Senin, 13 September 2010

Pulau Enggano Krisis Air Bersih

Bengkulu (ANTARA News) - Seluruh desa di wilayah Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, sudah puluhan tahun dilanda krisis air bersih, dan hanya mengandalkan rembesan air laut sebagai sumber kehidupan.

Tetua Suku di pulau Enggano Rafli Zen, Senin, mengatakan, daerah tersebut mengalami krisis air bersih sejak tidak berfungsinya perusahan daerah air minum (PDAM) setempat puluhan tahun lalu.

Desa tersebut yakni, Desa Banjar Sari, Meok, Malakoni, Apoho, Kahyapu dan Desa Kaana.

"Sejak itu pula masyarakat menggunakan air sebagai sumber kehidupan hanya air sumur dari rembesan air laut," katanya.

Air yang dihasilkan sumur tersebut tidak layak dikatakan sebagai air sumur karena galian sumur hanya kedalaman 1,5 meter telah mendapat air, sementara kualitas air tersebut meragukan untuk kesehatan, ujarnya.

Hal senada disampaikan Suyitno Kepala Desa Kaana Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, ia menyayangkan sarana air bersih di daerah itu mubazir sejak puluhan tahun sehingga sekarang dalam kondisi rusak dan sebagian hilang.

Ia mengatakan, sumber air bersih di pulau yang berpenduduk 2.700 jiwa itu terdapat di dua desa, yakni Desa Meok dan Desa Kaana, keduanya bersumber dari mata air perbukitan.

Mata air tersebut saat ini difungsikan masyarakat setempat sebagai sumber irigasi buatan hingga dapat mengaliri area persawahan puluhan hektare.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bengkulu Utara, Buyung Satria, saat dihubungi melalui telepon, di Bengkulu membenarkan kondisi masyarakat di pulau tersebut memerlukan air bersih PDAM.

"Kondisi itu betul adanya apa yang disampaikan masyarakat setempat, kita dalam kunjungan kerja unsur Muspida Kabupaten Bengkulu Utara tiga bulan lalu, telah melihat langsung kondisi masyarakat yang bergantung pada hasil pertanian dan kekayaan laut itu," kata Buyung Satria.

Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara telah mengagendakan beberapa hal yang harus diprioritaskan untuk kesejahteraan masyarakat setempat, ujarnya.(*) ANT/M027

--------------------------
" Alam dan Adat Bicara "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar