Jumat, 23 Juli 2010

Polandia Perangi Nyamuk dengan Kelelawar


WARSAWA, KOMPAS.com - Sebuah desa di Polandia memberantas nyamuk bukan dengan pestisida tetapi dengan kelawar. Populasi nyamuk yang sedemikian banyak membuat pusing warga desa itu.

Maka, pihak berwenang desa Lelow di Polandia selatan lalu membagikan 50 "kotak kelelawar" yang terbuat dari kayu kepada penduduk. Kotak kelelawar itu berfungsi untuk menarik hewan pemangsa serangga tersebut.

Kepala Desa Lelow, Jerzy Szydlowski, mengatakan, "Spesies kelelawar kecil dapat tidur di dalam kotak itu dan pada saat yang sama memakan nyamuk. Satu kelelawar kecil mampu melahap sebanyak 2.000 nyamuk per hari."

Populasi nyamuk di banyak daerah Polandia membengkak setelah banjir besar melanda negeri itu yang memporakporandakan Polandia Mei dan Juni lalu. Szydlowski, yang juga pencinta alam, berharap metode ekologis tersebut dapat mengendalikan serangga sehingga memungkinkan warga desa itu terhindar dari penggunaan produk kimia untuk memerangi nyamuk.

"Kotak kelelawar" yang terbuat dari kayu dibuat sesuai saran para ahli kelelawar, yang mengatakan diperlukan waktu sekitar satu tahun bagi penduduk untuk dapat merasakan manfaat kotak itu.

Szydlowski berharap proyek tersebut akan membantu melestarikan populasi kelelawar Polandia, yang merosot akibat menyusutnya habitat alamiah hewan malam itu.

Kelelawar, satu-satunya hewan mamalia yang dapat terbang, merupakan spesies yang dilindungi di Eropa. Kelelawar berasal dari ordo Chiroptera dengan kedua kaki depan yang berkembang menjadi sayap. Kelelawar merupakan makhluk yang sangat menarik. Yang paling hebat dari kemampuannya adalah kemampuannya yang luar biasa dalam penentuan arah.

Di dalam otak kelelawar, terdapat dua jenis neuron (sel saraf) yang mengendalikan sistem sonar. Satu di antaranya mengindera suara ultrasonik (suara di luar jangkauan pendengaran manusia) yang terpantul dan yang lain memerintahkan otot untuk menghasilkan jeritan yang membuat gema penentuan tempat.

Kedua neuron itu bekerja dalam suatu kesesuaian sempurna sehingga penyimpangan amat kecil sekalipun di dalam sinyal yang terpantul akan memperingatkan sinyal berikutnya dan menghasilkan frekuensi jeritan senada dengan frekuensi gema. Karena itu, nada suara ultrasonik kelelawar berubah menurut lingkungannya demi efisiensi sebesar-besarnya.

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar