Kamis, 02 Februari 2012

Feri Papua Nugini Berpenumpang 350 Orang Tenggelam

Feri Papua Nugini Berpenumpang 350 Orang Tenggelam
TEMPO.CO, Post Moresby - Regu penyelamat telah mengevakuasi 230 orang dari perkiraan 350 penumpang kapal feri milik Papua Nugini yang tenggelam di wilayah pantai timur Papua Nugini, Kamis 2 Februari 2012. Sebuah pesawat milik Australia, tiga helikopter dan delapan kapal dikerahkan.

Feri bernama Rabaul Queen itu berangkat dari Pelabuhan Kimbe di Pulau New Britain, menuju ke Kota Lae. Kapal itu tenggelam di 80 kilometer sebelah timur Lae yang merupakan kota terbesar kedua di negara selatan Samudra Pasifik tersebut.

Dari lokasi kejadian dilaporkan feri terbalik dan tenggelam empat jam kemudian. Australian Broadcasting Corp menyebutkan sebagian besar penumpang adalah mahasiswa, pelajar dan guru.

Kepala Badan Cuaca Nasional (National Weather Service), Sam Maiha, mengatakan perusahaan kapal telah diberi peringatan perihal ancaman cuaca buruk.

Perdana Menteri Papua Nugini Sam O’Neill belum bisa memastikan penyebab tenggelamnya kapal. Namun, kemungkinan besar sistem keamanan adalah salah satu penyebabnya.

“Perusahaan-perusahaan harus meningkatkan sistem keamanannya,” ujar O’Neill kepada wartawan.

Juru Bicara Otoritas Keselamatan Maritim Australia, Carly Lusk, mengatakan, “Pesawat pertama regu penyelamat melemparkan pelampung dan perahu karet bagi korban.” Ia menambahkan, sebanyak 238 korban berhasil diselamatkan.

Koordinator regu penyelamat, Kapten Nurur Rahman, belum mengkonfirmasikan kepastian jumlah penumpang yang berada dalam kapal nahas tersebut. “Saya belum bisa memastikan apakah benar terdapat 350 penumpang di feri itu,” ujarnya.

Pencarian korban kemungkinan ditunda sampai Jumat karena buruknya cuaca. Ia mengatakan sampai kini belum ada lagi korban yang ditemukan. “Saya berharap semakin banyak korban selamat yang ditemukan,” kata Rahman.

Korban selamat sebagian menderita luka ringan, walaupun terdapat seorang korban yang mengalami patah tulang.

Sementara itu, perusahaan yang menjadi operator Kapal Rabaul Queen belum mau memberikan keterangan terkait kecelakaan.
Kapal Feri Tenggelam di Papua Nugini, 100 Orang Masih Hilang
Sydney - Regu penyelamat masih mencari 100 orang yang masih hilang saat tenggelamnya kapal MV Rabual Queen di Papua Nugini. Sejauh ini regu penyelamat telah berhasil menyelamatkan 238 korban dari 350 penumpang kapal.

Menurut Lembaga Keselamatan Maritim Australia (AMSA), kapal tersebut tenggelam saat berjarak 16 kilometer dari lepas pantai dan para korban yang selamat telah berada di sebelah timur Kota Lae.

"Lima kapal, dengan total 238 korban yang berada di atas kapal, melanjutkan pejalan menuju Lae dengan kapal yang pertama tiba lama setelah pukul 01.00 dini hari," ujar AMSA, seperti diberitakan AFP,Jumat (3/1/2012).

"Para penumpang yang dipindahkan ke Lae di bawah koordinasi pemerintah PNG," tambahnya.

AMSA menambahkan, tiga kapal masih berada di tempat kejadian untuk melanjutkan pencarian dan dibantu oleh dua pesawat Australia dan dua helikopter lokal.

Pemilik kapal mengatakan pihaknya kehilangan kontak dengan MV Rabaul Ratu saat melakukan perjalanan antara Kimbe dan Lae.

Dalam sebuah pernyataan pemilik kapal, terdapat 350 penumpang dan 12 awak yang berada di atas buatan Jepang itu. Para penumpang adalah penduduk lokal Papua Nugini dan pelajar yang hendak menuju Lae.

Perusahaan itu mengatakan masih belum mengetahui secara penyebab kapal tersebut tenggelam. "Ini dipahami bahwa kapten feri rutin melakukan kontak dengan kapal lain sebelum tenggelam," kata perusahaan tersebut.

"Tampaknya tidak ada indikasi gangguan selama komunikasi ini." jelasnya. Dikatakanya, mereka mulai sadar ada yang tidak beres saat kapal tidak terlihat di dalam radar. (fiq/rdf).

READ MORE - Feri Papua Nugini Berpenumpang 350 Orang Tenggelam

‘Si Jago Merah’ Ngamuk, Mobil Pemadam Diteriaki


JAYAPURA - ‘Si jago merah mengamuk’ enam (6) unit rumah toko (ruko) maupun kios, di Kompleks Bumi Cenderawasih (Bucend) II Entrop, ludes terbakar. Musibah kebakaran ini terjadi Rabu (01/02) kemarin sore sekitar pukul 15.10 WIT.
Sumber api diduga berasal dari salah satu tempat usaha yang dijadikan bengkel, kemudian menyebar ke beberapa kios maupun ruko, dimana sampai berita ini diturunkan belum diketahui siapa pemiliknya.
Peristiwa kebakaran ini sempat membuat jalanan di sepanjang jalan raya Kompleks Bucend II atau Ardipura Bawah menjadi macet total selama satu jam setengah dan menjadi tontonan warga yang ingin datang melihat musibah kebakaran tersebut.
Berdasarkan Pantauan Bintang Papua, saat api sudah berkobar tinggi atau sekitar setengah jam kemudian mobil pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Jayapura yang berada di Distrik Jayapura Selatan ini datang ke lokasi, namun sagat disayangkan oleh warga, dikarenakan mobil Damkar tersebut tidak bisa berfungsi alias rusak, semprotan air dari mobil Damkar tersebut tidak bisa mengeluarkan air guna memadamkan kobaran api yang sudah membesar.
Mobil Damkar yang tidak bisa berfungsi ini langsung mendapatkan cemohan warga yang ada di sekitar lokasi kebakaran dan menyuruhnya pulang saja. “Untuk apa kalian (mobil Damkar) datang, yang hanya Cuma menambah kekecewaan dan kemarahan kepada kami disini,” kata salah satu warga yang tidak mau namanya di korankan. Yang sangat disanyangakn warga ternyata lokasi kebakaran itu tidak jauh dari tempat ‘Markasnya’ Mobil Pemadam milik Kota Jayapura. Kalau musibah dekat saja seperti ini tidak bisa diatasi lantas bagaimana kalau kejadiannya di luar Entrop. “Harusnya mobil pemadam seperti itu selalu siap di tempat, kalau tidak apa gunanya dibeli pemerintah,”jelas warga lainnya.. Saat itu juga korban kebakaran bersama warga sekitar serta dibantu oleh aparat kepolisian bahu membahu untuk memadamkan api yang sudah membesar dan menjalar ke sudut-sudut lainnya, tak lama kemudian mobil Water Cannon dari Polresta Kota Jayapura dan empat unit mobil tangki air, juga datang untuk membantu memadamkan kobaran api yang semakin membesar, sehingga kobaran api sudah agak mengecil.
Ketika Bintang Papua hendak menanyakan mengenai musibah kebakaran ini kepada salah satu korban, tapi korban enggan memberikan komentar dan korban terus menangisi, yang tak disangka tempat usaha butiknya juga ikut terbakar.
Kebakaran ini begitu cepat terjadi, dikarenakan semua bahan-bahan yang ada baik di rumah toko maupun kios tersebut merupakan barang-barang yang mudah terbakar contohnya yang diduga api berasal dari bengkel ini didalamnya banyak tersimpan bahan bakar minyak (BBM) maupun yang terbuat dari bahan karet seperti oli dan ban.
Sedangkan di beberapa tempat lain yang juga ikut dilalap si jago merah merupakan barang-barang yang mudah terbakar di tempat sablon, penjahit maupun butik, dimana barang-barangnya mudah terbakar seperti tinta, kain maupun pakaian jadi.
Sementara itu, saksi Citra (30) Ibu Rumah Tangga (IRT) mengatakan, saat itu dirinya berada didalam dapur mendengar suara gaduh dari luar sekitar pukul 15.10 WIT dan langsung keluar dari dapur melihat apa yang terjadi sebenarnya, namun dirinya kaget bahwa telah terjadi peristiwa kebakaran yang tak jauh dari arah rumahnya.
“Saya yang berada di dapur mendengar suara gaduh dan ribut dari luar rumah, ketika itu juga saya keluar dari dapur melihat asap hitam sudah mengepul dan kobaran api sudah sangat besar sekali dan saya kembali masuk kedalam rumah lagi untuk memberitahukan kepada suami dan anak-anak saya adanya musibah kebakaran yang tak jauh dari rumah kami, setelah itu suami saya menyuruh keluar dari rumah dengan membawa anak-anak dan suami yang keluar rumah belakangan dengan membawa keluar barang-barang berharga milik kami,” tutur Citra yang dimana rumahnya selamat dari musibah kebakaran ini.
Kerugian dari kebakaran ini ditaksir sekitar ratusan juta rupiah, diantaranya rumah toko (Ruko) yang ikut terbakar ini baru saja selesai dibangun dengan dua lantai, kios kelontongan, begkel motor, sablon, penjahit dan butik Lily bangunan dengan dua lantai dan sampai berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari pihak kepolisian. (CR-36/don/l03)
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - ‘Si Jago Merah’ Ngamuk, Mobil Pemadam Diteriaki