Sabtu, 04 Februari 2012

Banjir Genangi Jalur Kereta Api di Pasuruan

PASURUAN, KOMPAS.com — Banjir kiriman melanda puluhan desa di 8 kecamatan setelah sehari hujan mengguyur wilayah pegunungan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Banjir terjadi setelah sejumlah sungai tidak mampu menampung derasnya debit air. Tak hanya itu, banjir juga menggenangi arus lalu lintas di jalur pantura dan jalur rel kereta api, Jumat (3/2/2012).

Puluhan desa yang dilanda banjir itu tersebar di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Bugul Kidul, Beji, Bangil, Pandaan, Rembang, Winongan, Rejoso, dan Grati. Kecamatan terparah di Kecamatan Bangil karena tercatat delapan desa yang rumahnya terendam genangan air. Ketinggian air mulai 50 sentimeter hingga 1 meter.

"Kemungkinan air akan terus naik, karena hujan di wilayah pegunungan juga masih deras. Untuk itu petugas masih mengumpulkan data-data desa yang dilanda banjir," ujar Yudha Triwidya Sasongko, Ketua BPBD Kabupaten Pasuruan.

Penyebab meluasnya banjir kiriman akibat beberapa sungai tak mampu menampung derasnya aliran air dari wilayah pegunungan. Di antaranya Sungai Kedung Larangan, Sungai Rejoso, dan Sungai Blandongan.

"Air meluber hingga ke jalan raya dan perkampungan. Dan, ini paling terparah selama musim penghujan," ujar Munawar, warga Blandongan, Bugul Kidul.

Selain puluhan desa, genangan air juga merendam arus lalu lintas di jalur pantura, tepatnya di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, dan Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan. Arus lalu lintas dari Pasuruan menuju Probolinggo-Banyuwangi atau sebaliknya merambat hingga 4 kilometer.

Sementara jalur kereta api yang terendam air setinggi 20 sentimeter di Km 1 Stasiun Kota Pasuruan. "Semoga saja kereta api Mutiara Timur tak terganggu karena air yang biasa menggenangi jembatan ini cepat surut," ujar Marhadi, Kabag Pengawas Rel Stasiun Kota Pasuruan.
--------------------------------
OPERASI SANDI "AWAS!"
Pemangku Alam dan Adat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar