Senin, 09 Januari 2012

BENCANA ALAM DI KULONPROGO 160 TITIK ; Kerugian Capai Rp 1,1 Miliar

WATES (KR) - Bencana alam tanah longsor, banjir, maupun angin ribut yang terjadi di Kabupaten Kulonprogo selama awal Januari 2012 terdapat di 160 titik yang tersebar di 6 kecamatan. Kerugian sementara yang berhasil dilaporkan masyarakat mencapai Rp 1,1 miliar lebih. Dan hingga saat ini pendistribusian bantuan baru sebatas logistik. Sementara bantuan yang berupa uang belum dapat diberikan menunggu bantuan dari APBD, APBD provinsi, maupun pusat.

Hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Drs Untung Waluya kepada wartawan, Jumat (6/1).
“Enam kecamatan yang merupakan titik bencana masing-masing Girimulyo 22 titik, Kalibawang 14 titik, Kokap 30, Pengasih 6, Samigaluh 80, dan Sentolo 8 titik,” katanya.
Bencana alam tersebut, kata Untung, mengakibatkan 6 rumah, musala maupun 3 sekolah roboh, sawah terendam air, jalan tertutup longsor dan adapula yang terputus. Di samping itu ternak kambing dan sapi sebanyak 12 ekor hilang, serta kerugian lainnya.
“BPBD bersama dinas terkait terus melakukan verifikasi terhadap lokasi bencana. Ada 4 personel dari tim verifikasi yakni dari BPBD, Bagian Pembangunan Setda, DPU, dan Bappeda yang melakukan validitas data yang ada, sehingga nantinya akan terekab angka riil kerugian. Karena laporan kerugian yang diterima selama ini baru dari masyarakat, dan pemkab langsung melakukan pendataan ulang. Dari hasil verifikasi ini nantinya akan dipakai untuk memetakan masalah agar solusinya dapat segera dilakukan dengan tepat,” ujar Untung.

Sembari menunggu dana dari pemerintah, imbuh Untung, pihak BPBD juga telah melakukan pendekatan dengan berbagai kalangan untuk membantu para korban bencana alam tersebut.
“Dari sekian yang kami hubungi, baru Pertamina yang berempati dan sudah melakukan peninjauan. Namun terkait bantuan dari Pertamina, kami hingga saat ini masih menunggu hasilnya. Selama menunggu kami juga akan mengajukan proposal ke pusat,”tuturnya.
Selain verifikasi, pihaknya juga sudah mengirim alat berat berupa backhoe ke lokasi bencana terutama di Nyemani. Selain alat berat, juga dipinjamkan 10 angkong untuk kegiatan kerja bakti di lokasi bencana.
“Sementara ini, penanganan prioritas penanggulangan bencana yang mendesak dilakukan adalah kerja sama dengan instansi terkait yakni penanganan orang-orang yang sakit. Kami minta agar Dinkes mengecek para korban bencana ini yang berobat di puskesmas-puskesmas di lokasi bencana. Demikian pula terhadap rumah-rumah yang roboh, masih menunggu langkah selanjutnya apakah oleh Dinsosnakertrans akan dimintakan Bahan Bangunan Rumah (BBR) atau menggunakan bantuan tak terduga,” kata Untung. (Wid).

------------------------------
" Alam dan Adat Bicara "


Tidak ada komentar:

Posting Komentar