Selasa, 17 Januari 2012

Banjir di Bojonegoro dan Tuban Terus Meluas

TEMPO.CO, Bojonegoro - Banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo kian meluas. Dampaknya, sekitar 2.550 hektare sawah di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban terendam banjir.

Berdasarkan data yang dihimpung Tempo dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di dua kabupaten tersebut, Selasa, 17 Januari 2012, dari 2.550 hektare sawah yang terendam, seluas 1.710 hektare berada di delapan kecamatan di Bojonegoro. Sedangkan 840 hektare berada di dua kecamatan di kabupaten Tuban.

Kawasan yang terendam banjir akan terus meluas karena hujan terus turun di dua kabupaten tersebut, terutama di kawasan hulu sungai Bengawan Solo.

Selasa siang tadi, posisi air di permukaan Bengawan Solo di Bojonegoro menunjuk pada angka 14,55 phielschaal atau siaga dua pada pukul 11.30 WIB. Dengan demikian jika permukaan air terus naik 45 centimeter lagi atau mencapai angka 15 phielschaal, maka banjir Bojonegoro masuk pada kondisi siaga tiga atau yang tergolong kondisi kritis.

Meski hari ini masih pada kondisi siaga dua, luapan sungai Bengawan Solo sudah meluber ke perkampungan penduduk di Bojonegoro. Di antaranya di Desa Ngablak dan Ngulanan, Kecamatan Dander. Sedangkan di Kecamatan Kalitidu, banjir juga merendam pemukiman dan perwasahan di Desa Ngraho, Pilangsari, Manukan, Brenggolo, Talok, Ringinrejo dan Mojosari.

Adapun di Kecamatan Kota Bojonegoro, banjir juga sudah merendam beberapa perkampungan, seperti Jetak, Mulyoagung, Ledok Kulon, Ledok Wetan dan Banjarejo.

Selain itu, banjir Bengawan Solo di kawasan Desa Sukorejo, Kecamatan Kalitidu, hampir mendekati jalan raya Bojonegoro - Cepu. Jarak antara genangan air dengan badan jalan utama itu tinggal dua meter.

Sedangkan di Tuban, banjir sudah merendam pemukiman dan persawahan di beberapa desa di Kecamatan Rengel. Di antaranya Desa Maibit, Pakuwon, Bulurejo, Karangtinoto, Tambakrejo, Kanorrejo, Ngadirejo, Sawahan dan Desa Rengel.

Pihak BPDB Bojonegoro meminta masyarakat untuk waspada atas pergerakan banjir. Terutama masyarakat yang tinggal di kiri-kanan bantaran Bengawan Solo. Selain itu, terus bertambahnya debit air Bengawan Solo juga karena kiriman air dari Kabupaten Ngawi, Madiun dan Ponorogo yang juga sebagian kawasannya mengalami banjir.

Banjir kiriman dari beberapa kabupaten itu mengalir ke Sungai Madiun yang muaranya bertemu di Dungus, Ngawi. “Makanya permukaan air di Bengawan Solo terus naik,” kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan dan Penanganan Pengungsi BPBD Bojonegoro, Sutardjo, Selasa 17 Januari 2012.

Menurut Sutardjo, BPDB Bojonegoro sedang mempersiapkan tempat mengungsian bagi warga yang rumahnya terkena banjir. Lokasi pengungsian, akan dipusatkan dibeberapa lokasi.

Di Kota Bojonegoro, di antaranya ditempatkan di Gegung Serbaguna di Jalan KH Mas Mansyur, di Kantor Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, serta di Taman Bengawan Solo, sebelah utara Pasar Besar Kota Bojonegoro. Bahkan sejumlah warga Kecamatan Trucuk sudah mengungsi di Taman Bengawan Solo karena rumah mereka terendam banjir.
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar