Minggu, 15 Agustus 2010

Kebakaran Ratakan Puluhan Rumah di Koja


Liputan6.com, Jakarta: Musibah kebakaran kembali terjadi. Puluhan rumah di Koja, Jakarta Utara hangus dilalap si jago merah. Tak ada korban jiwa dalam musibah kali ini. Namun kebakaran ini diduga merugikan hingga ratusan juta rupiah.

Penyebab kebakaran diduga akibat korsleting listrik dari salah satu rumah warga. Kobaran api pun merembet ke puluhan rumah lainnya, Ahad (15/8).

Dalam sekejap, si jago merah mengamuk dan melahap puluhan rumah di Jalan Uka, Tugu Utara, Koja. Warga hanya bisa meratapi tempat tinggal mereka yang telah rata dengan tanah.

Sementara itu, belasan unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Petugas bekerja sama dengan warga dalam memadamkan kobaran api. Api berhasil dipadamkan selam satu jam kemudian. (MEL)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Kebakaran Ratakan Puluhan Rumah di Koja

Truk Gandeng Muat Besi Vs Bus, 2 Orang Tewas

Tuban - Kecelakaan maut terjadi di jalur Pantai Utara (Pantura) Tuban, setelah Bus Indonesia menabrak truk gandeng sarat muatan besi di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Sabtu (14/8/2010) petang.

Dalam kejadian itu diperkirakan 2 orang tewas di lokasi kejadian. Mereka yakni Suparno(45),supir truck asal Jalan Patimura Probolinggo dan,Zaenuri kondektur bus Indonesia asal Lasem,Kabupaten Rembang (Jateng).Sementara yang 2 orang lainnya yang meski sempat diberitakan tewas namun selamat adalah Ahmad(28),supir bus alas Lasem Kabupaten Rembang,Bambang(34) dan,kenek truck asal Probolinggo Jajaran Satuan Polisi Lalu Lintas PolresTuban dan warga setempat sedang melakukan evakuasi para kurban.

Seorang korban dalam kondisi luka parah masih terjepit di kabin truk yang malang itu. Sementara 3 korban luka parah sudah dilarikan ke RSUD Dr R Koesma Tuban.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, tragedi kecelakaan maut itu bermula saat Bus Indonesia bernopol L 7029 UX melintas dengan kecepatan tinggi dari arah barat. Tepat di Desa Sumurgeneng, Kecamatn Jenu, Tuban, bus mencoba mendahului truk yang ada di depannya.

Sialnya begitu telah menyalip truk dari arah berlawanan muncul truk gandeng
bernopol L 8496 US sarat muatan besi. Karena sama-sama berkecepatan tinggi truk gandengan maupun bus tak bisa menghindar. Tabrakan pun terjadi.

"Kedua kendaraan sama-sama tak bisa menghindari kecelakaan, sopir busnya yang ceroboh menyalip truk padahal dari depan ada truk gandengan," kata Heri Susanto (31), saksi mata saat ditemui di lokasi kejadian, Sabtu (14/8/2010) petang.

Usai tabrakan, kondisi bus bagian depan ringsek. Demikian pula kondisi kabin truk gandengan. Kedua kendaraan bagian depan sama-sama hancur berantakan. Sementara sebanyak 2 korban yakni dari penumpang bus menderita luka parah. Mereka kini dirawat di UGD RSUD Dr R Koesma Tuban. (fat/fat)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Truk Gandeng Muat Besi Vs Bus, 2 Orang Tewas

Korban Banjir Tambah 33 Orang

BEIJING - Hujan deras yang mengguyur Tiongkok belakangan ini mengakibatkan banjir di wilayah barat. Tidak kurang dari 33 orang tewas dalam musibah terbaru yang melanda Negeri Panda tersebut kemarin (13/8). Padahal, evakuasi sekitar 1.150 korban tewas karena bencana tanah longsor pekan ini masih belum selesai.

''Tim penyelamat masih terus mengevakuasi. Tapi, hujan deras yang turun beberapa hari terakhir cukup menyulitkan mereka,'' terang Yan Jinxin, jubir pemerintah Zhouqu County, dalam wawancara telepon dengan Agence France-Presse. Karena diguyur hujan deras, jalanan berlumpur di lokasi longsor Kota Zhouqu, Provinsi Gansu, menjadi licin dan sulit dilalui.

Menurut Yu, salah seorang pejabat Prefektur Otonomi Tibet Gannan, korban selamat di lokasi longsor mulai dijangkiti penyakit. ''Mereka membutuhkan obat-obatan,'' kata pejabat yang hanya menyebutkan nama keluarganya tersebut. Selain itu, para korban membutuhkan banyak jas hujan dan sarung tangan. Sebab, hampir tiap sore wilayah khusus yang masuk Gansu itu diguyur hujan deras.

Senada dengan Yu, para pejabat kesehatan provinsi mulai mengkhawatirkan persebaran penyakit. Cuaca yang tidak kunjung bersahabat memaksa para korban selamat bertahan dalam kondisi serba terbatas. Apalagi, tanah longsor menimbun sebagian besar klinik medis di provinsi tersebut. Termasuk, sejumlah besar vaksin yang dibutuhkan dalam situasi darurat semacam itu.

Kementerian Kesehatan Tiongkok menyatakan, risiko persebaran penyakit menular pascabanjir dan tanah longsor sangat tinggi. ''Kini, sejumlah besar pekerja medis dan personel tim SAR tinggal bersama para korban selamat di tempat-tempat pengungsian. Risiko penularan infeksi pernapasan dan gangguan pencernaan dari korban kepada para sukarelawan tidak terelakkan,'' tegas seorang pejabat Kemenkes.

Dalam wawancara dengan kantor berita Xinhua, pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengaku mustahil bisa menyucihamakan tempat pengungsian. ''Yang lebih parah, mayat para korban tewas dan ternak hanya dikebumikan dalam liang dangkal di pinggiran kota,'' ungkap pejabat tersebut. Sejauh ini, ada sekitar 800 pekerja medis yang disiagakan di wilayah itu.

Kemarin, beberapa ton bawang putih dan merica Sichuan dikirim ke Zhouqu. Masyarakat Tiongkok percaya, dengan mengonsumsi dua bumbu dapur itu, mereka akan terlindungi dari segala macam penyakit. Beruntung, suplai air bersih ke wilayah tersebut berangsur normal. Sebab, pemerintah sudah berhasil memperbaiki pipa air yang menyalurkan air bersih ke permukiman warga.

Upaya evakuasi di bawah guyuran hujan dilakukan dengan bantuan peledak dan mesin penggali. Sebab, mereka harus membongkar puing-puing bangunan yang menyumbat Sungai Bailong.

Selain Gansu, banjir melanda Provinsi Sichuan di sebelahnya. Tidak jelas jumlah korban di masing-masing provinsi bertetangga itu. Tapi, selain sedikitnya 33 korban tewas, banjir mengakibatkan sekitar 32 warga hilang. Padahal, hingga kemarin, nasib 588 warga Zhouqu County yang raib tertimpa tanah longsor masih belum diketahui. (hep/c5/dos)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Korban Banjir Tambah 33 Orang

14 Agustus, Hari 'Sunyi' Pakistan


KOMPAS.com — Warga Indonesia menunjukkan senyum sumringah lantaran pada Selasa (17/8/2010) perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Segala persiapan pesta tengah disiapkan.

Namun, Sabtu (14/8/2010), justru menjadi Hari "Sunyi" bagi Pakistan. Padahal, di hari inilah Pakistan merayakan Hari Kemerdekaan. Tak ada kembang api. Tak ada pesta rakyat. Tak ada bunyi-bunyian lagu dan tari budaya. Acara perayaan resmi kenegaraan pun batal.

Adalah Presiden Asif Ali Zardari yang memutuskan tak ada perayaan macam itu, sebagaimana lazim setahun sekali. "Negeri ini tengah dilanda bencana banjir," katanya sebagaimana warta AP dan Reuters, Sabtu. Keprihatinan macam itulah yang ditonjolkan duda mati almarhumah Benazir Bhutto tersebut. Bahkan, pada Sabtu, agenda Zardari adalah mengunjungi para korban banjir di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan Punjab. Sebelumnya, Zardari banyak memperoleh kecaman internal lantaran dirinya dianggap tidak secara langsung berperan membantu rakyatnya.

Menurut catatan PBB, Pakistan mengalami banjir terburuk dalam 80 tahun. Kini, 14 juta orang menjadi korban, 1.600 orang tewas. Banjir akan meningkat di sepanjang Sungai Indus yang diperkirakan akan meluap. Badan Pengelola Bencana Alam mengatakan, "puncak bencana" akan terjadi minggu depan di Provinsi Punjab dan Sindh.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - 14 Agustus, Hari 'Sunyi' Pakistan

Ancaman Selanjutnya, Krisis Pangan


ISLAMABAD, KOMPAS.com - Daerah-daerah Pakistan barat laut yang terendam akibat banjir terburuk dalam 80 tahun menghadapi kekurangan pangan yang membahayakan kehidupan, kata satu badan bantuan PBB, Rabu (4/8/2010).

Skenario itu akan menimbulkan satu krisis bagi Presiden Asif Al Zardari yang terus diguncang konflik politik, di sebuah negara tempat pemerintah-pemerintah sipil memiliki sejarah buruk dalam menangani krisis, yang menyebabkan munculnya pemerintah militer yang kuat.

Juru bicara Program Pangan Dunia (WFP) Amjad Jameel mengatakan para pekerja organisasi itu didesak untuk berusaha mencapai daerah-daerah yang dilanda banjir di barat laut yang terputus dari pasokan pangan, yang menurut satu badan bantuan PBB mengancam kehidupan lebih dari tiga juta orang.

Sebelum banjir melanda wilayah itu, sejuta orang sudah terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka di Pakistan barat laut itu karena pertempuran antara pasukan pemerintah dan gerilyawan Taliban.

Jika banjir memperburuk masalah, itu akan dapat menghambat usaha-usaha pemerintah untuk memulangkan para pengungsi dalam usaha membantu menstabilkan Pakistan yang sekutu Amerika Serikat itu. "Kami telah mengirim satu permohonan kepada pemerintah dan kami memperoleah enam helikopter dari mereka dan kami akan melakukan pengiriman pangan dengan pesawat ke daerah-daerah yang terputus hubungan," kata Jameel kepada Reuters dalam satu wawancara telepon.

Tim-tim WFP melakukan penilaian lapangan sejak Selasa mungkin dapat melaporkan hasil penemuan mereka sampai Rabu malam, katanya. "Anda dapat membayangkan banjir lima atau enam hari telah menimbulkan malapetaka di daerah-daerah ini.Penduduk kehilangan persedian pangan mereka. Pasar-pasar tidak buka. Toko-toko ambruk. Penduduk sangat membutuhkan bantuan pangan," katanya.

Malapetaka banjir yang dimulai hampir sepekan lalu dan menewaskan lebih dari 1.400 orang itu, mungkin akan bertambah buruk karena hujan diperkirakan akan turun lagi. Kekhawatiran meletusya penyakit akibat air seperti kolera dapat menimbulkan krisis kesehatan.

Bencana alam itu juga, kembali memnimbulkan pertanyaan terhadap kepemimpinan Zardari , yang telah dihadapi persoalan-persoalan menyangkut pemberontakan Taliban, kemiskinan yang meluas pada terputusnya pasokan listrik yang kronis.

Pemerintah Zardari menghadapi sejumlah krisis dalam beberapa tahun belakangan ini, dari kecelakaan pesawat domestik yang terburuk dekat ibu kota Islamabad sampai laporan-laporan yang dibocorkan yang menuduh Islamabad mendukung gerilyawan Taliban yang memerangi pasukan Amerika Serikat di Afghanistan sampai pertikaian diplomatik dengan Inggris.

Stabilitas di Pakistan adalah penting bagi kepentingan-kepentingan Amerika Serikat di kawasan itu. Washington menginginkan Islamabad ikut dalam usaha-usaha menangani pemberontakan Taliban di Afganistan dengan menindak tegas gerilyawan Afganistan yang melintasi perbatasan itu untuk menyerang pasukan AS di Afganistan.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Ancaman Selanjutnya, Krisis Pangan

Ada 20 Juta Orang Kehilangan Tempat Tinggal


KOMPAS.com - Hitung-hitungan jumlah korban banjir Pakistan nyatanya belum kelar. Menurut Perdana Menteri Yusuf Raza Gilani sebagaimana warta AP, Sabtu (14/8/2010), jumlah warganya yang kehilangan tempat tinggal ada 20 juta orang.

Lain Gilani, lain PBB. Menurut PBB, jumlah korban berada di angka 14 juta. PBB juga memastikan setidaknya ada satu kasus kolera di antara para korban di kawasan lembah Swat. Masih banyak korban banjir yang belum diselamatkan, tetapi pemerintah mengatakan semua hal telah dilakukan. Tercatat sampai kini, banjir terburuk selama 80 tahun terakhir ini menewaskan 1.600 orang.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dijadwalkan mengunjungi negara berpenduduk 180 juta orang tersebut.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Ada 20 Juta Orang Kehilangan Tempat Tinggal

Misteri Berlian (Berlumur) Darah di Afrika


Afrika sesungguhnya benua amat kaya. Tanahnya mengandung berjibun batu mulia. Tapi, karena kurangnya pengawasan, berlian-berlian Afrika menjadi sumber dana konflik horizontal. Berlian tersebut pun berlumur darah. Itulah berlian darah (blood diamond).

MEDIO 1990-an Sierra Leone membara. Negeri di pantai barat Afrika itu dihajar perang saudara. Milisi pemberontak bertempur habis-habisan. Mereka melawan pasukan pemerintah. Perang begitu keji. Pembunuhan dan mutilasi ada di mana-mana. Pemerkosaan menjadi jamak. Pasukan pemberontak bertindak beringas. Mereka memotong tangan orang-orang agar si korban tak bisa mencoblos dalam pemilu.

Dalam suasana kacau-balau itu, Solomon Vandy, seorang nelayan, tertangkap pasukan pemberontak. Dia dijadikan budak untuk menambang berlian. Berlian tersebut akan dijadikan duit untuk dana perang. Berlian darah.

Vandy memang akhirnya lepas dari jerat pasukan biadab tersebut. Dia lari bersama Danny Archer, warga kulit putih kelahiran Zimbabwe, yang juga kerap membeli berlian mentah dari pasukan pemberontak. Vandy bisa lari ke London dan menemukan keluarganya yang tercerai-berai.

Itu memang cuplikan film Blood Diamond yang dibintangi Leonardo diCaprio dan Djimon Hounsou pada 1996. Tapi, film itu bukan sekadar fiksi. Latar belakang konflik di Sierra Leone benar-benar nyata. Konflik yang sekarang ini menyeret Charles Taylor, mantan presiden Liberia, ke Mahkamah Khusus Internasional di Den Hag, Belanda. Konflik yang bertabur berlian darah.

***

Kasus itu kian ramai karena Naomi Campbell ikut-ikutan terseret. Supermodel itu diduga menerima sekantong berlian mentah dari Charles Taylor setelah jamuan makan malam di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 1997.

Motif Taylor, yaitu memberikan berlian mentah kepada Campbell, masih terus ditelusuri hingga sekarang. Tapi, mengapa mantan panglima milisi itu memilih untuk memberikan sekantong berlian mentah daripada sekotak perhiasan kepada model asal Inggris tersebut? S.E. Smith dari www.wisegeek.com punya jawabannya. "Bagi bekas pimpinan pemberontak seperti dia, berlian darah merupakan harta paling berharga," tulisnya pada 8 Juni lalu.

Pada 1989 Taylor kembali ke Liberia setelah menuntaskan studinya di Bentley University (dulu Bentley College). Perguruan tinggi itu terletak di Kota Waltham, Middlesex County, Massachusetts, Amerika Serikat (AS). Begitu pulang ke tanah air, dia lantas didapuk menjadi ketua kelompok pemberontak Front Patriot Nasional untuk Liberia (National Patriotic Front of Liberia). Lewat aktivitas itulah bekas presiden yang kini berusia 62 tahun tersebut mengenal berlian darah.

Berlian darah kadang langsung dibarter dengan senjata atau logistik yang dibutuhkan para teroris dan kelompok pemberontak bersangkutan. Jadi, berlian tersebut tidak perlu diuangkan lebih dahulu.

Selanjutnya, persenjataan yang didapat lewat barter maupun hasil penjualan berlian ilegal tersebut dipakai untuk menyerang musuh. Korban pun berjatuhan. Dari situlah nama berlian darah muncul. "Kasus berlian darah paling sering muncul di Benua Afrika," tandas Smith. Sejauh ini, tercatat tujuh negara di Afrika sering terlibat konflik berlian darah. Yakni, Liberia, Angola, Sierra Leone, Zimbabwe, Pantai Gading, Republik Kongo, dan Republik Demokratik Kongo (dulu Zaire).

Di mata para pemberontak dan teroris, berlian merupakan mata uang yang paling ideal. "Berlian tidak punya jejak yang bisa dilacak layaknya DNA," tandas Jack Jolis, konsultan berlian mentah, seperti dilansir Wall Street Journal Selasa lalu (10/8). Bahkan, lanjut dia, untuk melacak asal tambang penghasil berlian pun, para pakar kesulitan. Tapi, satu yang pasti. Jolis menegaskan bahwa sebagian besar berlian Afrika ditambang di negara-negara yang relatif jauh dari konflik. Di antaranya, Botswana, Namibia, dan Afrika Selatan.

Sindikat penyelundup berlian, yang membawa keluar batu-batu mulia dari tambang, beraksi dengan sangat hati-hati. Jaringan mereka pun begitu rapi. Begitu rapinya, diyakini beberapa pemerintahan di Afrika terlibat dalam sindikasi tersebut. Demikian halnya dengan beberapa organisasi pemerintah. Pemerintah Liberia di bawah komando Taylor diduga ikut menikmati hasil transaksi berlian darah dan melindungi kelompok-kelompok teroris dan pemberontak yang terlibat.

Berlian Perlu Sertifikasi

Sebenarnya dunia internasional tidak tinggal diam. Sebagai organisasi terbesar masyarakat global, PBB berjuang keras untuk menghentikan transaksi dan penyelundupan berlian darah. Salah satunya lewat KPCS alias Skema Sertifikasi Proses Kimberley (Kimberley Process Certification Scheme). Per 13 Maret 2002 skema sertifikasi itu disahkan dan menjadi acuan wajib bagi seluruh organisasi, pemerintah, dan produsen berlian di dunia.

Berlian yang dijual bebas di pasaran tanpa melewati proses sertifikasi dianggap ilegal. Sewaktu-waktu lembaga pemerintah atau aparat berwajib bisa menyita berlian tanpa sertifikat karena dikategorikan sebagai berlian darah. Pengajaran kepada masyarakat untuk tidak membeli atau memakai perhiasan yang berasal dari berlian darah juga digalakkan. Di antaranya melalui kampanye Stop Blood Diamonds yang gencar disosialisasikan via internet.

Padahal, berlian darah bukan satu-satunya kasus sosial politik yang serius. Selain berlian darah, ada emas darah, mangan darah, tembaga darah, bahkan pisang darah di Afrika. "Masalahnya bukan pada berdarah atau tidaknya komoditas tersebut, tapi lebih pada pemerintahnya. Hampir semua mineral yang ditambang di Afrika bisa dengan mudah dimanfaatkan kelompok-kelompok ilegal karena longgarnya pengawasan," tandas Jolis. Dia bahkan menyebut Afrika sebagai gudang mineral darah. (hep/c10/dos)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Misteri Berlian (Berlumur) Darah di Afrika

Gangguan Asap, Layanan Penerbangan Ditunda


Liputan6.com, Moskow: Asap tebal menyelimuti udara Moskow, Rusia, Ahad (8/8), menyusul meluasnya kebakaran di 49 titik api baru di sekitar kota itu. Gangguan asap di Bandar Udara Domodedovo Moskow membuat otoritas penerbangan Rusia menunda puluhan penerbangan. Kebijakan ini membuat para pengguna layanan penerbangan telantar di bandara.

Kebakaran di Rusia dilaporkan semakin meluas. Otoritas setempat menyebutkan sedikitnya 830 kebakaran terjadi di negara itu kemarin. Selain menimbulkan gangguan asap kebakaran memicu kenaikan suhu hingga mencapai 38 derajat selsius.

Pemerintah telah membuka lebih dari 120 pusat layanan antigangguan asap di sejumlah wilayah untuk mengantisipasi panasnya suhu dan asap tebal. Sejauh ini bencana kebakaran di Rusia telah merenggut sedikitnya 52 korban jiwa dan menghancurkan sekitar dua ribu rumah warga.(IAN)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Gangguan Asap, Layanan Penerbangan Ditunda

Penyebab KA Rapih Dhoho Nyungsep Belum Diketahui


Jombang - Penyebab anjloknya Kereta Api (KA) Rapih Doho jurusan Surabaya-Malang di Dusun Geneng, Kota Jombang masih belum diketahui. Alasannya, PT KA Daops VII konsentrasi mengevakuasi loko KA nomor CC 20320 yang nyungsep.

"Kita masih belum mengetahui penyebabnya. Kita masih konsentrasi untuk mengevakuasi lokonya," ujar Humas PT KA Daop VII Hariyono Wirotomo saat dihubungi detiksurabaya.com, Minggu (15/8/2010).

5 dari 6 gerbong KA Rapih Doho sudah dievakuasi dan ditarik loko pembantu yang didatangkan dari Stasiun Madiun. Hanya tersisa loko KA yang nyungsep ke gundukan tanah.

Hingga saat ini, petugas melakukan evakuasi mengembalikan loko KA jalur rel kereta, dan sudah 50 persen. Diperkirakan proses evakuasi selesai sekitar siang nanti. "Kebetulan hari ini libur. Kita konsentrasikan proses evakuasi dulu," ungkapnya.

Sebelumnya, KA Rapih Dhoho jurusan Surabaya-Malang nyungsep di Dusun/Desa Geneng Kecamatan Kota Jombang atau 100 meter dari Stasiun Jombang sekitar pukul 13.05 WIB. Kejadian ini tak menimbulkan korban jiwa. (roi/wln)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Penyebab KA Rapih Dhoho Nyungsep Belum Diketahui

Dalam Sepekan, Kebakaran Tewaskan 52 Warga Rusia


Liputan6.com, Moskow: Sedikitnya 52 orang tewas setelah "teror" gelombang panas mengakibatkan kebakaran hebat melanda sekitar ibu kota Rusia selama sepekan terakhir ini. Demikian dikatakan juru bicara pemerintah Rusia di Moskow, Sabtu (7/8).

Juru bicara mengatakan gelombang panas antara 25 hingga 31 derajat Celsius juga menyebabkan 2.000 rumah terbakar. Akibatnya, Lebih dari 3.000 orang terancam kehilangan tempat tinggal. Kebakaran juga dilaporkan melanda sejumlah fasilitas militer, dikhawatirkan api juga dapat menyambar sebuah hanggar dan pesawat militer di pinggiran Kota Moskow.

Beberapa ahli mengungkapkan keprihatinan karena kadar karbon monoksida melebihi ambang batas kesehatan lima kali lipat.

Adapun pihak Bandar Udara Internasional Moskow juga telah menunda dan membatalkan sejumlah jadwal penerbangan. Ini akibat asap tebal yang mengganggu jarak pandang pilot.(ADI/ANS/NHK)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Dalam Sepekan, Kebakaran Tewaskan 52 Warga Rusia

Banjir dan Tanah Longsor Kepung Ambon

AMBON - Kota Ambon dikepung banjir. Hujan deras yang mengguyur Kamis malam (12/8) mengakibatkan ratusan rumah terendam dan puluhan rumah tertimbun longsor. Jalan di beberapa daerah juga putus.

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, korban materi diyakini sangat besar. Warga juga kecewa karena pemerintah lamban bertindak dan terkesan membiarkan.

Padahal, hampir semua permukiman di dekat aliran sungai tergenang. Ratusan rumah bahkan bisa dibilang tenggelam. Di Batu Merah, misalnya, air merendam permukiman hingga menyentuh plafon rumah. Di Ponegoro dan Air Mata China, genangan setinggi 1,6 meter. Demikian pula halnya di Batu Gajah, Skip, Talake, Perigi Lima, Batu Gantung, Silale, Jalan Baru, dan Soa Bali.

Malam itu, hujan mengguyur sejak pukul 19.00 WIT hingga pukul 24.00 WIT. Air mulai meluap pukul 22.00 WIT. Sekitar 30 menit kemudian, warga mulai mengungsi ke masjid, gereja, dan sekolah.

Hingga tadi malam, warga belum berani kembali ke rumah masing-masing. Mereka takut karena hujan kembali turun. Apalagi, beredar informasi bahwa hujan akan mengguyur Kota Ambon hingga 17 Agustus.

Warga yang tinggal di perbukitan juga waswas terjadi longsor. Mereka memilih menginap di rumah kerabat atau mengungsi ke tempat yang dianggap aman.

Bukan hanya banjir, tanah longsor juga terjadi di Batu Gajah Kamis malam. Sedikitnya tiga rumah tertimbun dan tujuh rumah lain nyaris ambruk. Longsor lebih parah menimpa Keluarga Noke Lapon, Mon Muskitta, Tete de Fretes, dan Nefi Muskita.

''Kami memang berjaga-jaga malam itu. Sebab, hujan sangat deras disertai petir. Tiba-tiba, tanah berguguran menimpa rumah kami. Semua berlarian menyelamatkan diri," ujar Mon Muskitta. (fas/jpnn/c3/soe)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Banjir dan Tanah Longsor Kepung Ambon

Kebakaran Hutan di Eropa Terus Melua

Liputan6.com, Gouveia: Kebakaran hutan di Portugal semakin meluas. Api membahayakan keselamatan warga di pemukiman sekitar Taman Nasional Serra da Estrela. Badan Perlindungan Masyarakat menyebut 33 titik api masih berkobar di hutan bagian utara.

Sementara itu puluhan titik api baru ditemukan pada Sabtu (14/8) waktu setempat. Sekitar 800 petugas pemadam kebakaran dengan 260 kendaraan dan 20 pesawat dikerahkan untuk menjinakkan si jago merah.

Di Rusia, petugas pemadam kebakaran juga terus berupaya memadamkan api di cagar alam Mordovsky. Sementara di republik Mordivia, kebakaran menjalar cepat dan memicu peningkatan volume asap di wilayah udara Rusia.

Hingga kini sekitar 480 titik api masih belum berhasil dipadamkan. Akibatnya selain ancaman api, warga dihadapkan pada bahaya racun karbon monoksida. Otoritas setempat melaporkan sudah lebih dari 50 orang tewas di Rusia tengah dan barat.

Rusia kemungkinan akan menghadapi kerugian yang besar dari musibah ini. Para ekonom menghitung bahwa inflasi di Rusia akan mencapai 9,5 persen pada akhir tahun ini [baca: Kebakaran Hutan Meluas, Rusia Hadapi Krisis.


------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Kebakaran Hutan di Eropa Terus Melua

Tabung Elpiji Bocor, Sekeluarga Hangus

KLATEN - Lagi-lagi tabung elpiji kemasan 3 kilogram makan korban. Kali ini nahas menimpa keluarga Parlan, 30, warga kampung Margomulyo, Kelurahan Gergunung, Kecamatan Klaten Utara.

Tiga anggota keluarga itu mengalami luka bakar parah dan harus dirawat intensif di RSUP Soeradji Tirtonegoro, Klaten. Mereka adalah suami istri Parlan dan Ari Mulyani, 25, serta anak mereka, Amalia, yang berusia sebelas bulan.

Karena luka serius itu, RSUP harus menyiapkan tim khusus untuk memantau perkembangan korban. Direktur Layanan Medik RSUP Soeradji Tirtonegoro Djoko Windoyo mengatakan bahwa para pasien tersebut dirawat di ruang isolasi. Sebab, luka bakar yang mereka derita sangat mudah terserang infeksi.

"Setiap waktu, ada perawat yang berjaga dan mengontrol perkembangan pasien. Saya belum bisa memastikan berapa hari Parlan dan anggota keluarganya harus dirawat," ujarnya.

Peristiwa yang menggemparkan warga Margomulyo itu terjadi kemarin dini hari (13/8) di kompleks Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Klaten. Parlan adalah pesuruh di sekolah tersebut. Mereka tinggal di kantin sekolah, yang kala malam disulap menjadi tempat tidur. Parlan dan keluarganya baru sepekan tinggal di tempat itu. Sebelumnya, Parlan dan keluarga kecilnya tinggal di Desa Jungkare, Kecamatan Karanganom, Klaten.

Sebelum kebakaran itu, sekitar pukul 01.00 Ari terbangun dan mendapati rumahnya gelap karena aliran listrik mati. Dia lalu mencari korek api untuk menyalakan lilin. Baru saja menyalakan korek, api langsung membesar memenuhi ruang berukuran 4 x 5 meter itu. Diduga, api cepat membesar karena gas dari tabung elpiji di ruang tersebut bocor.

Karena kejadian itu sangat cepat, Ari tak bisa menghindar. Tubuhnya langsung tergulung api. Parlan dan si kecil, Amalia, yang kala itu tidur juga terbakar. Parlan yang terbangun saat tersambar api tersebut langsung meraih Amalia dan menarik Ari untuk keluar dari rumah sambil berteriak minta tolong. Warga yang berdatangan langsung berusaha memadamkan api. (oh/nan/jpnn/c11/soe)


------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Tabung Elpiji Bocor, Sekeluarga Hangus