Rabu, 18 Agustus 2010

Korban Banjir 20 Juta Orang


Islamabad, Minggu - Korban banjir Pakistan yang terjadi sejak 30 Juli dan terburuk selama 80 tahun terakhir telah mencapai 20 juta orang. Setelah kehilangan anggota keluarga, harta benda, dan krisis bantuan, para korban pun mulai terjangkit penyakit. Sungguh bencana kemanusiaan terburuk saat ini.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon ke Pakistan, Minggu (15/8). Selain melihat kondisi korban bencana dari dekat, dari lokasi bencana Ban mendesak dunia internasional membantu Pakistan memulihkan kembali para korban dan wilayah yang hancur akibat banjir terburuk sejak banjir bandang tahun 1929 itu.

Ban terkejut begitu mengetahui bahwa warga yang terkena dampak banjir telah mencapai 20 juta orang, padahal laporan PBB sebelumnya menyebutkan korban hanya berkisar 14-15 juta orang.

Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani dalam pidato HUT kemerdekaan ke-63 Pakistan, Sabtu lalu, menyebutkan, ada 20 juta warga terkena banjir dan 1.600 orang tewas.

Juga sedang diverifikasi lebih lanjut soal jumlah warga yang benar-benar tidak lagi memiliki tempat tinggal, kehilangan lahan pertanian, dan sumber mata pencarian. Pemerintah juga sedang mendata ulang daerah atau wilayah yang tersapu banjir, daerah yang masih terendam, dan bantuan apa yang tepat untuk para korban.

”Hujan amat lebat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan banjir bandang menyebabkan 20 juta warga kehilangan tempat tinggal serta menyebabkan ribuan hektar lahan pertanian, jembatan, jalan, dan jaringan komunikasi rusak. Kerugian mencapai jutaan dollar AS,” katanya.

Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak dunia membantu 20 juta warga Pakistan yang kini dalam kondisi prihatin. Ia ke Pakistan untuk melihat dari dekat daerah bencana.

Pakistan memerlukan dana 460 juta dollar AS untuk pemulihan. Sekjen PBB mengingatkan, dana diperlukan dalam jangka panjang untuk memulihkan kembali permukiman warga, bidang usaha, lahan pertanian, dan infrastruktur yang telah hancur.

Ban tiba dengan pesawat jet milik Angkatan Udara Pakistan di Pangkalan Udara Chaklala. Ia mengaku akan mengadakan pertemuan dengan Gilani dan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari serta mengunjungi daerah bencana.

Terserang kolera

Para pekerja atau aktivis kemanusiaan terus berjuang menyelamatkan korban banjir. Tindakan diutamakan pada pencegahan penyebaran penyakit. PBB melaporkan, satu orang tewas karena kolera.

Diperkirakan ada 36.000 warga yang rentan terserang diare akibat penyebaran kolera. Wabah kolera tidak tergolong penyakit parah, tetapi bisa mematikan karena si penderita, antara lain, dibuat kekurangan cairan di butuh.

PBB menegaskan, kasus pertama kolera ditemukan di Mingora, Distrik Swat, Pakistan barat laut. Kolera bersumber dari air yang dikonsumsi. Minimnya bantuan air bersih serta buruknya sanitasi di sekitar tempat penampungan telah menyebabkan mereka rawan terhadap penyakit.

Tak rayakan kemerdekaan

Akibat banjir, Pakistan untuk pertama kali tak merayakan HUT kemerdekaan. ”Semangat warga memperingati hari kemerdekaan telah sirna akibat banjir yang menewaskan 1.600 orang di seluruh negeri,” kata Zardari.

Dia sendiri dikritik keras oleh para korban dan badan amal karena kalah cepat dibandingkan dengan organisasi yayasan berbasis agama.

Badan-badan PBB dan kelompok-kelompok bantuan menyatakan, respons internasional untuk membantu Pakistan lamban. Setelah kematian akibat banjir, saat ini sebagian pengungsi terkena penyakit, baik itu kolera maupun disentri.

Jika tidak segera ditangani, kolera bisa mewabah dan bisa menyebabkan kematian. ”Penyakit itu merupakan ancaman serius yang bisa memperparah situasi yang sudah buruk,” kata Gilani.

Kepala Badan Meteorologi Pakistan Arif Mehmood mengatakan, untuk selanjutnya tidak ada akan lagi banjir susulan. Kondisi cuaca dalam beberapa hari mendatang diperkirakan lebih baik. Meski demikian, warga disarankan agar tetap waspada menghadapi perubahan cuaca yang terkadang tidak sesuai dengan prediksi. (AP/AFP/REUTERS/CAL)

------------------------
" Alam dan Adat Bicara"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar