Senin, 16 Januari 2012

BENCANA ALAM Jabodetabek Masih Akan Diganggu Banjir


JALAN TOL LUMPUH - Warga melintas di depan truk yang terperosok di Km-59 Jalan Tol Jakarta-Merak, di Desa Undar-Andir, Kecamatan Ciujung, Serang, Banten, Minggu (15/1). Tol Jakarta-Merak lumpuh total sejak Sabtu (14/1) malam, akibat luapan Sungai Ciujung hingga merendam jalan tol sepanjang 2 kilometer dengan kedalaman 1-2 meter. (Antara).

SERANG (Suara Karya): Dalam sepekan ke depan ini, hujan potensial terus mengguyur Jabodetabek. Dengan tingkat curah hujan yang cenderung meningkat, sejumlah daerah langganan banjir di Jabodetabek pun--terutama di belahan selatan--kemungkinan besar tergenang.
Menurut Kepala Sub Bidang Informasi Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto, kemarin, di Jakarta, wilayah selatan Jabodetabek saat ini sudah masuk puncak musim hujan. Karena itu, menurutnya, kejadian hujan tidak bisa lagi diprediksi. Hujan bisa terjadi setiap saat. "Tentu potensi banjir pun sangat besar," katanya.
Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Serang, Banten, Sabtu-Minggu, mengakibatkan banjir bandang di dua belas kecamatan. Banjir luapan Sungai Ciujung mengakibatkan akses jalan Tol Tangerang-Merak Kilometer (Km) 25 lumpuh total.
Berdasarkan pemantauan, Minggu sampai pukul 16.00 WIB, jalan Tol Jakarta-Merak masih lumpuh. Ketinggian air di lokasi banjir rata-rata masih 30-50 cm. Bahkan di luar jalan tol genangan air lebih tinggi lagi.
Humas PT Marga Mandala Sakti Indra Wijaya saat dihubungi, Minggu malam, mengatakan, banjir terjadi sejak pukul 03.00 dini hari, Minggu. Bahkan ketinggian air saat itu mencapai semeter lebih.
Akibat jalan tol tergenang, arus kendaraan dialihkan ke jalan negara (jalan bukan tol). Dari Jakarta, arus kendaraan keluar di Balaraja Barat, sedangkan dari arah Merak keluar di Serang Timur. Akibat pengalihan arus lalu lintas itu, jalan raya Serang-Jakarta yang selama ini sudah padat menjadi macet.
"Satu lajur jalan tol kami gunakan untuk menampung warga, karena permukiman mereka kebanjiran. Sedangkan kendaraan dari Jakarta keluar gerbang Balaraja dan dari arah Merak harus balik arah atau keluar Serang," kata Indra.
Operator jalan tol belum menghitung nilai kerugian akibat banjir itu. Indra menyebutkan, banjir kali hampir sama dengan kejadian tahun 2001. "Kami sudah meminta bantuan Pemprov Banten untuk penanganan warga di sekitar jalan tol," ujarnya.
Menurut ekonom Ahmad Erani Yustika, banjir yang menggenangi jalan tol Tangerang-Merak membuat arus barang dari Jawa ke Sumatera terhambat. Itu, katanya, jelas berdampak memicu kelangkaan barang di daerah-daerah tujuan. Akibatnya pula, bisa dipastikan harga barang terkerek naik.
"Ini memang sudah menjadi hukum ekonomi. Karena itu, pemerintah harus menjaga pasokan barang agar harga-harga bisa tetap stabil," ujarnya.
Erani menekankan, banjir yang melanda di sejumlah wilayah di Tanah Air sekarang ini jelas berdampak luas terhadap kehidupan ekonomi nasional. Menurut dia, kemacetan lalu lintas akibat banyaknya jalan raya yang tergenang banjir menjadikan biaya transportasi yang ditanggung pelaku usaha jadi membengkak.
"Jika kondisi ini berlangsung cukup lama, dan arus barang sampai terhenti, maka kerugian pelaku usaha bisa mencapai miliaran rupiah," katanya.
Karena itu, banjir yang terjadi setiap tahun itu hendaknya menjadi fokus perhatian pemerintah. Infrastruktur jalan dan pelabuhan, dalam kaitan ini, harus segera dibenahi. Dengan demikian, kerugian ekonomi akibat banjir dan kemacetan lalu lintas bisa diminimalisasi.
Erani menyayangkan sikap pemerintah yang selalu menyalahkan kondisi alam terkait bencana banjir seperti sekarang ini.
Padahal jika infrastruktur dibenahi dengan baik, katanya, banjir dan genangan air di jalan bisa diminimalisasi atau bahkan dihilangkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Banten Nandi Mulya mengatakan, ribuan warga di 12 kecamatan yang tersebar di sekitar daerah aliran Sungai Ciujung harus diungsikan ke tempat-tempat aman karena luapan air nya mencapai ketinggian 1 sampai 3 meter di tempat yang rendah.
"Kami sudah menurunkan bantuan berupa puluhan ton beras, obat-obatan, dan makanan," kata Nandi. Menurut dia, warga terpaksa ditampung sementara di masjid-masjid, sekolah, balai desa, dan di rumah warga yang tidak kebanjiran.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten Suyadi Wiraatmaja mengatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan evakuasi terhadap ratusan warga yang dilanda banjir. Berbagai bantuan juga sudah diberikan, khususnya berupa kebutuhan pokok dan obat-obatan.
"Ratusan warga sementara ini ditampung di jalan tol karena pemukiman mereka terendam," ucap Suyadi. Sebagian besar warga yang mengungsi di jalan tol itu merupakan warga Kampung Undar-andir, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang.
Sementara itu, lima desa di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, terendam banjir setinggi 1 meter akibat jebolnya tanggul Sungai Cidurian. "Banjir sudah terjadi sejak kemarin, dan hingga pagi ini belum juga surut," kata Sekretaris Camat Kresek Martono di Tangerang, Minggu kemarin.
Mengenai korban jiwa, Martono belum dapat memastikannya, karena sejumlah akses jalan juga terendam banjir. Dia berharap Pemkab Tangerang memberi bantuan, terutama perahu karet yang aman dibutuhkan untuk mobilitas pemantauan dan pendataan korban banjir.
Di lain pihak, Bupati Lebak H Mulyadi Jayabaya mewanti-wanti satuan kerja perangkat daerah (SKPD) agar korban jangan sampai dilanda kelaparan dan terserang berbagai penyakit. "Semua SKPD harus membantu para korban banjir dengan menyediakan makanan dan pelayanan kesehatan," katanya saat meninjau lokasi penampungan banjir di Gedung Juang Rangkasbitung.
Mulyadi juga mengatakan, banjir kali ini lebih besar dibanding awal tahun lalu. Dia meminta warga agar waspada jika hujan berlangsung lama karena wilayah Kabupaten Lebak merupakan langganan banjir tahunan.
Berdasarkan keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, banjir melanda Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, Kalanganyar, Cileles, Cimarga, Leuwidamar, Wanasalam, Banjarsasri, dan Cijaku. "Dari sembilan kecamatan itu diperkirakan 3.000 sampai 4.000 rumah terendam banjir," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak Muklis.
Sementara itu, di Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, seorang warga dilaporkan tewas tertimbun longsoran tanah setinggi 20 meter saat hujan hujan deras melanda wilayah tersebut.
"Warga yang meninggal dunia itu diketahui bernama Anam bin Aman (47), yang sehari-hari bekerja sebagai penggembala kerbau," kata Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Kecamatan Lebak Gedong Saeful.

Tujuh kecamatan di Lamongan, Jawa Timur, juga dilanda banjir dahsyat akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo. Pemkab Lamongan mengumumkan siaga satu di tujuh kecamatan yang dilintasi sungai terpanjang di Jawa itu. Ketujuh kecamatan itu masing-masing Babat, Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Karangbinangun, dan Glagah. (Bayu/Antara/Yon Parjiyono).
---------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar