Selasa, 20 Juli 2010

Lima Tahun, Pengoplos Elpiji Raup Rp 10 Miliar


Liputan6.com, Jakarta: Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat menggerebek tempat pengurangan isi tabung elpiji di kawasan Petukangan, Jakarta Selatan, Senin (19/7). Dari tangan para tersangka, polisi menyita 59 tabung gas yang isinya sudah dikurangi. Pelaku sudah beroperasi lima tahun lalu dan meraup untung hingga Rp 10 miliar.

Kasus ini terungkap setelah sebelumnya polisi menangkap salah satu agen di kawasan Palmerah, Jakbar. Modus yang digunakan untuk mengurangi gas merupakan modus lama. Tabung gas yang terisi penuh dari Pertamina disuntik dengan alat yang sudah dimodifikasi lalu gas dipindahkan ke tabung kosong.

Polisi menangkap sebanyak 15 tersangka dari tempat ini. Selain itu disita puluhan tabung gas, segel palsu, dan alat-alat yang digunakan memindahkan gas. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati ketika membeli gas dan jika terjadi keganjilan dalam tabung gas segera melaporkan ke kantor polisi terdekat.(JUM)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Lima Tahun, Pengoplos Elpiji Raup Rp 10 Miliar

Istana Bantah Tolak Korban Ledakan Gas Elpiji Datang ke Istana


Jakarta - Istana Kepresidenan membantah telah menolak korban ledakan gas elpiji 3 kg untuk datang ke Istana. Tidak bertemunya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ridho Januar alias Ido (4) cuma karena alasan teknis.

“Sama sekali tidak menolak, saya kira ada mis persepsi, mis komunikasi disini. Saya sendiri yang langsung berbicara dan saya juga mengontak Pertamina memberitahukan bahwa ada korban dari Jawa Timur dan sekarang ada di Istana Negara,” kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (20/7/2010).

Julian menjelaskan, saat mendengar ada korban ledakan elpiji datang ke Istana, Julian lalu minta kepada Rumah Tangga Keperesidenan untuk menyediakan kendaraan khusus membawa korban beserta ibundanya.

“Dan kami minta pihak Pertamina untuk segera menerima dengan baik mereka. Setelah sampai, Pertamina segera menerima mereka, dan diajak ke lantai 22,” cerita Julian.

“Ini sudah dikoordinasikan ke Menteri Kesehatan, jadi Ibu Menteri Kesehatan sudah mengetahui dan kemudian mungkin ada hal-hal yang berkaitan dengan tindakan medis tertentu, ya itu akan dilakukan,” tambah Julian.

Presiden, imbuh Julian, tidak keberatan kepada masyarakat mana pun yang hendak masuk di Istana. Namun menurutnya perlu ada tata cara yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

“Tidak (menolak). Tapi intinya semua ada tahapan dan prosedur, tentu saja hak semua orang untuk datang ke Istana. Apalagi mereka adalah warga negara Indonesia,” tuturnya.

Lebih lanjut, Julian mengatakan jikalau presiden selalu mengingatkan, setiap ada hal-hal yang sifatnya meminta bantuan agar ditangani dengan baik di level yang lebih dekat.

“Kalo di Jawa Timur ya mungkin Pemda setempat, atau hal-hal terkait dengan Migas yang ada disana. Sehingga tidak serta merta datang,” ucapnya. (anw/gun)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"
READ MORE - Istana Bantah Tolak Korban Ledakan Gas Elpiji Datang ke Istana