Jumat, 06 Januari 2012

Bencana Alam-Banjir Bengawan Solo Ancam Jatim


Beberapa warga Solo memilih bertahan di tenda pengungsian yang berada di atas tanggul bantaran sungai Bengawan Solo, kemarin.


BOJONEGORO,SINDO
– Banjir luapan Bengawan Solo, Jawa Tengah (Jateng), mengancam daerah hilir di Provinsi Jawa Timur (Jatim) mulai Bojonegoro,Tuban, Lamongan hingga Gresik.Indikator ancaman adalah ketinggian air pada papan duga di Jurug Solo yang mencapai 10,24 meter (siaga III).

”Banjir luapan Bengawan Solo di Solo,Jateng,terjadi akibat hujan di daerah setempat, bukan dari buangan air Waduk Gajah Mungkur,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Agus Bachtiar kemarin. Dia memperhitungkan,perjalanan air banjir yang terjadi di Solo, Jateng, akan merambah kawasan Bojonegoro dalam waktu 40 jam.

Berdasarkan perhitungan itu, air Bengawan Solo di Bojonegoro mengalami peningkatan secara signifikan sejak tadi malam. Dalam mengantisipasi luapan banjir Bengawan Solo di daerah hilir,Jatim,akibat turunnya banjir di Solo tersebut, pintu sudetan Sedayu lawas di Lamongan,yang mampu mengalirkan air Bengawan Solo, sudah dibuka.Dengan demikian, air Bengawan Solo, selain dialirkan melalui saluran utama di Sembayat, Gresik, juga dibuang ke laut Jawa melalui sudetan sepanjang 13,4 km itu.

”Dengan kondisi Bengawan Solo di hilir sekarang ini,(yaitu) airnya masih kosong, kemungkinan bertambahnya debit air banjir yang terjadi terkendali sepanjang tidak terjadi hujan,” katanya. Dia menggambarkan, banjir besar yang terjadi pada akhir 2008 dan awal 2009, ketinggian air di Jurug,Solo,mencapai 11 meter lebih dan dalam waktu bersamaan ketinggian air di Ndungus, Ngawi, juga mencapai 11 meter lebih.

Jajaran instansi terkait yang menangani masalah banjir di daerah hilir tetap diminta waspada menghadapi ancaman banjir setelah melihat kondisi yang terjadi di Solo, Jateng. Alasannya, kalau dalam waktu bersamaan di daerah hulu dan hilir terjadi hujan, bisa timbul banjir besar. ”Yang jelas melihat perkembangan air banjir di daerah hulu Jateng, kita semua tetap harus waspada,” katanya menegaskan.

Sementara itu, bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jateng hingga kemarin belum sepenuhnya surut. Bahkan di Kabupaten Pekalongan, banjir kemarin merendam 827 rumah di Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto.Selama sepekan ini, banjir telah melanda 10 kabupaten/kota. Tak hanya merendam ribuan rumah,banjir tersebut juga merusak ribuan hektare areal persawahan.

Para petani pun terancamgagalpanenkarenapadinya terendam air.Atas kondisi ini,pemerintah siap membantu petani yang merugi tersebut. Pemerintah menjanjikan bantuan hingga Rp3,7 juta per hektare (ha) bagi petani yang mengalami gagal panen atau puso akibat tanaman padinya hancurdilandabanjir.

Definisigagal panen adalah tanaman padinya rusak sekitar 75%.“Perincian bantuan itu, Rp2,6 juta untuk bantuan pengolahan lahan dan Rp1,1 juta untuk pupuk,“ ujar Menteri Pertanian (Mentan) Suswono di sela acara Panen Pedet di Wonogiri kemarin. abdul alim/sumarno/m rokib.

________________
Alam dan Adat Bicara
READ MORE - Bencana Alam-Banjir Bengawan Solo Ancam Jatim