Senin, 16 Januari 2012

Prakiraan Cuaca Kota-kota Besar di Pulau Jawa, Senin (16/1)

REPUBLIKA.CO.ID, Berikut prakiraan cuaca kota-kota besar di Pulau Jawa, Senin (16/1):


1. Jakarta : Hujan Sedang
Suhu : 23 - 32 °C

2. Serang: Hujan Sedang
Suhu : 24 - 31 °C

3. Bandung: Hujan Sedang
Suhu : 22 - 26 °C

4. Semarang: Hujan Lebat
Suhu : 23 - 31 °C

5. Yogyakarta: Hujan Sedang
Suhu : 23 - 30 °C

6. Surabaya: Hujan Sedang
Suhu : 24 - 32 °C.

--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Prakiraan Cuaca Kota-kota Besar di Pulau Jawa, Senin (16/1)

Waspadai Gelombang Besar di Laut Jawa

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Badan Meteorologi Kliminologi dan GeOfisika (BMKG) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengimbau pelaut waspada gelombang besar di perairan Laut Jawa.

"Besarnya gelombang laut jawa diakibatkan kencangnya tipuan angin yang melintasi perairan tersebut, dan gelombang saat ini mencapai 3 meter," kata Kepala BMKG Hidayat di Palangka Raya, Ahad.

Menurutnya, semua pelayaran yang melintasi perairan itu kapal diharapkan berhati-hati dan selalu melihat perkembangan cuaca. Pihaknya juga mengimbau nelayan juga berhati-hati saat melaut.

Ini penting karena gelombang laut tidak menentu dari 2-3 meter, sehingga sangat berbahaya bagi nelayan yang menggunakan perahu kecil. Sedangkan curah hujan di Provinsi Kalteng normal karena wilayah penghujan sudah beralih ke daerah selatan seperti Bali, Jawa dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Diprediksikannya, hujan akan menguyur Kalteng pada Maret hingga April 2012 dan masyarakat diminta waspada karena bisa saja terjadi banjir dengan curah hujan tinggi yaitu daerah aliran sungai (DAS) Barito.

Hidayat memprediksi musim kemarau berkisaran pada Juni-Juli 2012, bahkan keadaannya akan sama pada tahun 2011 yang lalu dimana beberapa daerah akan mengalami kekeringan dan terjadi terbakarnya lahan. "Untuk itu saya imbau masyarakat menjaga lahannya dari sekarang, jangan sampai terjadi kebakaran tahun 2011 terulang kembali pada tahun 2012," katanya.
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber: antara.
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Waspadai Gelombang Besar di Laut Jawa

Hujan Deras, Tiga Rumah Tertimbun Tanah Longsor


INILAH.COM, Magelang - Sebanyak tiga rumah warga Desa Sriwedari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tertimbun tanah longsor, setelah kawasan ini diguyur hujan sekitar tiga jam.

Berdasarkan pantauan di Magelang, Senin (16/1/2012), tiga rumah yang tertimbun tanah longsor tersebut berada di dua dusun berbeda yakni milik Unartin (40) warga Dusun Santan dan rumah Kartudi (46) serta Ponijah (60) warga Dusun Jumbleng, Desa Sriwedari.

Rumah milik Unartin dan Kartudi tersapu longsoran hingga rata dengan tanah, sedangkan rumah Ponijah tertimbun bagian samping dan depan.

Saat kejadian pada Minggu (15/1) malam sekitar pukul 18.30 WIB, keluarga Unartin dan Ponijah sedang bepergian.

Salah satu pemilik rumah, Kartudi mengatakan, sebelum tebing setinggi 20 meter tersebut longsor, pada Minggu sore terjadi hujan deras. "Karena melihat kondisi mengkhawatirkan, sebelum longsor kami telah mengungsi ke tempat saudara," katanya.

Ia berharap mendapat bantuan dari pemerintah karena rumahnya telah hancur tertimpa longsoran.

Pada Senin pagi masyarakat dibantu sejumlah anggota TNI dan tim SAR Kabupaten Magelang terlihat menyingkirkan puing-puing reruntuhan dan mengevakuai barang yang masih bisa diselamatkan. Para korban saat ini ditampung di rumah saudara mereka. [ant].
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Hujan Deras, Tiga Rumah Tertimbun Tanah Longsor

Hadapi Cuaca Buruk, KKP Sediakan Rp800 Miliar Bantu Nelayan

JAKARTA--MICOM: Cuaca buruk hingga gelombang tinggi membuat nelayan enggan melaut membuat penghasilan dan produksi ikan menurun.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencadangkan Rp800 miliar untuk bantuan kepada nelayan yang mengalami gangguan cuaca buruk.

"KKP mengalokasikan dana-dana mendadak melalui bantuan langsung nelayan (BLN) sehingga mereka bisa mencari usaha-usaha lain di daratan. BLN ini besar sekitar Rp800 miliar. Kami hanya akan memilih daerah-daerah yang terkena bencana gelombang tinggi."

Itu dikatakan Menteri KKP Cicip Sharif Sutardjo dalam seminar pemetaan logistik dan distribusi industrialisasi perikanan, Senin (16/1).

Untuk menyalurkan bantuan tersebut, Cicip masih menunggu laporan dari pemerintah daerah setempat yang memberikan data daerahnya terkena dampak gelombang tinggi dan cuaca buruk.
Cicip menunggu laporan tersebut hingga akhir minggu ini.

"Kami hanya akan memilih daerah-daerah yang terkena bencana gelombang tinggi. Daerah itu yang sedang kami inventarisasi. Kami meminta pemda memberikan laporannya kepada kami minggu ini karena harus cepat disalurkan," tambah Cicip.

Bantuan kepada nelayan yang gagal melaut itu masih dikaji KKP berupa uang tunai atau modal usaha. Besaran bantuan yang akan disalurkan pun belum dapat disebutkan. (Fid/OL-5).
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Hadapi Cuaca Buruk, KKP Sediakan Rp800 Miliar Bantu Nelayan

Longsor di Ponorogo Putuskan Jalan Desa

INILAH.COM, Ponorogo - Bencana tanah longsor menghantam sejumlah wilayah di Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Di Desa Baosan Lor, satu buah rumah Ngrayun rata dengan tanah dan di Dusun Tunjungan, Desa Ngrayun material longsoran menutup jalan desa sepanjang 50 meter lebih.

Ketua Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Ponorogo, Siswanto mengatakan, saat ini pihaknya masih berusaha membersihakan material longsoran yang kebanyakan berupa tanah, batu dan pepohonan.

"Longsor ini terjadi karena tanah sudah tidak bisa lagi menampung debit air hujan. Dan saat ini kami masih kesulitan dalam menyingkirkan material longor. Karena sejumlah alat berat tidak bisa masuk ke lokasi," ujarnya, Senin (16/1/2012).

Siswanto menambahkan, proses pembukaan akses jalan menuju Desa Mrayan dan Wonodadi dilakukan secara manual yang melibatkan muspika, satuan Taruan Tanggap Bencana (Tagana), TNI, dan warga setempat menggunakan peralatan seadanya.

Selain longsor yang menutup akses jalan antar desa, bencana serupa juga meratakan sebuah rumah milik Darmani, warga Dusun Krajan, Desa Baosan Lor. Beruntung, ketika peristiwa itu terjadi, keluarga Darmani terlebih dahulu lari menyelamatkan diri.

"Sebelum kejadian pemilik rumah sempat mendengar suara bergemuruh. Kemudian ia langsung mengajak seluruh penghuni rumah untuk keluar dari rumah. Setelah beberapa saat berada di luar rumah mereka langsung longsor," tuturnya.

Dari data BPBD dari awal tahun sampai pertengahan Januari ini di wilayah Kabupaten Ponorogo telah terjadi sekitar 15-20 kali bencana tanah longsor. Dimana separuhnya terjadi di Kecamatan Ngrayun. Sisanya terjadi di empat kecamatan lain. Yakni Kecamatan Sawo, Slahung, Ngebel, dan Soko. [beritajatim.com].
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Longsor di Ponorogo Putuskan Jalan Desa

Gempa 5,4 SR Guncang Sulawesi Utara

INILAH.COM, Jakarta - Gempa berkekuatan 5.4 Skala Richter (SR) mengguncang Sulawesi Utara, Senin, 16 Januari 2012 pukul 17.26 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, gempa dengan kedalaman 29 Km ini terjadi pada 156 km Tenggara Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara. [mvi].

--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Gempa 5,4 SR Guncang Sulawesi Utara

Banjir Banten Menelan Empat Korban Jiwa

Liputan6.com, Lebak: Banjir besar di Lebak, Banten, yang disebabkan meluapnya Sungai Ciujung telah menelan empat korban jiwa. Satu korban hanyut terbawa arus Sungai Ciujung di sekitar Kota Rangkasbitung, Ahad (15/1) petang.
Menurut saksi, korban hanyut bernama Mukhtar hanyut saat berusaha melompat dari tempatnya berdiri di bantaran Sungai Ciujung ke sebuah rakit bambu. Namun pencarian yang dilakukan petugas tak berhasil menemukan jasad Mukhtar.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Lebak sejak tiga hari terakhir juga dilaporkan menewaskan dua warga Kecamatan Wanasalam. Sementara di Kecamatan Lebak Gedong, seorang warga dilaporkan meninggal akibat tertimbun longsor.
Sejauh ini hujan masih sesekali mengguyur wilayah Lebak meski ketinggian air Sungai Ciujung berangsur surut. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Lebak, jumlah rumah yang terendam tercatat 5.146 unit, 15 di antaranya rusak berat.(JUM).
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Banjir Banten Menelan Empat Korban Jiwa

Ada Delapan Celah Seismik Rawan Tsunami

REPUBLIKA.CO.ID,PACITAN -- Sedikitnya ada delapan kawasan "seismik gap" (celah seismik) di Indonesia yang saat ini berpotensi mengalami gempa besar dan berpotensi tsunami. "Delapan celah seismik yang berpotensi tsunami itu terbentang Pulau Sumatera, Jawa, hingga pulau-pulau di sekitar Nusa Tenggara Timur," terang Direktur Pesisir dan Kelautan KKP Soebandono Diposaptono, Ahad (15/1)
Ia menjelaskan, celah seismik pertama berada di sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Barat.
Celah sisimik di wilayah ini menurut analisa Soebandono, terpicu oleh gempa bumi berkekuatan 9,1 skala richter (SR) yang menyebabkan tsunami di Aceh pada tahun 2004 dan gempa Bengkulu tahun 2007.
Sedangkan celah kedua terbentang mulai Lampung sampai sekitar Pantai Pangandaran, Jawa Barat (Jabar).
"Kabupaten Pacitan masuk di celah ketiga, sejajar dengan Cilacap, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Trenggalek. Celah tersebut merupakan berada di antara peristiwa tsunami Jatim tahun 1994 dan tsunami Jabar tahun 2006," paparnya.
Ke arah timur, celah seismik berada di sekitar Provinsi Bali dan muncul karena gempa di Banyuwangi pada 1994 silam dan Sumbawa Timur tahun 1977. Celah tersebut menurut Soebandono, memanjang sampai ke Samudera Pasifik.
"Kemudian di Selat Ambon, yang Halmahera itu. Tapi jangan lupa juga yang di utara Flores. 'Flores Back Arch' yang menimbulkan tsunami Flores tahun 1992," imbuhnya.
Berdasarkan catatan KKP, sejak tahun 1600 hingga saat ini telah terjadi 110 kali tsunami di berbagai kawasan pesisir yang berada di jalur pertemuan lempeng, yakni lempeng Eurasia - Indo Australia serta lempeng Eurasia - Pasifik. "Yang harus dicatat, frekwensi tsunami sejak kurun tahun 1960 hingga sekarang justru meningkat. Total sudah terjadi 23 kali tsunami pada kurun 50 tahun terakhir," katanya.
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat
READ MORE - Ada Delapan Celah Seismik Rawan Tsunami

BENCANA ALAM Jabodetabek Masih Akan Diganggu Banjir


JALAN TOL LUMPUH - Warga melintas di depan truk yang terperosok di Km-59 Jalan Tol Jakarta-Merak, di Desa Undar-Andir, Kecamatan Ciujung, Serang, Banten, Minggu (15/1). Tol Jakarta-Merak lumpuh total sejak Sabtu (14/1) malam, akibat luapan Sungai Ciujung hingga merendam jalan tol sepanjang 2 kilometer dengan kedalaman 1-2 meter. (Antara).

SERANG (Suara Karya): Dalam sepekan ke depan ini, hujan potensial terus mengguyur Jabodetabek. Dengan tingkat curah hujan yang cenderung meningkat, sejumlah daerah langganan banjir di Jabodetabek pun--terutama di belahan selatan--kemungkinan besar tergenang.
Menurut Kepala Sub Bidang Informasi Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto, kemarin, di Jakarta, wilayah selatan Jabodetabek saat ini sudah masuk puncak musim hujan. Karena itu, menurutnya, kejadian hujan tidak bisa lagi diprediksi. Hujan bisa terjadi setiap saat. "Tentu potensi banjir pun sangat besar," katanya.
Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Serang, Banten, Sabtu-Minggu, mengakibatkan banjir bandang di dua belas kecamatan. Banjir luapan Sungai Ciujung mengakibatkan akses jalan Tol Tangerang-Merak Kilometer (Km) 25 lumpuh total.
Berdasarkan pemantauan, Minggu sampai pukul 16.00 WIB, jalan Tol Jakarta-Merak masih lumpuh. Ketinggian air di lokasi banjir rata-rata masih 30-50 cm. Bahkan di luar jalan tol genangan air lebih tinggi lagi.
Humas PT Marga Mandala Sakti Indra Wijaya saat dihubungi, Minggu malam, mengatakan, banjir terjadi sejak pukul 03.00 dini hari, Minggu. Bahkan ketinggian air saat itu mencapai semeter lebih.
Akibat jalan tol tergenang, arus kendaraan dialihkan ke jalan negara (jalan bukan tol). Dari Jakarta, arus kendaraan keluar di Balaraja Barat, sedangkan dari arah Merak keluar di Serang Timur. Akibat pengalihan arus lalu lintas itu, jalan raya Serang-Jakarta yang selama ini sudah padat menjadi macet.
"Satu lajur jalan tol kami gunakan untuk menampung warga, karena permukiman mereka kebanjiran. Sedangkan kendaraan dari Jakarta keluar gerbang Balaraja dan dari arah Merak harus balik arah atau keluar Serang," kata Indra.
Operator jalan tol belum menghitung nilai kerugian akibat banjir itu. Indra menyebutkan, banjir kali hampir sama dengan kejadian tahun 2001. "Kami sudah meminta bantuan Pemprov Banten untuk penanganan warga di sekitar jalan tol," ujarnya.
Menurut ekonom Ahmad Erani Yustika, banjir yang menggenangi jalan tol Tangerang-Merak membuat arus barang dari Jawa ke Sumatera terhambat. Itu, katanya, jelas berdampak memicu kelangkaan barang di daerah-daerah tujuan. Akibatnya pula, bisa dipastikan harga barang terkerek naik.
"Ini memang sudah menjadi hukum ekonomi. Karena itu, pemerintah harus menjaga pasokan barang agar harga-harga bisa tetap stabil," ujarnya.
Erani menekankan, banjir yang melanda di sejumlah wilayah di Tanah Air sekarang ini jelas berdampak luas terhadap kehidupan ekonomi nasional. Menurut dia, kemacetan lalu lintas akibat banyaknya jalan raya yang tergenang banjir menjadikan biaya transportasi yang ditanggung pelaku usaha jadi membengkak.
"Jika kondisi ini berlangsung cukup lama, dan arus barang sampai terhenti, maka kerugian pelaku usaha bisa mencapai miliaran rupiah," katanya.
Karena itu, banjir yang terjadi setiap tahun itu hendaknya menjadi fokus perhatian pemerintah. Infrastruktur jalan dan pelabuhan, dalam kaitan ini, harus segera dibenahi. Dengan demikian, kerugian ekonomi akibat banjir dan kemacetan lalu lintas bisa diminimalisasi.
Erani menyayangkan sikap pemerintah yang selalu menyalahkan kondisi alam terkait bencana banjir seperti sekarang ini.
Padahal jika infrastruktur dibenahi dengan baik, katanya, banjir dan genangan air di jalan bisa diminimalisasi atau bahkan dihilangkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Banten Nandi Mulya mengatakan, ribuan warga di 12 kecamatan yang tersebar di sekitar daerah aliran Sungai Ciujung harus diungsikan ke tempat-tempat aman karena luapan air nya mencapai ketinggian 1 sampai 3 meter di tempat yang rendah.
"Kami sudah menurunkan bantuan berupa puluhan ton beras, obat-obatan, dan makanan," kata Nandi. Menurut dia, warga terpaksa ditampung sementara di masjid-masjid, sekolah, balai desa, dan di rumah warga yang tidak kebanjiran.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten Suyadi Wiraatmaja mengatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan evakuasi terhadap ratusan warga yang dilanda banjir. Berbagai bantuan juga sudah diberikan, khususnya berupa kebutuhan pokok dan obat-obatan.
"Ratusan warga sementara ini ditampung di jalan tol karena pemukiman mereka terendam," ucap Suyadi. Sebagian besar warga yang mengungsi di jalan tol itu merupakan warga Kampung Undar-andir, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang.
Sementara itu, lima desa di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, terendam banjir setinggi 1 meter akibat jebolnya tanggul Sungai Cidurian. "Banjir sudah terjadi sejak kemarin, dan hingga pagi ini belum juga surut," kata Sekretaris Camat Kresek Martono di Tangerang, Minggu kemarin.
Mengenai korban jiwa, Martono belum dapat memastikannya, karena sejumlah akses jalan juga terendam banjir. Dia berharap Pemkab Tangerang memberi bantuan, terutama perahu karet yang aman dibutuhkan untuk mobilitas pemantauan dan pendataan korban banjir.
Di lain pihak, Bupati Lebak H Mulyadi Jayabaya mewanti-wanti satuan kerja perangkat daerah (SKPD) agar korban jangan sampai dilanda kelaparan dan terserang berbagai penyakit. "Semua SKPD harus membantu para korban banjir dengan menyediakan makanan dan pelayanan kesehatan," katanya saat meninjau lokasi penampungan banjir di Gedung Juang Rangkasbitung.
Mulyadi juga mengatakan, banjir kali ini lebih besar dibanding awal tahun lalu. Dia meminta warga agar waspada jika hujan berlangsung lama karena wilayah Kabupaten Lebak merupakan langganan banjir tahunan.
Berdasarkan keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, banjir melanda Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, Kalanganyar, Cileles, Cimarga, Leuwidamar, Wanasalam, Banjarsasri, dan Cijaku. "Dari sembilan kecamatan itu diperkirakan 3.000 sampai 4.000 rumah terendam banjir," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak Muklis.
Sementara itu, di Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, seorang warga dilaporkan tewas tertimbun longsoran tanah setinggi 20 meter saat hujan hujan deras melanda wilayah tersebut.
"Warga yang meninggal dunia itu diketahui bernama Anam bin Aman (47), yang sehari-hari bekerja sebagai penggembala kerbau," kata Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Kecamatan Lebak Gedong Saeful.

Tujuh kecamatan di Lamongan, Jawa Timur, juga dilanda banjir dahsyat akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo. Pemkab Lamongan mengumumkan siaga satu di tujuh kecamatan yang dilintasi sungai terpanjang di Jawa itu. Ketujuh kecamatan itu masing-masing Babat, Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Karangbinangun, dan Glagah. (Bayu/Antara/Yon Parjiyono).
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat

READ MORE - BENCANA ALAM Jabodetabek Masih Akan Diganggu Banjir

Bencana Alam di Lebak, 3 Orang Tewas



[LEBAK] Bencana alam di Kabupaten Lebak, Banten, menewaskan tiga orang, di antaranya seorang tertimbun longsor dan dua orang terseret arus sungai.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Muklis, Senin (16/1), mengatakan, korban bencana alam tersebut tercatat tiga orang meninggal dunia berdasarkan laporan dari kecamatan.

Ketiga orang itu adalah Jarhudi (62) warga Bejod, Kecamatan Wanasalam, terseret air sungai Cibinungeun dan Anam (47) warga Lebaksangka, Kecamatan Lebak Gedong tertimbun longsoran tanah.

Sedangkan, Muktar (20) warga Kelurahan Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung hilang setelah terseret air Sungai Ciujung.

Saat ini, kata dia, tim penolong dari Brimob Polda Banten dan Tagana Lebak masih melakukan pencarian dengan menyisir sungai. "Kami terus melakukan penyisiran untuk mencari jasad Muktar, yang sehari-hari sebagai penambang pasir itu," ujarnya.

Menurut dia, ketiga korban bencana alam itu, dua di antaranya sudah dimakamkan oleh keluarganya. Pemerintah daerah mengimbau masyarakat yang tinggal di tempat rawan banjir dan lonsor agar meningkatkan kewaspadaan selama puncak hujan Januari-Februari untuk menghindari korban jiwa.

"Dengan imbauan ini, tentu diharapkan tidak menimbulkan korban jiwa yang disebabkan bencana banjir dan longsor," ujarnya.

Sementara itu, Camat Lebakgedong Vidia Indera mengatakan, pihaknya terus melakukan imbauan-imbauan terhadap masyarakat untuk menghindari jatuh korban jiwa karena wilayahnya sangat rawan longsoran tanah.

Sebagian besar topografi Kecamatan Lebakgedong berbukit-bukit dan pegunungan, sehingga sewaktu-waktu bisa terjadi longsoran tanah, terlebih pada musim hujan.

Selain itu juga warga diminta menjauhkan diri dari tebing atau perbukitan jika hujan terus menerus guna menghindari korban longsor.

"Kebanyakan korban jiwa di sini warga yang sedang berteduh atau istirahat di lokasinya dekat tebing, tiba-tiba terjadi longsoran tanah," katanya. [Ant/L-8].
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat

READ MORE - Bencana Alam di Lebak, 3 Orang Tewas