Rabu, 18 Agustus 2010

Kondisi Satwa KBS Makin Memprihatinkan

SURABAYA - Kematian terus menghantui satwa-satwa di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Kemarin dua satwa lagi mati. Yakni, kera ungko betina dan anak babi rusa.

Kabar kematian dua satwa itu diungkapkan sumber Jawa Pos di lingkungan KBS. ''Pagi ini (kemarin pagi, Red) ungko dan babi rusa mati. Dua satwa tersebut tergolong hewan yang dilindungi,'' ujar salah seorang karyawan KBS yang tak mau namanya dikorankan.

Dia lantas menunjukkan foto ungko dan anak babi rusa yang mati itu. Foto tersebut diambil dengan kamera handphone. Dia menceritakan, kondisi kesehatan dua satwa itu memang kritis sejak beberapa pekan lalu. Keduanya dirawat di ruang karantina KBS. ''Khusus babi rusa, mayatnya sudah dimusnahkan dengan cara dibakar,'' katanya.

Namun, kematian dua satwa tersebut terkesan ditutup-tutupi pengelola KBS. Saat dikonfirmasi, Agus Supangat, staf humas KBS menyatakan belum mendapat laporan tentang kematian dua satwa itu. Menurut dia, hanya satu kera ungko yang mati kemarin sekitar pukul 05.00. Ungko tersebut berusia 15 tahun.

Sebelum mati, kata dia, ungko itu dirawat dua hari di ruang karantina. Dia mengungkapkan tidak tahu-menahu tentang penyebab kematian ungko tersebut. Dia mengakui bahwa satu babi rusa sakit dan saat ini masih dirawat. ''Setahu saya, babi rusa itu belum mati,'' ujarnya.

Namun, Agus tidak bisa menunjukkan babi rusa tersebut kepada wartawan. Dia meminta wartawan mengonfirmasikan masalah tersebut kepada dokter hewan KBS dr Liang Kaspe.

Liang juga menolak memberikan keterangan. Dia justru melimpahkan kembali masalah itu ke bagian humas. Meski demikian, dia mengakui kematian dua satwa tersebut. Sejak kasus kematian satwa itu mencuat, Liang mendadak pelit informasi. Dia hampir tidak pernah menjelaskan secara detail penyebab kematian beruntun satwa di KBS.

Kematian kera ungko tersebut mengurangi populasi hewan yang bernama latin Hylobates agilis itu. Saat ini tinggal sembilan kera ungko yang bertahan di KBS. Yakni, empat kera jantan, tiga kera betina, dan dua kera lainnya yang jenis kelaminnya belum diketahui karena masih kecil. Dengan adanya kematian kera ungko dan babi rusa tersebut, dalam sepekan ini KBS kehilangan lima satwanya. Tiga satwa yang lebih dulu mati adalah singa afrika, kanguru, dan harimau sumatera betina.

Berdasar informasi yang didapat Jawa Pos, angka kematian satwa KBS bakal terus bertambah. Sebab, masih ada beberapa satwa lain yang kondisinya kritis. Mereka kini dirawat di ruang karantina hewan KBS. Secara keseluruhan, ada sekitar 50 satwa yang masuk ruang karantina. Satwa tersebut terdiri atas beberapa spesies. Namun, tidak semua dikarantina karena sakit. Satwa yang belum bisa menyatu dengan habitatnya di KBS juga masuk karantina lebih dulu.

Hewan yang sakit dan berada di karantina itu, antara lain, tiga babi rusa (satu bayi, dua dewasa), satu bison amerika (sakit karena tidak punya pasangan), satu singa afrika (gangguan fungsi saraf), dan enam jerapah (stres karena tidak memiliki pasangan).

Kendati jumlah hewan di KBS dalam sepekan ini terus berkurang, pengelola KBS menganggap hal itu wajar. Mereka menyatakan bahwa di antara koleksi sekitar 4.200 hewan, 300 hewan mati dalam setahun.

Sementara itu, sejumlah sekelompok masyarakat kemarin mengadakan aksi di depan KBS. Mereka berasal dari Surabaya Heritage dan kelompok Taufik Monyong. Mereka menyerukan penyelamatan hewan-hewan KBS. Pemkot juga didesak turun tangan untuk mengatasi persoalan tersebut. Sebab, KBS bukan sekadar aset bagi Surabaya. KBS juga menjadi aset bagi Jatim, Indonesia, bahkan dunia.

"Kami tidak mau terjebak dalam urusan konflik mereka (pengurus KBS, Red). Bagi kami, publik harus diyakinkan bahwa kesehatan satwa di KBS terjamin," papar Chairman Surabaya Heritage Freddy Istanto.

Menurut dia, kelangsungan KBS tetap harus terjaga. Sebab, kebun binatang itu termasuk warisan sejarah Surabaya. ''Ingat, tempat rekreasi tersebut bukan dibangun kemarin sore,'' ujar dosen Universitas Ciputra (UC) tersebut.

Dalam aksi kemarin, mereka juga masuk dan berdiskusi dengan beberapa pegawai KBS. ''Dari sini, kami akan bergerak untuk mendatangi teman-teman anggota dewan, wali kota, dan gubernur. Kami akan desak mereka untuk bersikap secara konkret tentang KBS,'' papar Taufik. (fim/gun/c12/oni)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar