarerua-Aiduna di Irian.

Ketiga, aktivitas gunung-gunung berapi. Aktivitas ini dampak dari gempa Aceh 2004 dan Gempa Sendai, Jepang 2011. Setelah letusan besar Merapi 2010, sekarang dihadapkan dengan letusan khususnya Gunung Gamalama dan aktivitas Krakatau serta 23 gunung lain yang berstatus Waspada dan Siaga.

Keempat, adanya bahaya sekunder gunung api terutama di sekitar aliran sungai paska letusan Merapi 2010. Potensi banjir longsoran material erupsi Merapi mencapai 120 juta kubik.

Kelima, potensi gempa dari patahan besar Sumatera yang sudah cukup banyak diteliti. Selain itu gunung api lainpun ada yang bisa menjadi kejutan bencana terutama karena pengetahuan dan database kegempaan gunung api di Indonesia masih minim.

Untuk Patahan Sumatera, segmen yang sudah lama bertapa termasuk di wilayah Aceh, Toba, Pasaman, Bukit Tinggi ke Utara, Dempo, dan Teluk Semangko, serta Selat Sunda.

Keenam, bencana lumpur Porong Sidoarjo yang masih belum selesai. Serta belum adanya kepastian penghitungan volume sumber lumpur yang masih terus keluar dari dalam bumi.

Ketujuh, ancaman banjir di mana-mana. Khususnya kota-kota besar seperti Jakarta dengan intensitas sama seperti yang terjadi tahun 2002 dan 2007 dan Semarang. Untuk di daerah-daerah, terutama di lereng-lereng bukit juga sering disertai dengan longsor atau banjir bandang.

Kedelapan, iklim yang sepertinya menjadi kian tidak menentu dan ekstrem yang juga bisa menyebabkan bencana, termasuk ancaman berbagai wabah penyakit. Selain itu adanya ancaman terhadap sistem ketahanan pangan dan energi.

Sembilan, meningkatnya frekuensi kejadian topan-badai di laut, gelombang tinggi serta munculnya fenomena angin puting beliung akibat depresi lokal.

Sembilan fenomena alam ini merupakan hasil diskusi dan koordinasi yang dilakukan oleh Kantor SKP BSB selama tahun 2011, baik yang diselenggarakan di Istana, Geotek LIPI, GREAT ITB, dan lain-lain.

Banjir Dominasi Bencana

Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa bencana pada 2012 akan didominasi oleh aktivitas hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, puting beliung, dan gelombang pasang.

"Data bencana 2002-2011 menunjukkan 85 persen bencana di Indonesia adalah hidrometeorologi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kepada VIVAnews.com, Minggu.

Sutopo menjelaskan, menurut prakiraan Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (Jamstec), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Bureau of Meteorology (BoM), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), antara Januari-Agustus kondisi cuaca normal. Sementara itu, Agustus-Desember kemarau agak basah. "Tahun 2013 diprediksi kemarau elnino," katanya.

Untuk bencana geologi seperti gempa bumi dan tsunami, belum ada teknologi yang bisa memprediksi secara pasti kapan, di mana, dan besaran atau magnitude gempa. Karena itu, pada daerah-daerah rawan gempa, masyarakat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diminta terus meningkatkan kesiapannya.

Sementara itu, untuk ancaman gunung api, dari 127 gunung api aktif terus dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Saat ini, 6 gunung berstatus siaga dan 18 waspada.

Dengan ancaman bencana 2012 itu, maka upaya sosialisasi, kesiapsiagaan, gladi, dan peningkatan kapasitas BPBD serta masyakarat perlu terus-menerus dilakukan. "Anggaran bencana 2012 sekitar Rp995 miliar," katanya.

Berkaca pada 20011, lebih dari seribu peristiwa bencana mewarnai perjalanan Indonesia sepanjang 2011 dan sebagian besar adalah banjir, kebakaran, dan puting beliung yang semuanya terkait hidrometeorologi.

BNPB mencatat setidaknya sepanjang 2011 telah terjadi 1.598 bencana, dan 1.598 di ataranya (75 persen) adalah hidrometeorologi dengan prosentase banjir (403 kejadian), kebakaran (355), dan puting beliung (284). "Data ini masih sementara, karena belum seluruhnya data di Kementerian," kata Sutopo.

Bencana itu telah menimbulkan korban meninggal dan hilang 834 orang, dan 325.361 orang lainnya dilaporkan menderita dan harus mengungsi. Selain merenggut nyawa ratusan orang, bencana yang terjadi selama 2011 itu juga menyebabkan kerugian material. Tercatat, 15.166 unit rumah penduduk rusak berat, 3.302 rusak sedang, dan 41.795 unit rusak ringan.

Sedangkan bencana geologi seperti gempa bumi terjadi 11 kali atau 0,7 persen, tsunami (1 kali atau 0,7 persen) dan gunung meletus (4 kali atau 0,2 persen). "Dampak yang ditimbulkan oleh gempa bumi 5 orang meninggal dan rumah rusak sebanyak 7.251 unit," katanya.

---------------------------------

OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Bencana yang Mengintai 2012

AGAMA ADAT DAN AGAMA SAMAWI

Pengantar

Jalur Adat dan Agama dalam wacana perjuangan pembebasan nasional Papua Barat kini menjadi penting untuk dibicarakan, tidak saja menarik minat sejumlah aktivis Papua Merdeka tetapi telah menjadi kebutuhan bagi Gerakan Pembebasan Nasional Papua Barat [GPNPB] untuk memasifkannya sebagai sebuah diskursus pembanding bagi IDEOLOGI pembebasan nasional Papua Barat.

Saya tidak banyak memahami tentang Agama lain, tetapi dari perspektif Kristiani, saya hendak mengulas beberapa prinsip dasar Agama, yang kemudian oleh aliran Filsafat Materialisme Dialektika Historis [MDH] dianggap sebagai candu! Sampai disini, saya hendak menerjemahkan kembali konsukuensi logis dari pernyataan Karl Marx dalam bukunya "Das Capital" yang menganggap Agama sebagai "candu!"

Marx menganggap Agama sebagai candu rakyat ketika "Gereja" yang teleh dilembagakan menjadi alat mencari untung segolongan pimpinan gereja yang menjadikan umat bukan sebagai domba-domba pilihan untuk penebusan sang bayi natal, Yesus Kristus, tetapi umat dijadikan domba-domba perahan, yang kapan saja diambil keuntungan dari kaum papa yang menjadi anggota gereja, misalnya dengan menarik uang persepuluhan atau perembahan yang dalam kebiasaan gereja Kristen disebut "uang persembahan!"

Uang persembahan oleh orang yang menyebut dirinya "Hamba Allah" atau "Hamba Tuhan" yaitu golongan pendeta atau pastor kemudian biasanya memanfaatkan persembahan tersebut untuk memperkaya diri sendiri, dan ini masih terjadi di Gereja Modern hari ini. Apa yang dibayangkan Karl Marx, seorang keturunan Yahudi Jerman, dalam filsafatnya MDH, kemudian menjadi pembenaran bagi golongan umat kristen terpelajar untuk menjadi Atheys atau tak beragama lalu dikaitkan pula dengan Ideologi Komunis atau Sosialisme yang dianggap tidak menganggap keberadaan Tuhan sebagai sang pencipta.

Ulasan singkat saya diatas hendak saya tempatkan dalam pandangan pribadi saya mengenai keberadaan Agama Barat [Kristen] dan Agama Adat yang sesungguhnya telah mengakar kuat ditengah-tengah kehidupan Masyarakat Adat [Indigenous People] seperti misalnya Suku-suku Melanesia di Tanah Papua.

Adat mengajarkan kepada kita [saya sebagai manusia Melanesia] untuk menjaga hak ulayat [Tanah, Sungai, Gunung] dimana saya berada dan menjalani hidup sebagai manusia dalam kehidupan kolektif keluarga, marga dan suku.

Jika saya memiliki hak memakai tanah dalam lingkup keluarga, itu berarti saya juga mewakili marga saya dan atau suku saya sebagai sebuah entitas nilai yang hidup.

Tanah bagi orang Melanesia adalah sakral. Ia merupakan kehormatan dan harga diri yang harus dipertahankan sampai titik darah penghabisan, karena pencipta langit dan bumi, menurut pandangan saya sebagai orang Melanesia, telah membagi-bagi Tanah dibumi ini kepada setiap suku-bangsa berdasarkan haknya masing.

Orang Eropa berkuasa atas Tanah mereka di Eropa, Orang Indian di Amerika, Orang Melanesia di Pasifik [termasuk Australia dan Zelandia Baru], orang Arabb di Jazirah Timur Tengah dan Magribi, orang Afrika di Tanah Afrika, orang Tioghoa di China atau katakanlah orang berbudaya oriental berkuasa diatas Tanah mereka dibagian bumi yang disebut Oriental, termasuk Korea dan Jepang.

Agama modern mengajarkan orang untuk saling mengasihi dan memberi serta membagi apa yang dimiliki kepada sesamanya, sementara agama adat mengajarkan kepada kita bahwa apa yang kita miliki [misalnya; Tanah]haruslah kita jaga, sebab itu merupakan hak kesulungan yang diberikan Tuhan untuk masing-masing suku-bangsa sesuai peruntukkan masing-masing.

Ketika terjadi perang salib, manifestasi untuk menghargai hak kesulungan sudah tidak berlaku maka muncullah apa yang kita kenal dewasa ini sebagai Imperialisme / Kolonialisme. Negara-negara Eropa Barat yang tamak mulai membagi bumi dan menguasainya dengan tiga tema suci: gold, glory and gospel.

Inilah kekeliruan awal manusia yang mulai saling menguasai dan menjajah dan mulai saat inilah rusaklah wajah bumi yang indah yang telah diciptakan Tuhan bagi manusia untuk dipakai bagi kehidupannya.

Ulasan singkat diatas, akan saya lanjutkan dengan memperbandingkan Budaya Oriental, Barat, Timur Tengah dan budaya-budaya "kelas dua" misalnya Melanesia, untuk memperkaya tulisan ini dari sisi Budaya Melanesia.

Gerakan Pembebasan Nasional Papua Barat [GPNPB] sedang memulai menggerakan semangat Adat dalam perspektif perjuangan pembebasan nasional kita, oleh karena itu hal ini menjadi penting untuk didiskusikan dan diperdebatkan sehingga kita bisa mengambil nilai-nilai yang baik dari Komunisme/Sosialisme, Agama Samawi, Kebudayaan Oriental, dan Agama Adat Melanesia sendiri.
Sumber : Papua Diary
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - AGAMA ADAT DAN AGAMA SAMAWI

MENGENAL AGAMA ADAT DALAM BUDAYA MELANESIA

Tulisan ini merupakan sambungan dari artikel lain yang dimuat dalam blogs ini dengan judul "Agama Adat dan Agama Samawi!" Yang dalam tulisan tersebut mengulas sedikit mengenai pandangan agama adat, walaupun belum teliti benar, dan juga agama samawi yang diturunkan melalui Hamba Allah, Abraham, yaitu Agama Yahudi dan Kristen serta Katolik melalui jalur keturunan Yakub atau yang dikenal dengan nama Israel dan keturunan Ismail yang menurunkan agama Islam.

Tidak ada hal prinsipil yang berbeda dari ajaran-ajaran agama samawi, yang berbeda adalah cara dalam memuji dan memuliakan Tuhan Allah Pencipta Langit dan Bumi.

Dalam Budaya Melanesia, saya mengambil contoh kasus dari Suku Malind Anim di Kota Maroke, Tanah Papua, yang disebut agama adat ialah hal-hal yang berurusan dengan masalah Adat.

Sebagai contoh; jika saya bermarga Gebze dari Kampung Pahas, Distrik Muting, dan dalam berhubungan dengan Marga atau kerabat Marga yang lain, maka hal ikhwal paling utama dalam hubungan kekerabatan itu adalah masalah Tanah atau Dusun serta hal-hal yang berkaitan dengan urusan kepemilikan kolektif dalam marga yang berkerabat tadi.

Para Tuan Tanah biasanya membagi sebagian wilayah ulayat adatnya kepada sejumlah orang yang disebut marga kerabat untuk tinggal dan juga mengambil hasil dusun dari bagian-bagian tanah ulayat yang dimiliki Tuan Tanah. Akan tetapi hak kepemilikan itu didasarkan atas pengertian bahwa yang memiliki tanah-lah yang dengan suka rela telah memberikan kepada para marga kerabat untuk dikuasai dan diolah untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Atau bisa juga ditukar dengan pemberian anak, sebagai anak perdamaian, yang nantinya akan mengikat hubungan-hubungan kekerabatan dalam marga yang berkerabat tadi. Peristiwa seperti ini telah banyak terjadi, bukan saja dalam kebiasaan suku Malind Anim tetapi juga suku-suku Bangsa Papua lainnya.

Saya belum bisa menyelidiki dengan seksama hubungan kekerabatan dalam marga dibagian wilayah atau suku lain, contoh kasus dari suku Malind Anim tadi hanyalah contoh perantara agar kita dapat memahami dengan benar apa yang dimaksud dengan marga dan apa kaitannya dengan kekerabatan marga serta hubungannya dengan suku dan Bangsa secara keseluruhan.

Secara tradisional suku Malind Anim dibagi dalam tiga sub suku yang dikenal dengan nama Malind Bob dengan aliran kepercayaan Mayo, Malind Duv dengan aliran kepercayaan Imo, dan Malind Degh dengan aliran kepercayaan Ezam-Uzum.

Ketiga aliran kepercayaan tradisional tadi menjadi titik dimana ekosistem peradaban Malind Anim dibangun. Kalau saya orang Malind Anim dari sub suku Malind Degh, maka saya akan memaknai hubungan spritual saya dengan apa yang saya kenal sebagai Ezam-Uzum, demikian pula Malind Bob dan Malind Duv.

Hubungan kekerabatan seperti yang telah dijelaskan diatas juga dibangun berdasarkan asumsi ekosistem budaya dimana sub suku tadi bertempat dan marga-marga didalamnya membentuk pemerintahan adat berdasarkan asumsi-asumsi tersebut diatas.

Dalam Kebudayaan Melanesia, hal-hal prinsip, terutama menyangkut hak ulayat menjadi prinsip utama dimana eksistensi marga dan suku dipertaruhkan, dan agama adat secara prinsip mendukung penuh hak-hak mengenai kepemilikan kolektif marga dalam suku dimaksud.

Dibandingkan dengan Agama Samawi, tanah perjanjian, seperti yang digambarkan dalam Kitab Suci, juga memiliki makna yang sama, seperti yang telah saya jelaskan mengenai kepemilikan hak ulayat secara kolektif oleh suatu marga dalam suku tertentu, saya ambil contoh tadi suku Malind Anim dari kota Maroke.

Hak ulayat, dikemudian hari, menjadi masalah yang begitu kompleks, hingga menghasilkan perang yang tiada akhir, sebagai contoh, Bangsa Israel Modern, yang dibangun diatas tanah yang disebut "Tanah Perjanjian!" Disatu sisi berjalan baik, dan mampu memenuhi selera dan humor politik kaum Yahudi, tetapi dipihak lain juga mengorbankan suku dan bangsa lain.

Bangsa Palestina sebagai contoh nyata adalah korban dari perebutan hak kesulungan atau hak ulayat seperti yang termaktub dalam Kitab Suci.

Saya membatasi diri untuk tidak menulis secara ceroboh tanpa penelitian ilmiah yang akurat, akan tetapi data-data primer yang tercantum dalam Kitab Suci, menunjukan dengan pasti bahwa apa yang terjadi di Israel dan Palestina, tidak seharusnya terjadi seperti saat ini, karena perebutan hak kesulungan atau hak ulayat tadi telah menimbulkan perang berkepanjangan antara Bangsa Israel dengan sokongan Barat Kristen dan umat Muslim disisi yang lain diseantoro Jazirah Arab dan Magribi, bahkan melebar sampai ke Asia Tenggara, dimana Indonesia yang dikenal sebagai negara berpenduduk muslim terbesar didunia, juga larut secara politik didalam arena pertarungan politik tadi, bahkan militansi kaum puritan Islam terbangun dengan subur di Indonesia dan jadilah Indonesia sebagai sarangnya kaum "Teroris" dalam terminologi Barat.

Saya tidak hendak mengulas mengenai luka yang telah lama "menganga lebar" di Timur Tengah, akan tetapi dampak politik dari rasionalisasi perjuangan pembebasan nasional Papua Barat juga terpolarisasi dalam adagium politik yang telah berkembang secara menyeluruh diseantero jagad raya tersebut.

Mungkin tulisan ini kurang teliti dan tidak sempurna, akan tetapi saya hendak usahakan agar ia menjadi tulisan yang berbobot dikemudian hari, jika saja saya memiliki kesempatan untuk meneliti naskah-naskah primer maupun sekunder yang ada kaitannya dengan ulasan dalam tulisan ini.

Selanjutnya tulisan saya akan lebih banyak mengulas mengenai arti kata Melanesia serta aspek-aspek yang ada kaitannya dengan Budaya Melanesia secara agak rinci, jelas, terukur dan obyektif.
---------------------------------------------------
Ditulis oleh : Pravda pada blog Papua Diary
pada tanggal : 8 Februari 2009
Diposting ulang Oleh : IPARPOST
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - MENGENAL AGAMA ADAT DALAM BUDAYA MELANESIA

Tabrakan Beruntun , 5 Orang Jadi Korban

Di Skyland:

Tabrakan Beruntun , 5 Orang Jadi Korban

JAYAPURA - Kawasan tanjakan Skyland, terutama dekat Kantor Otonom, Kotaraja, merupakan kawasan yang tergolong rawan kecelakaan lalu lintas. Pasalnya, sekitar tempat itu sering sekali terjadi kecelakaan lalulintas.
Terakhir, Jumat (13/1) sekitar pukul 09.10 WIT, di tempat tersebut terjadi tabrakan beruntun yang melibatkan tiga mobil dan dua motor.
Data yang di dapat Bintang Papua di Polsekta Abepura, kecelakaan tersebut bermula saat Mobil Truck DS 9670 JK yang dikemudikan Rois (25) melaju dengan kecepatan tinggi dar arah jayapura tujuan Abepura. Sesampainya di Tempat Kejadian Perkara (TKP), menabrak mobil box DS 8328 A yang dikemudikan Frengky Sindar (30), yang ada di depannya.
Akibatnya mobil Box oleng dan memakan badan jalan sebelah kanan. Sehingga bertabrakan dengan kendaraan motor Honda Tiger DS 5784 AC yang dikendarai Philipus Patikawa (43) yang melaju dari arah Abepura tujuan Entrop.
Pada saat yang besamaan, Mobil Box SPM juga menyenggol motor Honda Scoopy DS 5345 AU yang datang dari arah Entrop tujuan Abepura, sehingga motor Scoopy menabrak mobil Pick Up DS 8655 AD yang dikendarai Leo (22). Akibat kecelakaan tersebut, selain mengakibatkan kemacetan panjang yang timbul di Jalan Raya Abepura, baik dari arah Abepura tujuan Entrop, maupun sebaliknya, juga mengakibatkan lima orang mengalami luka-luka. Antara lain Frengky Sindar (30), mengalami luka robek pada betis kiri, tangan kiri, lutut kaki sebelah kiri, jari dan tangan kanan.
Edo (20) mengalami luka robek pada kaki sebelah kanan, lecet pada kaki kiri. Philipus Patikawa (43) mengalami luka robek pada pipi kanan, robek pada leher sebelah kanan, robek pada tangan kanan, lecet pada kaki kanan dan kiri.
Sedangkan Riantri Pane (42) yang mengendarai motor Honda Scoopy, mengalami luka lecet pada lutut kanan dan kiri, tangan kanan, serta memar di dahinya. Sedangkan Glen(4) yang diboncengnya mengalami luka robek pada kepala bagian atas, lecet pada kaki kanan dan kiri serta tangan kirinya.
Kapolsekta Abepura Kompol Arie S Sirait didampingi Kanit Lantas Ipda Jubelina Wally saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan pemeriksaan kepada para pengendara dan penumpang. “Kita masih selidiki untuk menentukan siapa yang melakukan pelanggaran dalam kasus kecelakaan tersebut,” ungkapnya.(aj/don/l03).

---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat

READ MORE - Tabrakan Beruntun , 5 Orang Jadi Korban

10 Blok Mes PT. Masa Irian Jaya Indah Terbakar

10 Blok Mes PT. Masa Irian Jaya Indah Terbakar

Api Diduga Berasal dari Kompor Minyak.


Jayapura - Jumat (13/01) Mes PT. Masa Irian Jaya Indah yang berlokasi di Komplek Karsatama Jl. Proyek Perumnas II Waena, Distrik Heram, ludes terbakar. Warga sekitar dengan dibantu mobil tangki pengangkut air minum, beramai-ramai berusaha memadamkan api yang menghanguskan 10 blok, yang semua dihuni karyawan PT. Masa Irian Jaya Indah.
Data yang dihimpun Bintang Papua, peristiwanya bermula sekitar pukul 08.30 WIT, Ny Mimi Yuliati yang memasak nasi dengan menggunakan kompor minyak, selesai masak kemudian memadamkan api. Selanjutnya ditinggal pergi kerja tanpa memastikan apakah kompornya telah padam.
Akibat pengatur sumbu kompor tidak berfungsi atau dol, sehingga api tidak mati, sehingga sekitar pukul 09.00 WIT, terdengar suara ledakan yang diduga dari kompor tersebut. Api pun membesar dan menyambar mess lain yang besebelahan.
Kapolsek Abepura Kompol Arie Sandy Sirait dan sejumlah anggotanya yang tiba di TKP langsung mengamankan lokasi kebakaran yang tidak lama kemudian (Sekitar pukul 09.35 WIT), api berhasil dipadamkan.
Mobil pemadam kebakaran yang tiba di TKP sekitar pukul 09.45 WIT memadamkan sisa-sisa api yang masih menyala. Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian masih mengumpulkan data-data dan barang bukti guna proses penyelidikan guna mengungkap penyebab kebakaran. “Kita masih memeriksa saksi dan melakukan penyelidikan guna mengungkap penyebab kebakaran,” ungkap Kapolsek saat dikonfirmasi Bintang Papua kemarin.
Demikian juga terkait nilai kerugian materil yang ditaksir mencapai milyaran, juga masih dalam proses pendataan.
Sedangkan data korban kebakaran yang semua adalah karyawan PT. Masa Irian Jaya Indah, adalah Rahmat, Yusak, Idris, Samsu, Ama, Andrian, Anto, Amri, Mualip, dan Jecki Kiseu.(aj/don/l03).

---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat

READ MORE - 10 Blok Mes PT. Masa Irian Jaya Indah Terbakar

Terjebak di Kamar, Bocah 4 Tahun Hangus Terbakar

Dari Kebakaran Rumah Kos di Pasar Lama Sentani.

SENTANI—Peristiwa kebakaran yang menghanguskan sebuah rumah kos dengan 4 kamar di Jalan Makendang Pasar Lama Sentani, Kelurahan Hinekombe, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, memakan korban. Seorang bocah atas nama Andik Salman usia empat tahun dilaporkan tewas mengenaskan setelah terjebak dalam salah satu kamar. Saat ditemukan kondisi korban sudah tidak utuh lagi alias hangus.

Peristiwa kebakaran tersebut terjadi pada pukul 02.00 Kamis dini hari tadi saat kondisi rumah sedang mati lampu. Untuk penerangan, pemilik rumah membakar lilin kemudian melanjutkan tidurnya.
Dalam keadaan tidur tiba-tiba pemilik rumah dikagetkan dengan api yang sudah mulai menjalar ke kamar-kamar, Andik yang pada saat itu tidur di kamar lain bersama kakaknya Rahman (12 thn) sudah terjebak, namun kakaknya masih sempat menyelamatkan diri meskipun kakinya juga sudah terbakar.
Haryanto salah satu tetangga korban, saat ditemui di tempat kejadian, mengatakan saat terjadi kebakaran pemilik rumah sedang dalam keadaan tidur.
“Pada saat kebakaran mati lampu mereka membakar lilin, sehingga percikan lilin itulah yang diduga jadi penyebab terjadinya kebakaran,” jelasnya kepada Bintang Papua Kamis (12/01) sembari menunjukkan lokasi tewasnya Andik secara mengenaskan.
Titik kejadian, kata Haryanto, bermula dari ruang sebelah, karena rumah sebagian besar terbuat dari kayu sehingga api dengan mudah menjalar ke kamar-kamar lain termasuk kamar yang ditempati Andik bersama kakaknya. Akibat kebakaran tersebut seluruh isi rumah pun hangus terbakar termasuk barang-barang beberapa siswa yang tinggal bersebelahan dengan rumah tersebut.
“Ibu bersama anaknya yang kecil tidur di kamar lain sehingga mereka bisa menyelamatkan diri, sementara bapaknya sedang keluar rumah, sedangkan korban ini sudah terjebak api,” terangnya sambil menunjukkan kamar yang ditempati korban.
Disebutkan, setelah kejadian baru ayah sang bocah tiba di tempat, kemudian langsung mengevakuasi anaknya yang sudah hangus terbakar yang mana kakinya sudah terputus karena hangus.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Bintang Papua di lapangan, meskipun tidak ada pemadam kebakaran, beruntung hanya satu rumah yang terbakar, padahal tempat kejadian merupakan komplek padat penduduk, dimana sebagian besar rumah terbuat dari kayu. Kebakaran hanya dipadamkan dengan menyiram air seadanya, tidak ada mobil pemadam kebakaran karena selain terjadi di tengah malam, lokasi kejadian juga tidak bisa dijangkau kendaraan roda empat. Api baru berhasil dipadamkan satu jam kemudian.
“Kami hanya menjaga api di setiap pembatas rumah supaya tidak menjalar, kalau tidak semua rumah yang ada di sini ikut terbakar. Tidak ada mobil pemadam kebaran,” ujar Haryanto diiyakan oleh beberapa warga yang ketika itu ikut menunjukkan tempat kejadian kepada Bintang Papua.
Bocah yang hangus terbakar sudah dimakamkan Kamis pagi (12/01), sementara kakaknya saat ini berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari untuk mendapatkan perawatan yang intensif, sementara orang tuanya untuk sementara tinggal di rumah orang tua.
Hingga saat ini pihak pemerintah setempat belum mengunjungi korban kebakaran tersebut, sehingga beberapa orang siswa sekolah yang tinggal di rumah itu terpaksa meliburkan diri karena pakaian sekolahnya hangus terbakar.
Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Jayapura Kompol Hapri L, menuturkan saat ini pihak kepolisian masih mengumpulkan data-data terkait kebakaran tersebut. (dee/don/l03).

---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat

READ MORE - Terjebak di Kamar, Bocah 4 Tahun Hangus Terbakar

Jumat, 13 Januari 2012

Alam-Adat Papua Bicara: Kini Memasuki Tanah Papua – Maksudnya?

Sudah empat tahun WPMNews memberitakan peristiwa-peristiwa alamiah, yang pada umumnya disebut Musibah alamiah, sebagai berita dalam Topik “Alam Bicara”, yang pada dasarnya hendak menunjukkan betapa Alam dan Adat Papua sudah sedang beroperasi mengobrak-abrik NKRI dan segala jaringannya dalam rangka penegakkan Hukum Alam dan Hukum Adat Papua sampai NKRI mengakui West Papua sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, tetangga NKRI sendiri.

Setiap hari, sekali lagi, setiap hari kebakaran dan ‘musibah’ terus melanda NKRI. Itu bukan mimpi, atau dongeng. Waktu WPMNews menerbitkan peringatan tentang Penegakkan Hukum Alam dan Hukum Adat tiga tahun lalu, ada banyak orang tidak percaya. Tiga tahun berselang, peristiwa itu terus berlanjut, dan orang2 di negeri bernama Indonesia ini sudah merasa suatu hal biasa. Biarkan saja.

Sebellum semuanya dimulai,sebuah surat telah dilayangkan Pemangku Adat-Alam Papua kepada:

Susilo Bambang Yudhoyono, yang diterima di Kantor Seknek, Istana Presiden NKRI,
Megawati Sukarnoputri, diterima di kediamannya di Jakarta Pusat; yang sinya menyatakan Mega tidak akan menjadi Presiden Kembali,
Mantan Presiden NKRI, Sultan Hamengkubuwono X, di Keratonan Yogyakarta,
Mantan Presiden NKRI KH Abdurrahman Wahid

Isi suratnya sudah dibaca, dan apa yang terjadi sekarang sudah disampaikan jauh sebelumnya kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab di Indonesia ini.

Yang menarik, peristiwa itu sedang menginjakkan kakiknya ke wilayah West Papua.

Apa artinya?
Apa maksudnya?
Kenapa begitu?
Apakah itu hanya MUSIBAH ALAM?

Silahkan tanyakan hati nurani dan jawab sendiri.

Wassalam!
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Alam-Adat Papua Bicara: Kini Memasuki Tanah Papua – Maksudnya?

Selasa, 10 Januari 2012

Alam Kirim Sinyal Ke Istana


JAKARTA (Pos Kota) – Istana Kepresidenan yang menjadi lambang pusat kekuasaan di negeri ini ternyata tak luput dari serangan hujan badai yang melanda Jakarta, Kamis (5/1). Dalam pandangan politisi kawakan Permadi, peristiwa itu bisa disebut sinyal dari alam. Alam memperingatkan penguasa agar memperbaiki tingkah lakunya dalam memimpin negara.

“Kejadian-kejadian itu peringatan kecil dari alam agar pimpinan negeri ini berlaku jujur. Perlu melakukan koreksi diri dan perubahan,” katanya. “Sudahlah, terlihat jelas. Rakyat di mana-mana susah dan sudah marah.”

Sejumlah pohon di Kompleks Istana Kepresidenan kemarin bertumbangan dihantam hujan badai, salah satu di antaranya adalah pohon pucuk merah dan tiga pohon kenari yang terletak di halaman sekretariat negara.

Tidak hanya pohon yang berada di areal terbuka itu tetapi juga sejumlah eternit yang terbuat dari fiber glass di Kompleks Istana Kepresidenan penyangga besinya terlepas dan berterbangan. Menurut petugas kebersihan Istana Negara, dua dari empat eternit yang ada, terhempas ke tanah hingga pecah saat hujan badai terjadi.

Saat guyuran hujan yang dimulai pk. 14:00 tersebut, di Istana sedang berlangsung rapat terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dihadiri para menterinya.Bersyukur tidak ada korban akibat peristiwa itu

Setelah hujan mereda, petugas kebersihan tergopoh-gopoh langsung membersihkan pohon yang tumbang. Demikian juga eternit yang berjatuhan langsung dibersihkan.

ALAM MURKA

Menurut Permadi yang juga dikenal sebagai tokoh paranormal ini, kalau peringatan-peringatan itu tidak digubris, maka alam akan makin murka. Kondisi ini akan bertemu dengan kondisi jagad politik nasional yang benar-benar akan makin panas. Kehendak alam tidak bisa lagi diatasi.

“Alam akan ngamuk. Ini sudah masuk pakem goro-goro, Penguasa tidak akan mampu lagi membendung murka alam. Apalagi, ini nanti akan berbenturan dengan semrawutnya politik kita yang makin mengerikan,” ujarnya.

Tahun 2012 ini, lanjutnya, bencana alam akan terjadi lagi di mana-mana. Bukan saja banjir, tetapi benacana gunung berapi, tanah longsor, ombak lautan yang terus mengamuk.

Bagi pemimpin negeri ini, jalan satu-satunya untuk menghindar dari murka alam itu adalah melakukan pertobatan besar. “Harus melakukan pertobatan, caranya harus memimpin secara jujur. Banyak yang dikatakan itu pada kenyataannya tidak jujur alias bohong.”
Dalam tindakan memimpin negara, sudah banyak yang tidak didasari kejujuran. Gembar gembor melakukan pemberantasan korupsi, tapi tidak terbukti.

BOLA SALJU

Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli juga mengatakan hal ini pada akhirnya akan menjadi bola salju yang menghantamnya cepat atau lambat. “Bisa saja berbagai kejadian di negeri ini sebenarnya telah memberi peringatan atau tanda-tanda,” kata Rizal kemarin.

Menurut Rizal, pemerintahan saat ini sudah bobrok dan tidak dapat dipertahankan. Pemerintahan sudah tidak berpihak kepada rakyat tetapi kepada perusahaan dan pengusaha. “Kondisi ekonomi sosial dan politik kacau balau tanpa moral,” katanya. “Karena itu masyarakat harus membantu gerakan perubahan dan revolusi untuk mencapai Indonesia yang baik.”

Rizal berharap saat rezim jatuh nanti sebaiknya bisa segera digelar percepatan Pemilu untuk memilih pemimpin yang amanah dan mementingkan rakyat.

SUDAH DIPREDIKSI

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memprediksi hujan lebat dengan volume 400-500 mm bakal mengguyur Jakarta. Banjir diperkirakan bakal merendam beberapa kawasan ibukota.
Menurut Permadi, berdasarkan pengalaman, Istana Presiden jelas sudah pernah terkena banjir pada Februari 2008. Di era Presiden Soeharto pun, Istana juga sempat terlanda air bah. Ketika itu para pejabat lantas menyalahkan penggundulan kawasan Bogor dan Puncak, dan diikuti dengan penertiban berbagai vila.

“Jadi, berdasarkan fakta saja, Istana Presiden memang sudah sangat berat untuk dijadikan jantung pemerintahan. Dari sisi spiritual, Istana Presiden sudah jauh-jauh hari harus pindah, sebab Istana yang sudah pernah ditakhlukkan itu tidak baik untuk Istana lagi,” katanya. ((johara/winoto/guruh/m4/us/o)

------------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Alam Kirim Sinyal Ke Istana

Waspada, Siklus Cuaca Semakin Liar


TEMPO.CO, Bogor - Ahli iklim kini semakin sulit memahami cuaca. "Datangnya musim hujan setiap tahun tidak pernah sama. Maju atau mundurnya, bervariasi. Memang musim sekarang terkesan liar," ujar Erwin Makmur, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Pernyataan Erwin disampaikan pada lokakarya World Meteorological Organization (WMO) Climate Information and Prediction Services di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 28 September 2011. Namun, dia meyakinkan bahwa perkiraan iklim dan cuaca oleh BMKG tetap akurat karena analisisnya berdasarkan data otentik perkembangan musim dari tahun ke tahun.

Perubahan iklim yang membuat pergeseran musim kemarau dan hujan di Indonesia dipengaruhi banyak faktor, kata Erwin, terutama kondisi suhu air laut. Prinsipnya, hujan yang turun dalam satu tahun di seluruh dunia jumlahnya hampir sama.

Menurut Erwin, cuaca tidak memiliki batas negara karena sirkulasi di atmosfir lintas negara. Sehingga selalu ada pergeseran wilayah yang mengalami musim hujan.

Dia menjelaskan, perubahan musim tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara lain seperti Australia yang warganya harus memakai mantel tebal di bulan Desember karena turun salju. Seharusnya Desember adalah musim panas yang mana biasanya orang Australia melepas pakaian dan berjemur di pantai.

Lokakarya yang diselenggarakan Badan PBB tentang Meteorologi Dunia ini diikuti 25 orang prakirawan (forecaster). Mereka berasal dari Laos, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Acara berlangsung dari 27 September hingga 7 Oktober.

Menurut Kepala BMKG Indonesia Sri Woro B Harijono, lokakarya ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para prakirawan di Asia Tenggara. "Supaya mereka memiliki kemampuan standar internasional yang bisa memperkirakan iklim dengan tingkat akurasi tinggi," katanya.
------------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Waspada, Siklus Cuaca Semakin Liar

Polisi Siap Terjun ke Jalan Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrim

Jakarta - Curah hujan cukup tinggi disertai angin kencang yang melanda Jakarta beberapa hari ke belakang menimbulkan sejumlah pohon dan papan iklan roboh. Cuaca ekstrim yang terjadi ini tidak hanya menimbulkan kemacetan tapi juga membahayakan keselamatan warga.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar mengatakan, semua kejadian hingga fenomena alam menjadi residu yang perlu penanganan kepolisian.

"Termasuk orang yang tertimpa billboard, pohon diharapkan ketanggapsegeraan petugas di lapangan untuk menolong masyarakat," kata Baharudin kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/1/2012).

Baharudin mengatakan, permasalahan yang ditimbulkan akibat cuaca buruk ini perlu perhatian kepolisian. Untuk itu, aparat kepolisian khususnya Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya terjun langsung ke lapangan untuk mengurai kemacetan hingga memberikan pertolongan pertama akan korban pohon tumbang.

"Berkaitan itu, Ditlantas setiap saat memimpin langsung di lapangan mengatur arus lalu lintas. Memimpin anggotanya, melancarkan arus agar tidak terjadi kemacetan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Polda Metro Jaya Irjen Untung S Rajab mengimbau masyarakat untuk tetap waspada saat cuaca buruk.

"Kita imbau ke masyarakat agar saat hujan ini lebih berhati-hati pohon tumbang dan lain-lain," kata Untung.

Sementara terkait kesiapannya mengantisipasi banjir, Kapolda mengatakan hal itu merupakan kewenangan pihak Pemda DKI. "Kalau soal antisipasi banjirnya sendiri, mungkin lebih tepat tanyakan ke gubernur," imbuhnya.

Namun, masyarakat sendiri selalu mengharapkan kehadiran polisi kendati dalam situasi bencana yang diakibatkan cuaca. Kapolda sendiri mengakui, polisi selalu menjadi pihak yang disalahkan dalam kondisi seperti itu sekali pun.

"Makanya saya katakan, sistem yang ada itu limbahnya polisi. Nanti ada traffic light mati, polisi yang disalahkan. Makanya tugas wartawan untuk luruskan persepsi masyarakat," tutup Kapolda.

Seperti diketahui, dua hari terakhir, hujan deras disertai angin kencang melanda Jakarta dan sekitarnya. Sedikitnya terdapat 67 titik pohon tumbang di wilayah Jakarta. Beberapa di antaranya papan reklame roboh akibat hembusan angin kencang, hingga menimbulkan korban tewas. (mei/lrn)
------------------------------
" Alam dan Adat Bicara "

READ MORE - Polisi Siap Terjun ke Jalan Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrim

BPBD imbau warga siaga bencana Warta WASPADA ONLINE

BIREUEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bireuen, mengimbau warga, terutama di kawasan rawan bencana, agar selalu siaga menghadapi kemungkinan terjadinya bencana. Imbauan ini dikeluarkan karena meningkatnya potensi terjadinya cuaca buruk, seperti hujan lebat dan angin kencang dalam bulan ini hingga Januari mendatang.

Kepala BPBD Bireuen, Agussalim, mengatakan, bencana alam yang rawan terjadi di wilayah Kabupaten Bireuen, antara lain banjir, angin kencang, tanah longsor, dan abrasi pantai. Sejak awal Desember lalu, kata Agussalim, banjir kerap terjadi di sejumlah kecamatan.

“Sekarang ini sedang musim hujan dengan curah hujan tinggi, sehingga rawan banjir. Karena itu kami imbau warga, terutama di kawasan rawan banjir, seperti di Kecamatan Jeunieb, Pandrah, dan Simpang Mamplam, supaya tetap waspada. Begitu juga bagi warga di Kecamatan Juli dan pelintas di jalan Bireuen-Takengon, juga harus waspada terhadap longsor,” terangnya.

Lanjut Agussalim, warga yang tinggal di kawasan pesisir, yaitu mulai dari Kecamatan Samalanga hingga Gandapura, supaya waspada terhadap angin kencang dan abrasi pantai yang semakin mengganas, seperti yang terjadi di Desa Alue Buya Pasie, Kecamatan Jangka, dua pekan lalu.

“Sekarang ini kami terus mendata daerah-daerah yang rawan bencana, begitu juga kepada seluruh camat di 17 kecamatan dan keuchik di 609 desa supaya dapat melakukan pendataan terhadap kawasan rawan bencana. Hal itu untuk memudahkan kita dalam berupaya mengatasi bencana alam yang bisa menimbulkan korban jiwa maupun harta benda. Karena itu, kita harus waspada sebelum bencana itu terjadi,” imbau Agussalim.
------------------------------
" Alam dan Adat Bicara "

READ MORE - BPBD imbau warga siaga bencana Warta WASPADA ONLINE

Presiden Gelar Rapat Koordinasi Dewan Perubahan Iklim


TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan memimpin Rapat Koordinasi Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) di Kantor Presiden, Jumat, 30 September 2011.

Hal itu sesuai dengan komitmen pemerintah yang akan ikut berperan dalam menyiapkan langkah menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global. "Ini rapat rutin yang digelar dua kali dalam satu tahun. Agendanya laporan kegiatan oleh ketua harian dan arahan Presiden," kata Staf Khusus Presiden Bidang Lingkungan Agus Purnomo melalui pesan pendek, Jumat, 30 September 2011.

Berulang kali Presiden menyatakan komitmen pemerintah dalam menyiapkan hutan Indonesia menghadapi perubahan iklim. Dalam konferensi perubahan iklim di Norwegia lalu secara tegas Indonesia berkomitmen engurangi emisi hingga 26 persen. Bahkan pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Presiden dalam menyiapkan sejumlah rencana aksi.

Agus menuturkan dalam rapat koordinasi DNPI kali ini ada dua topik utama yang akan dibahas, yaitu mengenai rencana nasional pengurangan emisi gas rumah kaca dan REDD+.

Khusus mengenai REDD+, yaitu mekanisme global untuk mengurangi emisi yang berasal dari deforestasi dan degradasi hutan, akan disampaikan langsung oleh Ketua Satuan Tugas REDD+ Kuntoro Mangkusubroto. "Rapat yang agak khusus kali ini yaitu rencana aksi nasional pengurangan emisi gas rumah kaca dan REDD+," kata Agus lagi.
------------------------------
" Alam dan Adat Bicara "

READ MORE - Presiden Gelar Rapat Koordinasi Dewan Perubahan Iklim

Bantuan Korban Banjir Bandang Diserahkan

INILAH.COM, Painan — Malang nian nasib korban abrasi di Pasir Putih Kambang, Kecamatan Lengayang. Saat korban banjir bandang mulai menerima bantuan sebesar Rp25 juta, mereka justru dipastikan tidak akan mendapatkan bantuan dari pemerintah karena dianggap bandel.

Terkait itu, Kepala BPBD Pessel Nashariyadi menyebutkan, tidak akan ada bantuan bagi mereka yang rumahnya hancur dikikis air laut. Penanganan kasus bencana alam berupa abrasi pantai tidak sama dengan penanganan akibat bencana banjir.

“Korban abrasi yang ada di Pasir Putih saat ini tidak termasuk kepada korban yang harus memperoleh bantuan, meski rumahnya hancur. Soalnya mereka mendirikan rumah dan tinggal di lokasi yang tidak diizinkan pemerintah,” kata Nashariyadi Selasa (27/12).

Menurut Nashariyadi, warga di Pasir Putih tinggal di zona merah atau di lokasi yang sangat dilarang. Pemerintah malah sering mengingatkan warga untuk tidak membangun rumah di zona terlarang tersebut karena rawan bencana.

“Namun warga tidak mengindahkan peringatan itu. Sudah jelas lokasi tersebut rawan abrasi atau bencana lainnya, masih saja membangun rumah atau bangunan lainnya di lokasi itu,” katanya.

Disebutkannya, berbeda jika rumah mereka runtuh akibat dihondoh banjir, meskipun tinggal di bibir pantai. Bagi korban banjir pemerintah memang mengalokasikan dana untuk itu, karena bangunan tersapu akibat air yang datangnya bukan dari laut.

Dikatakan Nashariyadi, pemerintah hanya memperbolehkan mendirikan bangunan di pinggir pantai dengan jarak seratus meter.

“Jika kurang dari jarak itu maka berarti sama saja sengaja masyarakat tersebut sengaja membuat bencana sendiri,” katanya.

Terkait dengan tidak akan adanya bantuan pemerintah bagi rumah yang runtuh, maka Yenni (36), korban abrasi di Pasir Putih menyebutkan, ia merasa pemerintah telah menganak tirikan korban bencana.

Menurutnya, pemerintah tidak pantas menyebutkan kami ini tidak layak diberikan bantuan gara gara tinggal dizona merah.

“Kami sudah membangun rumah cukup lama di kawasan ini. Saat membangun rumah kami tidak mendengar ada pelarangan dari pemerintah. Bahkan di kawasan ini ada rumah yang didirikan 20 tahun lalu. Oleh karena itu tidak adil kiranya pemerintah punya kebijakan seperti itu,” katanya.

Cuaca Buruk

Kepala BPBD Pessel Nashariyadi menyebutkan, saat ini di Pasir Putih Kambang diturunkan alat berat berupa satu unit ekskavator. Namun ekskavator tersebut tidak bisa dioperasikan akibat gelombang masih tinggi.

“Di Pasir Putih cuaca masih buruk, sehingga alat berat tidak bisa beroperasi. Bahkan alat untuk meluncurkan pasir kedalam karung besar juga hanyut terseret ombak,” kata Nashariyadi.

Dikatakannya, cuaca buruk dengan gelombang tinggi akan berlangsung hingga satu minggu kedepan. Maka selama itu pula alat berat tidak bisa difungsikan. “Meski demikian, pemerintah tetap ingatkan warga di Pasir Putih untuk berhati hati,” katanya lagi.

Bantuan Diserahkan

Sementara itu Wakil Bupati Pessel Editiawarman menyebutkan, bantuan tahap pertama bagi korban banjir bandang di Pesisir Selatan mulai Selasa (27/12).

“Hari Selasa diserahkan bantuan tahap satu di dua kecamatan, yakni Kecamatan Lengayang dan Kecamatan Sutera. Tiap tiap Kepala Keluarga yang rumahnya hancur akan memperoleh sebesar Rp10 juta,” kata Editiawarman.

Kemudian pada tahap dua nanti diserahkan lagi Rp10 juta dan terakhir Rp5 juta. Namun yang perlu diingat oleh warga yang rumahnya runtuh di pinggir pantai, uang tersebut tidak dibenarkan dipergunakan membangun rumah di pinggir pantai.

“Jika ketahuan, ada warga yang membangun kembali rumahnya di pinggir pantai, maka dana tahap dua dan tiga tidak akan diserahkan. Jika diserahkan juga berarti pemerintah sama saja membiarkan warga menciptakan bencana lagi untuk mereka,” kata Editiawarman.

Ia mengatakan, setelah Lengayang dan Sutera, pencairan dana bantuan akan dilanjutkan ke Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Tapan dan Lunang Sialut. [mor]

------------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Bantuan Korban Banjir Bandang Diserahkan

Menikam Protokol Kyoto di Durban

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak siang, hujan lebat mengguyur Kota Durban di Afrika Selatan. Hingga Ahad malam pekan lalu (27 November), hujan tersebut belum selesai menuntaskan tugasnya di kota tepi laut yang berpenduduk 3,5 juta jiwa itu.

Qodeni Ximba baru beranjak tidur ketika tiba-tiba dinding rumahnya dihantam banjir bandang. Perempuan berusia 17 tahun itu tewas bersama 10 penduduk Durban lainnya. Korban lain adalah bayi dan kedua orang tuanya yang tengah tidur lelap.

"Apakah Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Durban dapat mencegah kematian Ximba dan lainnya?" tanya Amy Goodman dalam tulisannya di Guardian. Pada artikel berjudul “Mengapa Durban Menjadi Kesempatan Terakhir Protokol Kyoto”, dia mengutip informasi naiknya curah hujan di Durban dua kali lipat sepanjang November.

Sehari setelah tragedi banjir itu, Christiana Figueres, Sekretaris Eksekutif United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), membuka konferensi di Albert Inkosi Luthuli International Convention Centre, Durban. Pertemuan Iklim tahunan yang dihadiri menteri lingkungan dan negosiator dari 195 negara bakal berlangsung sampai 9 Desember.

Dalam pidato pembukaannya, Figueres menjelaskan bahwa Durban harus bisa menangkap momentum global untuk perubahan iklim. Edna Molewa, Menteri Lingkungan dan Ketua Delegasi Afrika Selatan menjanjikan bahwa Durban membawa harapan dan aspirasi Afrika serta negara berkembang. "Untuk berhasil dalam menjaga Protokol Kyoto sebagai bagian dari rezim iklim di masa depan."

Protokol Kyoto merupakan hasil Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Kyoto, Jepang, pada
1997. Kesepakatan ini mewajibkan negara maju yang disebut Annex I untuk menurunkan emisi gas rumah kaca 5,2 persen dari level 1990, sehingga suhu bumi tidak naik lebih dari 2 derajat Celsius.
Amerika Serikat akhirnya menolak meratifikasi Protokol Kyoto, sedangkan Cina, India, dan Brasil ketika itu masih menjadi negara berkembang yang belum maju perekonomiannya. Meski demikian, protokol ini menjadi dasar hukum program-program mitigasi dan perdagangan karbon.

Komitmen periode pertama Protokol Kyoto akan berakhir pada Desember 2012. Namun hingga Konferensi Iklim di Cancun, Meksiko, tahun lalu, belum ada kesepakatan baru mengenai nasib Protokol Kyoto. Pada Konferensi Iklim di Durban tanda-tanda kematian Protokol Kyoto mulai kelihatan sejak awal.

"Kyoto adalah masa lalu," kata Menteri Lingkungan Hidup Kanada, Peter Kent, sehari menjelang Konferensi Durban. Sikap Kanada ini mengikuti jejak Rusia dan Jepang, yang sama-sama meratifikasi Protokol Kyoto. Tiga negara ini ogah membuat komitmen jika pengemisi besar lainnya, yaitu Amerika Serikat dan Cina, tidak ikut serta.

Padahal Amerika Serikat tidak melirik aturan yang mengikat. "Kyoto tidak ada di atas meja kami," ujar Todd Stern, kepala negosiator Amerika Serikat. Amerika Serikat akan menuntut bahwa setiap komitmen jangka panjang, ujarnya, berlaku untuk semua negara signifikan.

Cina dan India menolak tuntutan tersebut. Keduanya menjelaskan, emisi per kapita-nya jauh lebih rendah ketimbang Amerika Serikat. Mereka menghendaki negara-negara Annex I mewujudkan janjinya memotong emisi sesuai dengan target yang ditetapkan.

Bagaimana nasib Protokol Kyoto di Durban? "Sama seperti Julius Caesar yang tewas ditikam orang-orang dekatnya," kata John Vidal, wartawan Guardian. Dia khawatir sejumlah negara miskin diam-diam bergabung dengan negara kaya setelah mendapat iming-iming. Sedangkan Cina dan India tidak ingin diikat dengan kewajiban ketat.

Memasuki pekan kedua, para menteri lingkungan hidup mulai berdatangan di Durban. Menghadapi kebuntuan negosiasi, muncul wacana melakukan gerakan Occupy Durban oleh sejumlah diplomat negara berkembang. Mereka tergerak dengan seruan mantan Presiden Kosta Rika untuk meninggalkan ruang sidang sampai pembicaraan substansial tercapai.

------------------------------
" Alam dan Adat Bicara "
READ MORE - Menikam Protokol Kyoto di Durban