Sabtu, 24 Juli 2010

Atap Rumah Jebol; Aneh, Tak Ada Api Elpiji Kok Meledak


CILACAP, KOMPAS.om - Ledakan tabung elpiji tiga kilogram kembali terjadi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Jumat (23/7/2010) malam, mengakibatkan atap dapur rumah Laman Martowigeno (71) jebol, padahal tidak ada kegiatan memasak di dapur rumah itu .

"Tabung itu tadi malam, sekitar pukul 22.00 WIB, tiba-tiba meledak tapi tidak menimbulkan korban," kata Laman Martowigeno saat ditemui di rumahnya di RT 03/03, Desa Glempang, Kecamatan Maos, Sabtu (24/7/2010).

Laman Martowigeno mengaku heran karena saat ledakan itu terjadi, tidak ada aktivitas di dapur. Bahkan sebelumnya, kata dia, tak ada api yang menyala di dapurnya.

Menurut dia, aktivitas memasak di dapur terakhir dilakukannya pada Jumat pagi, sekitar pukul 09.00 WIB.

"Tabung elpiji baru diganti pada Kamis (22/7/2010) sore, tapi baru digunakan Jumat (23/7/2010) pagi. Itu juga hanya sampai pukul 09.00 WIB karena setelah selesai hingga terjadinya ledakan, kami tidak memasak lagi," katanya.
Mengenai penggantian tabung tersebut, dia mengatakan, hal itu dilakukan oleh pemilik warung langganannya.

"Seperti biasanya, setiap tabung elpiji habis, saya pun membeli dari warung (pangkalan,) dan dipasangkan oleh pemilik warung itu," katanya. Menurut dia, tabung elpiji berikut kompornya telah dibawa polisi untuk diperiksa di Markas Kepolisian Sektor Maos.

Selain itu, kata dia, petugas dari Pertamina juga telah datang pascakejadian tersebut. Pascakejadian ini, dia mengaku takut untuk kembali menggunakan elpiji tiga kilogram sehingga akan memakai tungku kayu bakar.

Anak Martowigeno, Retno Darmatun (30) mengatakan, pascaledakan ini terpaksa kembali menggunakan tungku kayu bakar untuk memasak.

"Saat kejadian, bapak sedang di luar rumah sedangkan saya bersama ibu sedang menonton televisi, ledakan tersebut sangat keras dan mengguncang rumah. Bahkan menurut tetangga, ledakan yang disertai guncangan tersebut akibat robohnya menara telepon seluler yang ada di belakang rumah ini," katanya.

Dia juga mengaku heran karena posisi tabung elpiji beserta kompornya tidak bergeser pascaledakan, sedangkan atap dapur yang jebol bukan di atas tabung atau kompor melainkan di atas tungku yang berjarak sekitar tiga meter dari tabung.
"Padahal tungkunya tidak menyala karena baru dibersihkan oleh bapak pada hari Kamis," katanya.

Sementara warga yang rumahnya sekitar 500 meter dari lokasi kejadian, Teguh (32) mengatakan, ledakan tersebut terdengar keras di rumahnya.

"Semula saya mengira ada kecelakaan lalu lintas sehingga terjadi benturan keras," katanya.

Warga lainnya, Sartam Kiyamto (58) mengaku semakin takut menggunakan elpiji tiga kilogram pascakejadian yang menimpa tetangganya ini. "Saya memang telah beralih ke elpiji 12 kilogram sejak awal bulan lalu karena pernah mengalami kebocoran saat masih gunakan yang tiga kilogram. Tapi sejak kejadian ini, saya semakin takut," katanya.

Seperti yang diwartakan sebelumnya, sebuah ledakan elpiji tiga kilogram terjadi di RT 04 RW 10 Kelurahan Sidakaya, Kecamatan Cilacap Selatan, pada Rabu (21/7) dengan korban seorang penjual jamu keliling asal Solo bernama Sri Winih (24) yang mengalami luka bakar.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar