Minggu, 15 Agustus 2010

14 Agustus, Hari 'Sunyi' Pakistan


KOMPAS.com — Warga Indonesia menunjukkan senyum sumringah lantaran pada Selasa (17/8/2010) perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Segala persiapan pesta tengah disiapkan.

Namun, Sabtu (14/8/2010), justru menjadi Hari "Sunyi" bagi Pakistan. Padahal, di hari inilah Pakistan merayakan Hari Kemerdekaan. Tak ada kembang api. Tak ada pesta rakyat. Tak ada bunyi-bunyian lagu dan tari budaya. Acara perayaan resmi kenegaraan pun batal.

Adalah Presiden Asif Ali Zardari yang memutuskan tak ada perayaan macam itu, sebagaimana lazim setahun sekali. "Negeri ini tengah dilanda bencana banjir," katanya sebagaimana warta AP dan Reuters, Sabtu. Keprihatinan macam itulah yang ditonjolkan duda mati almarhumah Benazir Bhutto tersebut. Bahkan, pada Sabtu, agenda Zardari adalah mengunjungi para korban banjir di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan Punjab. Sebelumnya, Zardari banyak memperoleh kecaman internal lantaran dirinya dianggap tidak secara langsung berperan membantu rakyatnya.

Menurut catatan PBB, Pakistan mengalami banjir terburuk dalam 80 tahun. Kini, 14 juta orang menjadi korban, 1.600 orang tewas. Banjir akan meningkat di sepanjang Sungai Indus yang diperkirakan akan meluap. Badan Pengelola Bencana Alam mengatakan, "puncak bencana" akan terjadi minggu depan di Provinsi Punjab dan Sindh.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar