Jumat, 11 Mei 2012

MASYARAKAT ADAT KOTEKA PAPUA MENOLAK KLEIM NKRI DI TANAH PAPUA

- ( Kleim Indonesia Papua Bagian Dari NKRI Semata-mata Karena PEPERA Sudah Final )

SURAT TERBUKA UNTUK HIMBAUAN UMUM
Kepada:
1. Almarhum Presiden RI ke I, Ir. Soekarno
2. Kepala pemangku Adat Tanah Jawa Sri Sultan Hameng Kubuwono X
3. Pemangku adat Tanah Sumatra
4. Pemangku Adat Tanah Borneo
5 . Pemangku Adat Tanah Sulawesi
6. Presiden RI, Dr. Bambang Yudoyono
7. LMA dan Kepalasuku di Tanah Papua
8. Masyarakat Adat Papua Melanesia dan Melayu Indonesia

Kami masyarakat Adat Pewaris dan Penghuni Tanah Leluhur Papua, menyatakan bahwa Kleim Presiden Pertama NKRI dan Pemerintahan Melayu indonesia bahwa Tanah dan Bangsa Papua adalah bagian dari NKRI secara hukum Alam dan Adat Papua tidak dibenarkan dan kedudukan indonesia di Papua tidak sah dan benar.
Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat adat dan pemerintah Republik Indonesia degan penuh harga diri dan manusiawi menghargai hak apa yang menjadi milik kami, antara lain mendirikan suatu negara yang berdiri diatas tanahnya sendiri dan tidak digabungkan dengan suku bangsa Melayu di tanah lain dari tanah lain.
Kami menghimbau kepada bangsa Melayu Indonesia bahwa, biarkanlah kami degan keadaan kami sebagaimana telah ada sebelumnya dan sekarang jagan lagi mengatasnamakan Negara Kesatuan Republik Indonesia merampas, menindas, melecehkan hak dan kehidupan kami sebagai makluk manusia yang layak hidup seperti bangsa dan masyarakat adat lain di kepulauan melayu Indonesia.
Kami menghimbau masyarakat melayu tidak lagi merajalelah degan sembarangan diatas tanah adat kami degan memakai berbagai trik dan politik yang dikemas dalam PEMBAGUNAN karena hanya untuk merusak dan mengambil kekayaan yang terkandung dalam tanah kami, tetapi biarkanlah kami hidup di masing-masing tempat diman asal mula kita agar dunia ini penuh kedamainan.
Kami sebagai manusia yang memiliki akal pikiran dan budi pekerti serta berbudaya yang tinggi dan luhur, hidup saling menghargai bukan dalam konteks kesatuan negara NKRI tetapi di masing-masing tempat sesuai menurut suku bangsa kita masing-masing, dan juga tidak tergabung dan lalu-lalang seperti hewan liar yang mencari nafka tanpa memikirkan batas-batas wilayah, daerah pencarian dan tidak saling meguasai, merampas, membunuh, menindas sesama manusia yang lain.
kami sebagai manusia tidak inggin dibuat seperti binatang, biarkanlah kami degan bangsa yang ada sisa ini untuk bangkit dan menentukan masa depan sendiri degan mendirikan suatu negara tersendiri sebagaimana layaknya bangsa melayu memiliki negara Indonesia, karena degan penuh kesadaran yang tinggi, kami sangat menghargai apabilah bangsa melayu degan benar-benar menyadari bahwa bangsa Papua diintegrasi degan paksaan melalui kekuatan Militer yang dikenal degan Nama TRIKORA.
kami harus jujur kepada bangsa Melayu Indonesia bahwa dalam hati kami yang sebenarnya, kemi tidak merasa bagian dari NKRI dan tidak berintegrasi melainkan diitegrasi degan menggunakan kekuatan militer, jagan karena ketakutan unsur ekonomi dan NKRInya, bangsa melayu mempertahankan mati-matian degan mengakatan NKRI harga mati, itu benar bagi bangsa Melayu karena bangsa melayulah yang memiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang mana dibentuk dari semua gabungan pulau-pulau milik bangsa Melayu di Asia tenggara. Tetapi bukan untuk bangsa Papua melanesia yang jauh sekali di kepulauan pasifik. kami masyarakat Adat menilai ini bentuk perampasan, tanah wilayat masyarakat adat yang memiliki entintas suku bangsa yang berbeda.
Bentuk -bentuk ini merupakan bagian dari rentetan PENJAJAHAN maka kami tetap mengakakan kedudukan Negara indonesia di tanah Papua merupakan bentuk perampasan berdasarkan ambisi keserahkaan yang dikemas degan politik, maka bentuk dan praktek ini merupakan PENJAJAHAN MODEL MUTAKHIR/NEO-KOLONIALISME sebagai pelanggaran dan Dosa besar untuk bangsa melayu terhadap bangsa Melanesia di tanahnya sendiri.
Perlu kita manusia sebagai makluk berbudaya luhur tahu dan sadar bahwa segala sesuatu yang dimulai degan cara yang tidak jujur, tidak benar akan dan tetap hancur apapun kekuatanya, bagaimanapun caranya jika kebenaran ditutup tetap akan membela dirinya sendiri degan cara dan gayanya sendiri bahkan manusia sendiri tidak dapat dibendung.
Kami masyaraka pewaris dan penghuni tanah Papua dari Sorong sampai Samarai menghimbau kepada bangsa melayu Indonesia yang menduduki pulau New Guinea secara hukum adat suda tidak benar karena permulaan masuknya degan cara-cara tidak sopan kepada penghuni pulau New Guinea bahkan mencuri dan merampok sebagaian dari kami dan dibawa pergi dan dipenjarahkan, maka dalam kesempatan ini kami sebagian dari Penghuni dan pewaris tanah ini menghimbau untuk segerah pulang dari tempat dimana anda disembunyikan bahkan keluar dari setiap kurungan dan penjara dimana anda dikurung dan dibawa pergi.
Kami juga menghimbau kepada setiap anak bangsa Papua yang ingin menjadi dan paksakan diri menjadi bagian dari NKRI dan mebelah dan degan membunuh saudaranya adalah tidakan menyerahkan hak wasisan hanya karena kebutuhan sesaat secara hukum Alam dan Adat Papua tidak dapat dibenarkan dan ditolerir karena hukum adat dan alam akan membelah dirinya degan cara tersendiri baik kepada pribadinya sampai kepada keluarganya dimana lingkungan dia berada.
Semua upaya dan bentuk integrasi degan cara menteror, membunuh dan degan cara politik secara hukum Alam dan Adat tidak benar maka kami menolak semua bentuk kemasan apapun adalah TIPU MUSLIHAT maka kami menolak keluar dari tanah Papua.

Atas Perhatian Kami Ucapkan Banyak Terima Kasih.
Dikeluarkan di : Sekretariat Dewan Allah, Alam dan Adat Tanah Leluhur Papua

Etarugwe Munni
Sekretaris General Dewan A3



------------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat

2 komentar:

  1. Salam sdr2ku di Papua.
    Kami sangat apresiasi dan mendukung upaya sdr-sdrku ini, tapi perlu diluruskan bahwa bukan orang Melayu yg menjajah tanah sdr-sdrku. Orang-orang Melayu umumnya sopan santun dan tidak suka melakukan ekpansi penjajahan. Orang Melayu pd umumnya dr sebahagian kecil Sumatera (Riau dan Jambi) serta semenanjung Malaysia.
    Mungkin yang sdr-sdrku maksud adalah orang Jawa. Mereka tdk hanya menjajah Papua bahkan Aceh diujung Sumatera sana, sesuai dgn instruksi dr nenek moyang mereka Patih Gajah Mada bahwa seluruh nusantara dr Sabang sampai Merauke tunduk dibawah kekuasaan orang Jawa.
    Demikian koreksi kami orang Melayu yang kini dan sampai entah kapan..... masih dijajah oleh orang-orang JAWA....!

    BalasHapus
  2. Dapat digaris bawahi bahwa; jangan ada lagi saling menginfasi atas nama apapun. mereka (MADAT) pemilik dan ahli waris atas wilayah ini.
    kami generasi muda patut dan wajib melanjutkan stafetnya.

    tulisan ini bukan dimaksud untuk berbicara rasisme, namun ini sebagai peringatkan kepada kita semua jika bangsa lain ada dalam regulasi tersebut agar segera sadar.

    salam anak negeri.
    salam berbudaya dan beradat.

    BalasHapus