Jumat, 13 Agustus 2010

Kebakaran di Rusia Ancam Fasilitas Nuklir


MOSKOW - Warga kota Moskow bisa bernapas lebih lega. Kemarin (12/8), kabut asap akibat kebakaran hutan di sekitar ibu kota mulai reda. Namun, kebakaran hutan Nizhny Novgorod di dekat kota Sarov semakin menjadi-jadi. Karena itu, pemerintah mengerahkan sejumlah besar personel pemadam kebakaran ke sana.

Selain pasukan pemadam kebakaran, pemerintahan Presiden Dmitry Medvedev mengirimkan kereta api yang dirancang khusus untuk menjinakkan api. Diharapkan, kereta api khusus itu bisa berfungsi maksimal. Upaya pemadaman dan pencegahan meluasnya api di Sarov menjadi prioritas pemerintah karena di sana terdapat fasilitas penelitian nuklir utama Rusia. Bahkan, sejak era Uni Soviet, tidak seorang turis asing pun boleh bertandang ke Sarov.

"Meski upaya pemadaman masih berlangsung, saya sudah bisa mengumumkan pencabutan status darurat di tiga di antara tujuh wilayah yang terdampak," kata pemimpin 44 tahun tersebut seperti dilansir Agence France-Presse. Tiga kawasan yang sudah bebas dari status darurat adalah Vladimir, Voronezh, dan Marii El. Sedangkan empat wilayah lain yang masih berada dalam status darurat adalah Mordovia, Moskow, Nizhny Novgorod, dan Ryazan.

Dalam kesempatan itu, Medvedev juga menyatakan prihatin atas terenggutnya lebih dari 50 nyawa dalam kebakaran hutan terparah di Rusia tersebut. Apalagi, suhu panas ekstrem di Moskow dan sekitarnya juga belum menunjukkan tanda-tanda akan turun. "Kita terjebak dalam situasi yang sangat rumit saat ini. Secara keseluruhan, seperempat area pertanian terbakar habis. Padahal, lahan yang tersisa mengalami gagal panen," katanya saat berkunjung ke kota Taganrog di wilayah selatan Rusia.

Selain mengancam persediaan pangan warga, api yang membakar hutan Rusia itu menyalakan alarm bahaya di wilayah sekitar kota Chernobyl. Sebab, pascaradiasi nuklir 1986 lalu, sejumlah besar partikel berbahaya masih tertinggal di kawasan tersebut. Sifat partikel berbahaya yang gampang terbakar itu membuat warga panik. Mereka takut api dan hawa panas yang menyelimuti Rusia sejak akhir Juli menyulut ledakan atau bencana nuklir baru di kota yang terletak di perbatasan Belarus tersebut.

Tapi, Medvedev mengimbau warga agar tetap tenang. Meski api mulai menjilat hutan di perbatasan Ukraina yang hanya berjarak sekitar 60 kilometer dari Chernobyl, dia yakin pasukan pemadam kebakaran akan bisa mengatasinya. Apalagi sistem penahan api yang dibangun di sekitar wilayah itu cukup kukuh. Hingga kemarin, menurut Associated Press, tidak kurang dari 3.470 personel pemadam kebakaran terlibat dalam upaya pemadaman di seantero Rusia. Terutama di Sarov dan Chernobyl.

"Dua pesawat dan dua helikopter terus mengitari Sarov sepanjang hari ini. Pemantauan titik api secara konsisten dilakukan dari udara," kata Mikhail Turkov, jubir kementerian situasi darurat wilayah Volga. Hingga kemarin, belum ada titik api yang muncul di kota tersebut meski hutan di sekitar Sarov sudah terbakar sejak sepekan terakhir. Hanya, kata Turkov, sistem penahan api yang terbuat dari karung-karung berisi dedaunan basah mulai ikut terbakar. (hep/c3/dos)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar