Minggu, 15 Agustus 2010

Banjir dan Tanah Longsor Kepung Ambon

AMBON - Kota Ambon dikepung banjir. Hujan deras yang mengguyur Kamis malam (12/8) mengakibatkan ratusan rumah terendam dan puluhan rumah tertimbun longsor. Jalan di beberapa daerah juga putus.

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, korban materi diyakini sangat besar. Warga juga kecewa karena pemerintah lamban bertindak dan terkesan membiarkan.

Padahal, hampir semua permukiman di dekat aliran sungai tergenang. Ratusan rumah bahkan bisa dibilang tenggelam. Di Batu Merah, misalnya, air merendam permukiman hingga menyentuh plafon rumah. Di Ponegoro dan Air Mata China, genangan setinggi 1,6 meter. Demikian pula halnya di Batu Gajah, Skip, Talake, Perigi Lima, Batu Gantung, Silale, Jalan Baru, dan Soa Bali.

Malam itu, hujan mengguyur sejak pukul 19.00 WIT hingga pukul 24.00 WIT. Air mulai meluap pukul 22.00 WIT. Sekitar 30 menit kemudian, warga mulai mengungsi ke masjid, gereja, dan sekolah.

Hingga tadi malam, warga belum berani kembali ke rumah masing-masing. Mereka takut karena hujan kembali turun. Apalagi, beredar informasi bahwa hujan akan mengguyur Kota Ambon hingga 17 Agustus.

Warga yang tinggal di perbukitan juga waswas terjadi longsor. Mereka memilih menginap di rumah kerabat atau mengungsi ke tempat yang dianggap aman.

Bukan hanya banjir, tanah longsor juga terjadi di Batu Gajah Kamis malam. Sedikitnya tiga rumah tertimbun dan tujuh rumah lain nyaris ambruk. Longsor lebih parah menimpa Keluarga Noke Lapon, Mon Muskitta, Tete de Fretes, dan Nefi Muskita.

''Kami memang berjaga-jaga malam itu. Sebab, hujan sangat deras disertai petir. Tiba-tiba, tanah berguguran menimpa rumah kami. Semua berlarian menyelamatkan diri," ujar Mon Muskitta. (fas/jpnn/c3/soe)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar